2. My Baby

459 79 6
                                    

"Namanya Aurora." Ujar Asa tiba-tiba. Di telapak tangannya tergenggam secarik kertas sedikit basah yang ia dapatkan dari dalam kotak tempat bayi mungil itu berasal.

"Baru juga tuh bayi nongol, Kak Asa udah sok tau aja. Sabar atuh kak, nanti kita cari namanya sama-sama." Balas Rami dengan mata yang setia memandang wajah imut dan menggemaskan milik sang bayi.

Asa yang terlampau geram segera menempelkan selembar kertas tersebut tepat di wajah Rami.

"Kak!" Rami memekik tidak terima. Ia menarik kertas itu menyingkir dari wajah dan mulai membacanya.

Raut wajah Rami seketika berubah, ada keterkejutan yang tersirat di dalam sana.

Tulisan yang tertera benar-benar mengejutkan Rami, "Bayi gemoy kita baru umur 9 bulan, guys!"

"Ada keterangan gak kenapa dia ditinggalin disini?" Tanya Ruka memastikan.

Saat ini pikirannya sedang terpusat pada akankah lebih baik membawa Aurora ke kantor polisi atau menjaganya bersama.

Kedua pilihan tersebut mengandung konsekuensinya tersendiri.

Jika mereka memilih untuk membawa Aurora ke kantor polisi, bisa saja orangtuanya tidak akan datang dan berakhir bayi mungil tersebut berada di panti asuhan.

Sedangkan jika mereka memilih opsi kedua yakni merawatnya bersama, Ruka tidak yakin.

Ia yang pastinya akan sibuk bekerja. Juga Paritha yang melakukan dua kegiatan, kuliah dan bekerja.

Asa yang berkuliah.

Serta Ahyeon, Rami dan Canny yang sibuk bersekolah, Ruka menjadi ragu untuk memilih opsi terakhir.

"Gak punya biaya buat besarin Aurora." Jawab Rami setelah membaca keseluruhan isi pesan.

Ruka berusaha menjernihkan pikirannya terlebih dahulu. Ia tidak ingin mengambil keputusan gegabah yang akhirnya nanti malah menyulitkan orang ramai.

"Bayi Aurora anteng banget kalau sama Kak Riri." Ingin sekali rasanya Rami menggigiti pipi tembem tersebut, "Kita yang ngerawat nih? Atau kita anterin ke kantor polisi?"

Tampak ada keraguan yang hadir di wajah tiap insan yang ada disana.

"Jangan ya Kak Ri. Biarin bayinya disini aja, jadi aku punya temen main disini." Bujuk Canny memakai puppy eyes andalannya.

Paritha tidak kunjung menjawab, ia membutuhkan kesepakatan dari Ruka sebagai tertua.

Ruka yang merasa menjadi pusat perhatian mulai menegakkan kepalanya, "Apa gak sebaiknya kita buat laporan ke kantor polisi aja?"

"Untuk apa? Kan Si Roro udah dibuang sama emaknya." Seru Rami memberi pendapat.

Tunggu sebentar.

Roro?

Siapa dia?

"Siapa Roro, Ra?" Tanya Ahyeon mewakili semua orang.

Rami yang ditanya pun memajukan bibirnya mengarah pada si bayi mungil, "Tuh si kunti bogel."

"KUNTI BOGEL PALA LO PEANG! GAK LIAT NOH, muka emaknya kayak udah mau makan orang."

Rami sedikit meringis melihat tatapan sinis dari Paritha.

Ia terkekeh dan menggaruk tengkuk belakangnya yang tidak gagal, "Enggak kak, maksudnya itu, Roro panggilan kesayangan gue untuk Aurora."

"Sekali lagi kamu manggil Rora pakai julukan yang jelek, gak bakalan Kakak traktiran lagi sampai kapanpun lagi. Kalian semua juga sama." Ancam Paritha yang berhasil membuat mereka sedikit ketakutan.

My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang