"Tidak perlu di rawat inap, tapi tetap harus mengonsumsi obat. Resepnya sudah saya buat, Anda bisa ikut dengan perawat untuk mengambil obat di apotik."
Paritha mengangguk, ada bagian di dirinya yang merasa lega ketika mendengar hal tersebut.
Ia merasa bersyukur setidaknya ia tidak harus melihat bagaimana jarum suntik menusuk kulit anaknya.
"Banyak anak yang sakit beberapa minggu ini dikarenakan faktor cuaca yang berubah-ubah. Ketahanan tubuh mereka menurun karena hal itu. Jadi tidak apa-apa, tidak ada yang perlu dikhawatirkan."
"Terima kasih banyak, Dok."
Sang Dokter mengangguk lalu kemudian pergi meninggalkan mereka.
Sementara seorang perawat yang tadi telah ditunjuk menuntun ia menuju apotek, "Mari, Bu."
"Kakak saya yang ikut ambilin gak apa-apa, kan?"
"Iya. Tidak masalah."
Selagi Ruka mengambil obatnya, Paritha dan Asa memilih untuk menunggu di mobil.
Bayi Rora sudah tertidur. Meski tidak pulas dan ada kegelisahan di setiap pergerakan, setidaknya dengan tidur Rora akan mendapat istirahat yang cukup.
"Musim pancaroba, jadi banyak anak-anak yang terserang flu sama demam karena imunitas tubuh yang menurun." Asa mengangguk, bukan hanya anak-anak. Orang dewasa pun turut merasakan bagaimana tidak enaknya musim pancaroba tersebut.
Asa mengelus rambut Rora yang berada di dekapan Paritha. Mengecupnya sekali menyalurkan rasa sayang untuk manusia kecil yang satu itu.
"Yang lain juga khawatir banget, mereka terus kirimin pesan nanyain kabar Rora."
"Bilang aja gak apa-apa. Sebentar lagi kita pulang. Suruh aja langsung tidur, besok sekolah. Kakak ada nyimpan kunci cadangan di dompet."
"Oke."
Asa segera menghubungi Ahyeon dan meminta pada mereka untuk segera tidur dan tidak perlu menunggu.
Lima belas menit berlalu, akhirnya Ruka telah kembali dari mengambil obat, "Ini. Ada ketentuan kapan aja minumnya disana."
"Makasih, Kak."
Mobil telah dinyalakan dan mulai meninggalkan parkiran, "Gimana besok? Kamu gak ke kampus? Ada kuis kan?"
Paritha mendesah bingung, sedari tadi ia juga memikirkan hal tersebut.
Rora memang penting, tapi kuis itu juga. Dirinya bimbang hendak menentukan hal mana yang harus ia pilih.
"Aku gak tau, Kak. Aku bingung."
Paritha memandangi wajah Rora yang memerah. Hatinya penuh keraguan yang merajela, kira-kira siapa yang akan menjadi pengasuh sementara untuk sang anak.
"Nanti gue cariin, kayaknya gue ada kenalan yang bisa ngebantu kita."
Setelah beberapa lama menit melaju di jalanan, akhirnya kendaraan beroda empat itu tiba di pekarang bangunan tempat tinggal mereka.
"Kalian duluan aja aku mau hubungin temanku dulu."
Paritha dan Asa segera turun dari mobil tersebut, meninggalkan Ruka yang mengiringi langkah kaki keduanya.
Sejujurnya, ia turut merasakan keraguan yang Paritha alami. Tapi ia berusaha untuk bersikap biasa saja.
Isi kepalanya terus berputar memikirkan siapa yang dapat membantu keadaan mereka sebelum mendapatkan pengasuh tetap untuk Rora.
Tiba-tiba sekelebat pemikiran berlalu di dalam kepalanya, ia segera mengambil ponsel yang berada di dasbor mobil kemudian menghubungi seseorang yang ia kira mampu membantu mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby
Fanfiction"𝐊𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐡𝐚𝐫𝐮𝐬 𝐬𝐞𝐝𝐚𝐫𝐚𝐡, 𝐤𝐚𝐧?" - Start : November 15, 2024 End : -