"Bunda pulang!"
Mendengar suara yang amat ia rindukan, Bayi Rora segera melonjak dari pelukan Asa.
Ia memberontak minta untuk diturunkan agar dapat melihat Sang Bunda yang baru saja pulang bekerja.
"Nda~ Nda~ Nda~"
"Semangat banget yang mau ketemu sama Bunda-nya." Kecup Asa pada pipi tembem milik Rora.
Ia bangkit dari duduknya dengan menggendong Rora yang terus saja hendak melompat dari dalam gendongannya.
"Nda~ Nda~ Nda~"
Rora terus mengoceh sepanjang perjalanan mereka menuju ruang depan untuk menghampiri Paritha.
"NDA~" Pekik Rora heboh ketika menemukan wajah Paritha yang tersenyum padanya.
Paritha berlari kecil menghampiri sang putri. Tangannya terjulur ke depan untuk mengambil alih tubuh mungil Rora.
"Oh, gitu. Bunda aja yang dicari Aunty enggak?" Suara seseorang dari belakang sana terdengar sedikit kesal.
Itu Ruka, dia sedikit menjahili sang ponakan dadakan dengan cara mengambek.
Tangannya terlipat di depan dada dengan wajah yang dihadapkan miring seolah tidak ingin melihat wajah Rora.
"Nda~ Nda~ Nda~" Rora kembali bersuara, menunjuk ke arah Ruka.
"Kenapa? Aunty-nya ngambek?"
Rora mengangguk. Bibirnya tampak cemberut dengan pelupuk mata yang siap mengeluarkan air.
Ia menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Paritha dan menangis disana.
"Eh, jangan nangis dong. Iya deh, Aunty gak jadi ngambek. Udah ya nangisnya." Bujuk Ruka dengan panik melihat wajah datar Paritha.
Meski begitu, Paritha tetap berusaha menenangkan putrinya dengan cara menepuk punggung bayi tersebut.
"Ayo sini sama Aunty?" Beruntung Rora tidak menolak dan berpindah ke dalam gendongan Ruka.
Ia memeluk erat leher Ruka dengan tangis yang masih sesenggukan.
Ruka terkekeh melihat wajah basah Rora karena menurutnya wajah bayi tersebut terlihat lebih menggemaskan jika sedang menangis seperti ini.
"Uhma.." Kecup Ruka dalam pada pipi tembem Rora, "Sudah dong, berhenti nangisnya ya bayi sayang."
Perlahan tangis Rora terhenti. Gadis kecil itu menegakkan kepalanya menghadap Ruka.
Plak!
Mata sipit Ruka melebar, terlampau kaget dengan tamparan tiba-tiba yang melayang pada pipinya.
"Why?" Tanya Ruka merasa terkhianati.
Si kecil tertawa. Ia bertepuk tangan, sangat menyukai ekspresi tidak terima yang terpampang di wajah Ruka.
Plak!
"Adek? Kok Aunty di pukul sih?"
"Bagus baby, lanjutkan." Kekeh Paritha senang melihat tawa sang anak, "Sebentar ya kamu sama Aunty dulu, Bunda mau mandi. Oke?"
"Na~ Na~ Na~" Oceh bocah tersebut seakan mengiyakan ucapan Sang Bunda.
Ruka meminta pada Asa untuk membawakan tas miliknya ke dalam kamar. Sementara ia dan Rora pergi menuju ruang tengah untuk bergabung bersama para adik.
Rora mulai asik dengan tontonannya yang tadi sempat ia tunda.
Bersamaan itu pula, Paritha telah menyelesaikan kegiatan bersih-bersihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby
Fanfiction"𝐊𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐡𝐚𝐫𝐮𝐬 𝐬𝐞𝐝𝐚𝐫𝐚𝐡, 𝐤𝐚𝐧?" - Start : November 15, 2024 End : -