17

775 215 6
                                    

Perjuangan seorang ibu untuk mendapatkan hak asuh anak-anaknya terlihat begitu berat, banyak halangan dan rintangan..

Selama proses, shani menemui anaknya diam-diam.. untungnya pegawai gracio merasa iba sehingga mereka justru membantu shani untuk bertemu anak-anaknya..

Shani begitu bahagia ketika bisa menyuapi anaknya satu-satu.. shani juga melihat perdebatan antara satu dengan yang lain, saling mengadu tapi tetap saling lindungi..

Shani bersyukur tuhan memberikan hati yang lembut untuk anak-anaknya karna Shani yakin gracio akan memberikan informasi yang salah tentangnya..

Jujur gracio sebenarnya tau pertemuan diam-diam ibu dan anak ini.. gracio pura-pura tidur demi bisa menyaksikan keindahan ini..

Andai kita tidak ada masalah rasanya aku ingin sekali bersama kalian disana.. apa aku pantas shan? menerima maafmu..

Shani menyadari jika dia diawasi, saat melihat kearah jendela besar itu tiba-tiba gracio menutup gordeng dia tidak mau shani tau jika dia sedang mengawasi..

"Kenapa mami?"tanya azizi

Ketiganya melihat kearah yang sama "tenang aja mami.. papi pasti sudah tidur" jawab Christy

Shani tersenyum "ya sudah habiskan makanannya.."

Sedang asik melihat anak-anaknya, kepala shani diserang sakit yang luar biasa.. "agrhhhh"

Kedua anaknya tentu terkejut "mami!"

"Agrhhhh sakittt.."shani memegang kepalanya yang sakit

"Aduh ini gimana zoy.."Christy panik

"Kita bawa kerumah sakit tapi.. bentar aku panggil satpam untuk bawa ke mobil yaaa" azizi ingin menemui satpam tapi langkahnya tertahan ketika melihat gracio..

"Papi.."

"Zoy cepat.."teriak Christy

Gracio mendekati mereka, azizi memating syok melihat gracio.. ketika ada dihadapan Christy sesuai dengan respon azizi, Christy pun tegang melihat siapa yang datang..

"Agrhhhh"shani tak sengaja memegang tangan gracio

Ditengah rasa sakitnya shani juga terkejut melihat gracio "pak cio.."

Shani pun hilang kesadaran dan shani tidak mengingat apa pun lagi.. kecuali saat dia terbangun dia sudah ada disebuah ruangan yang tidak asing..

Ruangan yang sebanarnya dilarang gracio untuk siapa pun masuk termasuk bibi, gracio akan membersihkan kamar itu sendiri atau pun dia tidur diruang kerja..

Kamar yang sebenarnya tidak dia rubah masih sama seperti 15 tahun lalu, bentuknya suasanya bahkan foto-fotonya..

Azizi dan christy Terkejut melihat kamar papinya untuk pertama kalinya.. ya gracio membawa shani ke kamar mereka dahulu..

"Aku dimana?"lirih shani

"Kamu dikamarku"suara gracio membuat shani sadar 100 %

"Pak.." shani melihat sekelilingnya dan dia terkejut karna suasananya masih sama

"Mami.. mami minum dulu tadi zoya sudah hubungi om hendri nanti om datang jemput mami"ucap azizi

Dibantu kedua anaknya shani pun meminum air.. gracio hanya diam tampa mengatakan kata sedikitpun..

Shani melihat kearah gracio lalu melihat foto-foto mereka yang memang terlihat hanya gracio yang tersenyum lebar..

"Papi.. papi jangan marah ya.. kita diam-diam ketemu mami.. jangan hukum kita lagi"ucap Christy

"Jangan hukum mereka atau orang rumah.. mereka semua tidak salah.. maaf aku harus melakukan ini karna aku merindukan mereka"ucap shani

"Ini masih rumahmu datanglah sesuka yang kamu mau.. jika kamu ingat rumah ini aku beli atas namamu dan aku tidak pernah merubah itu.. aku tetap disini untuk menjaganya tidak lebih"ucap gracio

Christy melihat keduanya"orang dewasa tuh ribet.. kalau cinta bilang cinta, kalau takut kehilangan maka jaga bukan disakiti.."

