🪴16🪴

28 4 0
                                    

Kamis malam sama dengan malam Jum'at.

Seharusnya Ochako memerah sempurna saat dia tersentak dari tidur ayam karena seseorang memutuskan mengalungkan lengan di sekitar wilayah pinggangnya. Oh, pria itu nyaris pecah di telur atau minimal babak belur kalau saja gadis itu langsung hajar tanpa lihat dulu.

Kalau saja dia bukan Katsuki bin Masaru Bakugo yang sedang menggigil.

"Hey, hey, kau kenapa?"

".. Chaaa..."

Katsuki orang kuat. Seorang pahlawan. Atau calon pahlawan, sekiranya, namun Ochako sedikit banyak penasaran apakah gerangan yang membuat peledak berjalan yang terkenal gahar se pinggiran Shizuoka ini menangis bak seseorang yang habis liat penampakkan.

Apa yang membuatnya sampai begitu?

"... Si Deku, Cha.. ngeri aku ditinggal opsih asrama berdua bareng dia. Ternodai aku Cha..."

"Iya, iya, sudah, kamu aman disini..."

Ochako memang baik, ramah, perhatian.. dan wangi. Katsuki menekan pinggulnya ke kasur agar tidak ketahuan ada yang tegak tapi bukan keadilan di suatu tempat. Satu sentuhan dari gadis itu saja membuat dia bersemangat.

Pria itu membenamkan diri ke ceruk leher Uraraka. Membuat aliran semacam sengatan listrik menyebar secara nikmat ke daerah-daerah tertentu pada sang gadis. Terutama selangkangan.

"... Katsuki, ah.."

Katsuki secara reflex mengetatkan rangkulan saat Ochako secara tidak sadar memanggil namanya dengan nada manja dan sedikit desah tertahan. Yang panas makin panas, yang keras jangan ditanya, pria itu menggeram dengan suara paling rendah.

Gadisnya mengelus helaian rambut pirang itu diantara jemari berpads. "Nah kan, kubilang juga apa.. kau masih normal! Mendingan?"

Katsuki berkedip, nafsu masih berkabut di manik zambrud itu tapi tidak setebal barusan.

"Sialan."

"Hehehe..."

"Berani macam-macam, eh? Sini, kugelitik kau..."

Ochako terbahak-bahak sampai nyaris kencing di celana saat Katsuki Bakugo menggelitik tubuhnya sepuas dia.

***

Izuku dan Ochako adalah teman.

Mereka dekat, lumayan, mengingat keduanya baru saling mengenal saat masuk UA. Sejak sekolah berbasis kejuruan kepahlawanan nasional itu beralih ke dalam sistem asrama, Midoriya merasa pertemanan mereka menjadi sahabat.

Ada beberapa orang yang berkumpul dari golongan Midoriya Squard; Iida Tenya sang ketua kelas, Yaoyorozu Momo wakilnya, Todoroki Shoto orang yang bucin ke wakil ketua kelas, Tsuyu Asui sohib semua orang, Hagakure si tak terlihat, dan Yuuga Aoyama si selalu terlihat. Ochako masuk juga dalam lingkar pertemanan mereka tapi dia yang paling dekat dan ikut kemanapun Izuku pergi kecuali toilet laki-laki dan kamar.

Pagi itu mereka jogging berdua, karena semua orang masih sibuk dengan urusan domestik masing-masing.

"Hi Deku!"

Ochako muncul dengan celana pendek seperempat paha dan kaos plus ultra, tulisan menonjol ke depan karena dia perempuan. "Pagi."

Izuku tersenyum hangat menyambut gadis itu depan pintu. "Pagi juga, Uraraka-chan! Jadi kita keliling sekolah nih?"

"Oh iya pasti dong, ini kan masih pagi.  Kita akan selesai sebelum sarapan."

Keduanya melakukan perenggangan dan pemanasan. Ochako memang luar biasa, pertumbuhan pubertas gadis itu terlihat makin kentara setiap harinya. Izuku menyukai pria, ehem—Bakugo– ehem, meski begitu lekukkan kurva Ochako Uraraka dia akui lumayan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Her, Him and His Childhood FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang