6. My Baby

288 66 8
                                    

Untuk ukuran bayi seumuran Rora, ia memiliki kepintaran yang lebih tinggi dibandingkan anak-anak sepantarannya.

Pemahamannya akan ucapan seseorang patut diacungi jempol.

Seperti saat ini, "Ini namanya Bibi Nana, teman baru Adek."

Rora menatap lugu pada Nana dengan mata bulatnya.

Sesekali ia juga melirik ke arah Ruka atau Paritha seakan meminta penjelasan lebih.

"Bunda, Aunty, Mama sama Kakak yang lain ada kerjaan jadi Adek mainnya sama Bibi Nana dulu ya?"

"Na~ Na~ Na~"

Semua orang tersenyum senang ketika mendengar ocehan bayi itu.

Begitu juga dengan Paritha meski terpaksa ia akan membiasakan diri membiarkan sang anak diasuh oleh orang lain.

"Berarti Adek mau nih ya?" Tanya Ruka, lagi. Memastikan. Namun jawaban yang berbeda Rora berikan. Ia menggeleng dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

"Nda~ Nda~ Nda~"

"Iya sayang, Adek tetap bisa kok main sama Bunda. Tapi kalau siang mainnya sama Bibi Nana ya?" Ruka kembali membujuk sang bayi yang setia menangis.

Ternyata tangis sang bayi menular pada ibunya. Paritha turut meneteskan air mata karena tidak ingin berpisah dengan Rora.

Ruka malah menatap heran diri gadis itu, "Ri jangan ikutan dong. Bantuin gue nenangin Si Adek."

Paritha mulai beranjak, mengambil Rora dari baby-chair nya, "Udah ya sayang, jangan nangis dong. Bunda jadi ikutan sedih tau. Bunda janji kok sehabis pulang kerja nanti, Bunda aja Adek main."

Gadis bersurai panjang itu memberikannya dekapan hangatnya dengan penuh kasih sayang pada sang putri tercinta, "Mau ya?"

"Nda~ Nda~ Nda~"

"Iya, Bunda janji." Ucap Paritha mengiyakan, "Pinky promise dulu." Lanjutnya lagi.

Ia menautkan jari kelingkingnya bersamaan dengan kelingking mungil Rora, "Kiss Bunda."

"Uhma..."

Akhirnya dengan segala macam usaha bujuk membujuk Bayi Rora mau menuruti permintaan Sang Bunda.

"Mulai besok ya, Kak. Soalnya Riri juga hari ini off kelas."

"Iya, gak masalah. Saya juga paham kok. Kalau gitu saya duluan ya, dadah Rora. Sampai jumpa besok!" Pamit Bibi Nana pada Paritha dan Rora dengan senyum khas keibuannya.

Paritha menuntun Rora untuk melihat ke arah manusia yang akan menjadi teman baru sang bayi, "Kiss bye sama Bibi Nana."

Rora menurut, memberikan flying kiss pada wanita yang berusia lima tahun lebih tua dari Sang Bunda.

"Ya udah kalau gitu, gue pergi dulu ya Ri. Ada urusan di kantor sekalian nganterin Mbak Nana pulang."

Setelah Ruka pergi, Paritha pun mengajak sang anak untuk bermain.

Ia memakai imajinasi masa kecil dengan menggunakan macam-macam boneka Rora yang disusun rapi menghadap padanya.

Sedangkan untuk Rora sendiri ia dudukkan dengan menyandarkan tubuh bulat bayi itu pada beberapa bantal di tiap sisinya agar tubuhnya tidak oleng dan terjatuh.

Rora bertepuk tangan heboh ketika menyaksikan tingkah Sang Bunda yang sudah bersiap dengan kacamata bening dan gitar tangannya.

"Adek mau nyanyi lagu apa?" Rora menunjuk langit-langit ruang tengah.

My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang