4. My Baby

315 69 2
                                    

Sekembalinya Ruka bebersih keenam penghuni yang sudah menjadi satu keluarga itupun memulai acara makan malam mereka.

Posisi yang mereka tempati ialah Ruka berada di kursi utama beserta Paritha dan Asa yang mengapit tubuh mungil Rora yang duduk di atas baby-chair miliknya di sisi kanan serta Canny, Rami dan Ahyeon yang berada di depan mereka.

Makanan khusus untuk Bayi Rora telah disediakan oleh Paritha tepat di hadapan sang bayi.

"Buka mulutnya, sayang?" Pinta Paritha agar Rora mau membuka mulut, "Pesawat datang, aaa~"

Mulut Rora terbuka menerima suapan bubur dengan penuh nikmat.

Pipinya menggembung besar dengan mata yang menyipit lucu membuat gemas Paritha yang berada di sebelahnya.

"Lutuna bayi Bunda."

"Bwa~ Bwa~ Bwa~" Seru Rora sembari menepuk-nepuk meja dengan tawa yang menguar.

Paritha mengusap pipi gembul Rora penuh kegemasan, "Kenapa? Enak mam-nya?"

Rora mengangguk heboh, senang dengan ucapan Sang Bunda yang memahami maksud dari perkataannya.

"Jadi gimana Ri? Kuliah kamu makin sibuk, kerjaan juga makin numpuk, yang lain juga pada mulai aktif sama kegiatannya masing-masing. Rora mau dititipin kemana? Kan gak mungkin kalau kita bawa-bawa?"

Paritha tampak merenung, berpikir dengan keras jalan keluar untuk masalah yang sedang mereka alami.

Ia juga bingung, karena tidak mungkin juga para penghuni lain ia paksa untuk mengawasi anaknya.

"Kita titipin ke daycare aja?" Ujar Ahyeon memberi usul.

Asa menggeleng, tidak setuju dengan usulan yang diajukan oleh Ahyeon, "Jangan! Mending kita cari babysitter aja, tapi yang resmi dari agen penyedianya langsung."

"Tapi aku takut, Sa." Jawab Paritha mengutarakan isi hatinya, "Nanti mereka malah jahat sama Rora kayak yang di berita-berita itu."

"Kakak percaya deh, nanti aku cariin yang bener-bener terpercaya. Pokoknya nanti Rora bakalan aman sama dia." Asa berusaha menenangkan kekhawatiran yang Paritha landa, "Kalau Kakak masih kurang percaya, nanti kita suruh orang aja pasang CCTV di tiap sudut rumah. Jadi, kita juga bisa ngecek keadaan Rora walau dari jauh."

Paritha menghela nafas, ia tidak punya pilihan lain selain menerima usulan dari Asa.

Ingin menitipkan Rora pada orangtuanya? Mommy dan Daddy Paritha berada di belahan bumi yang lain.

Dan ya, Paritha memang sama sekali belum memberitahu perihal ini pada mereka.

Ia juga agak takut akan kemungkinan orangtuanya yang tidak menerima kehadiran Rora mengingat bagaimana sifat kedua manusia paruh baya tersebut.

"Oke, karena itu satu-satunya pilihan ya gimana lagi."

Paritha menatap sendu sang putri, hatinya sangat berat menitipkan Rora kepada orang asing.

Tapi bagaimana lagi, hanya itu satu-satunya cara.

Semoga hal-hal buruk dijauhkan dari Rora disaat dirinya sedang tidak berada di sisi sang anak.

"Buka lagi mulutnya, baby."

Rora menggeleng, tanda tidak mau. Entah apa yang terjadi pada Rora sehingga bayi itu kehilangan nafsu makan.

"Masa cuman sedikit sih? Sekali lagi mam-nya ya? Ayo, buka lagi."

Rora tetap menggeleng, namun Paritha tetap mengusahakan agar mulut sang anak terbuka.

My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang