10. My Baby

266 55 10
                                    

Paritha mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Lagu Birds of Feather yang dinyanyikan oleh Billie Elish menjadi temannya dalam berkendara.

Tujuannya saat ini ialah bandara, menjemput sang kekasih Jay yang baru saja tiba dari negara dimana ia menempuh pendidikannya disana.

Jalanan sore ini cukup padat. Tidak heran karena saat-saat seperti inilah orang-orang baru bisa pulang ke rumah berkumpul bersama dengan orang yang mereka cintai setelah sehari penuh melakukan aktifitas di luar.

"Ah, iya. Aku belum izin sama yang lain."

Paritha segera mengambil ponsel miliknya. Mengambil kesempatan saat lampu lalu lintas berwarna merah, gadis itu pun menghubungi Asa yang ia sudah tau bahwa pasti gadis itu sudah berada di rumah sekarang.

"Halo Kak? Udah dimana?"

"Masih di jalan. Kamu udah pulang, kan?"

"Udah daritadi. Rora nangis terus ini nyariin Kakak, langsung pulang ya nanti."

Paritha meringis pelan mendengar ucapan Asa, bahkan mungkin gadis di seberang sana tidak dapat mendengarnya. Kali ini ia tidak bisa, ada hal lain yang lebih penting(?)

"Maaf Sa, aku gak bisa pulang hari ini?"

"Ya?" Terdengar nada suara Asa yang tidak percaya atas penuturan yang Paritha ujarkan, "Kenapa?"

"Jay pulang hari ini, aku nginep di apart-nya."

Terdengar helaan nafas Asa di seberang sana, "Jadi Rora gimana?"

"Dimana dia?"

Asa segera mengalihkan panggilan biasa tersebut menjadi panggilan video.

Terpampanglah wajah bulat Rora yang memerah karena menangis, bahkan nafas sesenggukan bayi mungil tersebut masih terdengar.

"Halo sayangnya Bunda? Adek, mana mukanya? Bunda mau lihat dong."

Rora kemudian menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Asa. Sepertinya bayi mungil itu sedang merajuk karena Sang Bunda tidak menetapi janji yang ia buat sendiri.

"Maaf ya sayang, hari ini Adek gak bobok sama Bunda. Boboknya sama Mama Asa dulu ya? Besok baru sama Bunda lagi." Paritha berusaha membujuk sang anak.

Ada perasaan sesak yang merayap di hati ketika Rora sama sekali tidak mau melihat ke arahnya, "Sayang, Bunda mau lihat muka bayi kesayangannya Bunda dong. Boleh ya?"

"Ma~ Ma~ No~"

Rora menggeleng, mendorong ponsel yang Asa arahkan padanya. Menolak untuk melihat wajah Paritha yang berada di dalam ponsel.

"Adek ga mau ngomong sama Bunda?" Rora mengangguk menanggapi pertanyaan Asa.

Ia bersikeras untuk memalingkan wajahnya agar Sang Bunda tidak bisa melihat dirinya.

"Ya udah kalau gitu, Bunda matiin dulu ya. Bunda mau jalan lagi, sampai ketemu besok sayangnya Bunda."

Kembali saat Asa mengakhiri panggilannya, samar-samar ia mendengar suara tangis Rora.

Ternyata sedari tadi gadis mungil itu tengah berusaha menahan air matanya agar tidak diketahui oleh Sang Bunda.

Sedangkan untuk Paritha, ia berusaha untuk bersikap biasa-biasa saja.

Sebentar lagi ia akan bertemu dengan kekasih hatinya, belahan jiwanya.

Jay seseorang yang sudah menjadi pasangan Paritha semenjak mereka menginjak tahun pertama sekolah menengah.

My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang