Brengsek

749 49 5
                                    

"IKUT GUE!" Ucap Arsya yang tiba-tiba langsung menarik tangan Aruna dengan kencang dan membuat cengkraman kuat di tangannya.

"Lepasin! Gak gue ga mau ikut Lo! Lepasin gue! gue gak kenal Lo siapa!" Jerit Aruna berusaha melepaskan tangan laki-laki asing dan angkuh tersebut.

Arsya tidak mendengar dan masih dengan cengkraman nya membawa Aruna menaiki lift.

"Anjirr lepasin gue ga anjing!" Tegas Aruna namun masih saja tidak di respon oleh laki-laki tersebut.

Aruna terkejut dan merasa ketakutan ketika Ia kini sudah berada di area kamar hotel.

"Anjing Lo ngapain bawa gue kesini sialan!"

Arsya menyeringai menatap nya dengan tatapan jahat. "Lo!" Ucapannya terhenti berusaha menetralkan kesadaran nya. "Lo udah buat hari gue buruk malam ini. Dan Lo akan habis sama gue malam ini!" Jawab nya dengan setengah sadar karena kondisi nya yang sudah terlalu banyak meminum alkohol.

Aruna semakin ketakutan Ia menangis namun dengan sigap Ia menghapus air matanya dan berusaha melepaskan cengkraman di tangannya. Seketika pikirannya buntu Ia tidak tahu apa yang harus Ia lakukan di keadaannya saat ini.

Arsya membawa wanita itu memasuki kamar hotel dan langsung mendorong nya tepat di atas ranjang.

Dengan penuh ketakutan kini Aruna tidak mampu menahan tangis nya lagi. "Anjing, jangan berani-berani Lo sentuh gue brengsek!" Jerit Aruna.

Aruna yang melihat laki-laki setengah sadar tersebut sedang membuka jas nya dengan sigap Ia berusaha berlari.

Namun dengan cekatan Arsya langsung menarik tangannya dan mendorong Aruna ke tembok. "Awwssss" keluh Aruna saat punggung nya terkena tembok.

Arsya menghampiri Aruna dan mengunci tubuh nya dengan kedua tangannya. Senyuman semirik licik terlihat dari wajah Arsya meskipun dengan setengah kesadaran nya.

"Lo haha Lo mau kemana pelayan angkuh? Lo gabisa lari dari gue!" Ucap Arsya dengan jarak yang semakin dekat.

"Mau lo apa anjing brengsek!" Sahut Aruna dan mengangkat sebelah tangannya untuk menampar laki-laki yang ada di hadapan nya.

Dengan cekatan Arsya menahan tangan gadis itu dan kembali mengunci Aruna di tembok dengan kedua tangannya yang menahan tangan Aruna.

Jarak yang semakin dekat membuat Aruna semakin ketakutan belum lagi bau alkohol yang sangat menyengat membuat Aruna sedikit pusing. Sementara Arsya mengangkat dagu Aruna untuk menegakkan kepalanya sampai tatapan elang Arsya mampu terlihat oleh Aruna.

"Lepasin gu..." Ucapan Aruna terhenti saat bibir pria tersebut telah berhasil menyentuh bibirnya.

Arsya mencium bibir wanita itu dan melumat nya dengan kasar. Aruna terkejut ketika mendapat kan ciuman tersebut sampai nafas nya hampir habis namun laki-laki tersebut enggan melepaskan tautan bibirnya. Arsya terus melumat nya dengan kasar hingga berhasil memberikan gigitan kecil pada bibir Aruna. Sementara Aruna sudah sangat ke habisan nafas akibat pria brengsek yang ada di hadapan nya tersebut.

Dengan penuh kekuatan serta tangisan yang tidak henti keluar dari pelupuk mata nya, Aruna menendang tepat pada selangkangan pria di hadapannya sehingga pria tersebut mengeluh kesakitan.

"Anjingg!" Keluh Arsya menjatuhkan kan tubuh nya menjadi setengah berdiri.

Aruna mendorong tubuh laki-laki tersebut dan memberikannya tamparan yang cukup kencang di pipi nya. "KURANG AJAR! LAKI-LAKI BRENGSEK! ANJING LO!" Umpat Aruna tepat di hadapan laki-laki asing tersebut sambil mengusap air matanya.