Mendengar itu azizi langsung menyenggol lengan adiknya "ish kenapa sih zoy.. itu fakta.. kalau papi mencintai mami ya tinggal bilang dan kalau papi takut mami pergi maka jaga bukannya justru dipukuli hingga diancam.. itu bukan laki-laki namanya"

"Toy.."azizi rasanya ingin memberi lakban dimulut adiknya agar diam

Gracio yang memalingkan wajahnya dari shani ketika shani meringis aakit kembali langsung panik sendiri "kamu gak apa-apa.. kita langsung kedokter ya.. "gracio yang tau penyakit shani tentu rasa takutnya begitu besar

"Gak apa-apa..nanti koko yang jemput "ucap shani

"Kenapa selalu seperti ini,dari dulu aku selalu tidak memiliki ruang untuk tau kondisi kamu, kamu selalu bilang semua baik-baik saja.. bahkan setiap kali kamu sakit kamu selalu diam.. hah! Aku seperti orang bodoh shani.. aku suamimu tapi aku seperti orang asing dihidupmu"tiba-tiba saja gracio mengungkapkan apa yang selalu dia tahan

"Apakah kamu akan berhenti?ketika aku mengatakan semuanya?bukankah kamu selalu mengatakan bahwa aku harus tetap diam dan mengikuti apa pun yang kamu katakan!"perdebatan ini membuat azizi Christy bingung

Gracio berbalik membelakangi shani "aku memang bodoh tolol bajingan.. maaf.. maafkan aku meskipun itu mustahil tapi aku hanya bisa mengatakan itu jika ada yang bisa menebus kesalahanku maka akan aku lakukan.. tapi jangan rebut anak-anakku, mereka hidup bagiku.. aku masih hidup karna anak-anak ku"

Azizi jadi mengingat jadian sepuluh tahun lalu dimana dia juga pernah menyaksikan papinya nyaris menghabisi nyawanya sendiri dengan menyayat tangannya untung saja ada papanya adel yang memang sedang dirumah sehingga aksi nekad itu terhindar..

Disitulah titik awal azizi membenci shani karna shani pergi banyak hidup yang berantakan termasuk hidup mereka..

"Kenapa kalian tidak sudahi ego kalian.. ini semua hanya kurangnya komunikasi dan papi pun tidak berusaha mendapatkan hati mami dengan lembut "ucap Christy

"Mamimu terlalu berharga, dia wanita yang tulus bahkan walaupun papi menyiksanya dia masih melakukan tugasnya sebagai istri, ibu.. "

Tidak lama Hendri datang "shan.. kamu gak apa-apa " semua mata tertuju pada hendri

"Ini pasti ulahmu"Hendri mendekati gracio lalu menghajar gracio tampa perlawanan

"Om sudah om.. papi tidak salah.. om stop"

"Ko.. koko cukup!"

Hendri melepaskan gracio yang sudah babak belur"kalau bukan mereka yang hentikan maka aku bisa pastikan kamu mati hari ini juga"

"Ko udah.."

Hendri mendekati adiknya "ya sudah kita pulang ya.."

Shani mengangguk, Christy tiba-tiba menahan "jangan pergi mami.."

"Nanti kalian bisa bertemu lagi kok.."

Azizi ikut-ikutan"jangan bawa mami pergi om.. kami mohon.. kami janji, papi tidak akan akan menyakiti mami lagi.. kami janji om"

"Gak bisa.. kalian harus mengerti bahwa perpisahan mereka itu lebih baik"

Kedua anaknya menangis memohon shani jadi tidak tega "ko.. bolehkan aku menginap 3 hari saja bersama mereka"

"Apa ini shani! Enggak.. kamu ini berada didalam kandang moster.. enggak, kamu tetap pulang"

"Ko plis.. aku janji semua akan baik-baik saja.."

Hendri tidak bisa menolak adiknya jadi dia mengancam gracio jika sampai shani terluka seujung kuku, maka dia siap bunuh gracio..

"Yeyyyy mami menginap"Christy azizi begitu bahagia

Bersambung

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lensa Camera Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang