Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu Rora telah tiba. Hari dimana bayi mungil tersebut akan keluar dari rumah sakit bersama dengan Sang Bunda tersayang yang menjemput.
Rora terlihat bersemangat sedari bangun tidur tadi dan bertambah aktif ketika infus yang menancap di tangannya terlepas, meski ada sedikit drama pagi tetap tidak menyurutkan semangat Rora di hari yang cerah ini.
"Nda~ Nda~ Nda~" Seru Rora memanggil nama Paritha yang belum nampak keberadaannya.
Putri kecil Paritha itu melompat-lompat di atas ranjang selagi Asa memakaikan baju miliknya sehabis membersihkan tubuh.
"Sebentar lagi Bunda datang. Kan tadi udah dihubungin sama Aunty Ruru"
"Heem, Nda~ Nda~"
"Selesai." Sorak sorai heboh dari bibir kecil Rora terdengar cukup nyaring dan berhasil membuat Asa terkekeh karenanya.
"Mam dulu yuk?" Bujuk Asa sembari menunjukkan menu sarapan untuk bayi gembul tersebut.
Rora menggeleng. Ia ingin menunggu Sang Bunda dan disuapi olehnya, "Nda~ Nda~"
"Nanti kalau nunggu Bunda kelamaan, kamu jadi kelaperan loh."
"No~ No~"
Asa memilih menurut saja daripada harus meladeni kekeraskepalaan Rora. Dan membiarkan Ruka yang mengambil alih.
Ruka menerima mangkuk berisi makanan untuk Rora. Ia duduk disebelah sang gadis kecil yang sedang sibuk bermain dengan jemari Asa, "Adek, buka mulutnya!"
Rora menggeleng, mengunci mulutnya rapat-rapat.
"Adek, gak dengerin Aunty? Aaaa..."
Ia memilih menyembunyikan wajahnya di bawah ketiak Asa.
"Ad—"
"Bunda datang!"
"AAKKHH~!!"
Pekikan nyaring terdengar begitu menggelegar ketika Bayi Rora menyadari presensi Sang Bunda di dekat pintu ruangannya, "NDA~!"
Paritha terkekeh melihat tingkah sang anak. Ia berlari-lari kecil menyambut Rora ke dalam pelukannya.
"Aduh, sayangnya Bunda. Wangi banget sih. Udah sehat, baby?"
"Dah~"
"Ih...pinternya. Udah nyam?"
"Lum~"
Bibir Paritha seketika manyun, "Kok belum?"
Rora melompat-lompat di dalam pelukan Sang Bunda, "Nda~ Nda~"
"Mau nyam sama Bunda, ya?"
Rora mengangguk heboh, Paritha turut senang melihat Rora yang begitu manja padanya.
Sebelum itu, mereka terlebih dahulu menunggu Ruka menyelesaikan administrasi. Hingga seorang perawat datang dan membantu mereka.
"Kalian pulang ke rumah duluan aja, gue masih ada urusan di kantor sebentar."
Asa dan Paritha mengangguk, pun setelah itu mereka memasuki mobil yang dibawa oleh yang lebih tua dengan Asa yang mengendarai kendaraan beroda empat tersebut.
Selama di dalam mobil yang dilakukan oleh Paritha dan Asa ialah mendengar segala macam ceotehan yang keluar dari bibir bayi kesayangan mereka.
Rora tampak jauh lebih bersemangat hari ini, mungkin karena kehadiran Paritha-lah yang menjadi faktor utamanya.
"Adek mau nyam apa?", Rora menggeleng sembari mengangkat bahunya.
Lagi dan lagi, Paritha terus dibuat bangga oleh pertumbuhan dan tingkah Rora. Padahal baru beberapa hari ia tinggalkan, namun sudah banyak saja pengetahuan yang dimiliki oleh anak kesayangannya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby
Fanfiction"𝐊𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐡𝐚𝐫𝐮𝐬 𝐬𝐞𝐝𝐚𝐫𝐚𝐡, 𝐤𝐚𝐧?" - Start : November 15, 2024 End : -