Aruna mengambil tasnya yang berada di atas kasur dan berlari menuju keluar kamar hotel tersebut dengan isakan tangis nya. Tidak pernah terbayangkan oleh dirinya bagaimana nasib nya malam ini jika Ia tidak berhasil menyelamatkan diri nya dari laki-laki brengsek tersebut.

Sementara itu seseorang pria paruh baya melihat kepergian Aruna dari kamar hotel membuat banyak pertanyaan di benak nya.

"Siapa perempuan itu? Ngapain dia keluar dari kamar Arsya?" Ucap Bimo dengan penuh kebingungan karena melihat seorang gadis keluar dari kamar anaknya dengan penampilan yang sangat berantakan.

Bimo segera membuka pintu kamar Arsya dan begitu terkejut nya Bimo ketika Arsya sudah terbaring di tempat tidur dengan kaki yang menjuntai kebawah. Masih menggunakan sepatu nya dan juga baju yang sudah setengah terbuka dan terlihat berantakan.

"Arsya kamu apa-apaan? Hah? Kamu apain perempuan itu?" Tanya Bimo dengan penuh emosi.

Ia tarik kerah baju Arsya untuk bangun dari tidurnya nya. "Kamu mabuk? Gila kamu!" Ucapnya dan kembali mendorong Arsya yang sudah tidak sadarkan diri akibat pengaruh Alkohol.

"Arsya papa gamau tau besok kamu cari perempuan itu!" Ucap Bimo dan langsung pergi meninggalkan Arsya yang sudah tidak sadarkan diri di atas tempat tidur nya.

Bimo Aryan Xiever Ayah Arsya Alian Xiever pemilik Xiever company yang ikut menghadiri acara yang sama dengan Arsya, karenanya Ia bisa ada di hotel yang sama dengan Arsya dan Aruna.

Aruna berjalan menuju basement penuh dengan ketakutan dan juga isakan tangisnya karena perbuatan laki-laki asing brengsek tersebut yang telah mencuri first kiss nya. Waktu Sudah pukul satu malam Aruna mengendarai motor nya dengan cepat Ia segera ingin meninggalkan hotel tersebut dengan penuh ketakutan.

"Ayah Aruna takut." Ucap Aruna lirih sambil mengendarai motornya juga tangisan yang terus membasahi pipinya.

Hari ini adalah hari tersial bagi Aruna. Hari dimana Ia bisa bertemu dengan laki-laki brengsek yang sudah mencuri first kiss nya. Bukan, bukan ini yang Aruna mau. Aruna tidak ingin first kiss nya di renggut oleh laki-laki yang bahkan tidak ia kenal. Namun malam ini sesuatu yang Ia telah jaga di renggut oleh laki-laki asing yang bahkan Aruna tidak tahu siapa laki-laki tersebut. Dengan penuh tangisan nya Aruna menjalani motor nya, suasana yang gelap dan sepi membuat Aruna semakin ketakutan.

Butuh waktu dua puluh menit kini Aruna sudah sampai di rumah kontrakan sederhana miliknya. Ia langsung memasuki rumah nya dengan pelan takut mengganggu sang mama di tambah lagi kondisi Aruna sekarang sangat berantakan dan juga mata nya yang bengkak akibat menangis sepanjang jalan. Jika mama nya belum tertidur maka akan banyak pertanyaan yang akan Aruna dapatkan ketika sang mama melihat kondisi nya yang seperti sekarang.

Aruna langsung memasuki kamar nya menatap cerminnya melihat keadaan dirinya yang sudah berantakan. Bibir nya yang terluka dan sedikit berdarah akibat ulah laki-laki asing tersebut juga tangannya yang memerah akibat cengkraman laki-laki tersebut.

"Cowo brengsek gue benci sama Lo! Gue benci! Lo udah hampir melecehkan gue anjing! Siapapun Lo gue gak Sudi kalau harus ketemu Lo lagi!" Gerutu Aruna sambil menatap diri nya di depan cermin.

To be continue....

Arsya & ArunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang