Karavan

67 18 0
                                    

lari dan lari.
hanya suara hentakan kaki mereka yang memenuhi lorong itu, dan juga suara teriakan mereka yang berteriak memanggil nama ryan.

mencari di seluruh ruangan namun tidak menemukan sosok ryan, mereka memelan kan langkah nya karena mereka sadar bahwa lampu merah dan sirine itu tidak berbunyi dan nyala lagi.
kory menoleh panik, sedangkan dylan melirik untuk berpikir.

mereka menghentikan langkah nya untuk mendengar lebih dalam lorong yang sepi itu.
betul betul tidak ada suara apapun lagi.
rasanya sangat sunyi di lorong itu.
"oke teman teman, ini terdengar lebih sunyi dan lebih serem daripada yang sebelumnya"
kory membuka suara nya di tengah tengah kesunyian mereka.
"aku setuju, jika sunyi malah sedikit lebih serem" timpa Dolly

dylan terdiam, mereka bingung harus berlari bagaimana lagi.
mereka sudah menelusuri lorong itu tapi tak mendapatkan apa pun.
Tobot Z menoleh kearah kiri mereka dimana ada lift yang seperti nya menaiki lantai mereka ini.
"sepertinya ada seseorang di dalam lift.." bisik Tobot Z sambil menjaga was was ke arah pintu lift yang akan terbuka.

mereka menoleh kearah lift itu, mau ga mau, harus ikut berjaga karena bisa saja siapapun keluar dari pintu itu.
lift itu mengarah dari bawah mereka menuju kelantai mereka.

ting

pintu lift itu terbuka.
sosok yang mereka lihat..
adalah sosok yang mereka cari.
itu ryan, dengan luka lebab di pergelangan nya nya goresan kecil di pipinya.

ryan terdiam kaget sebentar melihat mereka
mereka juga tidak kalah kaget apa lagi saat melihat ryan melangkah keluar dari lift itu.
dylan berjaga jaga dengan melihat ryan dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"ryan?" panggil dylan kearah ryan untuk memastikan ryan.

ryan langsung memfokuskan pandangannya
dia bergetar takut lalu dengan cepat dia berlari kearah antara dylan dan kory.
dylan dan kory menutup mata nya, merasakan bahwa ryan palsu itu bisa saja memukulnya.
namun yang mereka dapat adalah kebalikan dari itu, ryan memeluk mereka dengan erat.
dolly dan para tobot kaget begitu pula dengan dylan dan kory.
"ryan.." lirih kory sambil membalas pelukan ryan, sedangkan dylan diam diam sudah memeluk Ryan.

"kami merindukan mu.." lirih pelan dylan.
"aku juga merindukan kalian.." balas ryan.

.

.

"bagaimana kamu bisa keluar?" tanya dolly, sambil menekan tombol di lift untuk membuka kan pintu liftnya, ryan terdiam dengan senyuman di wajahnya.."itu.."
















prang!

ryan berhasil membuka penutup ventilasi itu dengan tangan nya yang dia coba hentakan di pintu ventilasi itu.
pertama dia mencoab membuka nya menggunakan tongkat besi itu dsn saat sudah longkah dia mem menghentak tangan nya agar ventilasi itu jatuh.

saat jatuh, ryan langsung menghempaskan tangan nya di udara dengan perih karna sakit.
awalnya Ryan langsung mengintip kearah ventilasi itu namun lagi lagi tidak ada ketenangan sebentar untuknya, ryan bisa merasakan ada seseorang yang memasuki pintu nya.

diluk.

ryan panik dan mencoba menutupi ventilasi itu, namun karna ventilasi itu sudah bengkok jadi tidak bisa di kembalikan.
dia langsung menoleh kearah pintu.
diluk yang sudah masuk pun menatap nya dengan tajam.

diluk hanya berdua dengan satu bikerbot saja.
bikerbot langsung berlari mearah ryan  untuk menangkap ryan namun ryan yang cerdik langsung menghindar sambil memegang penutup ventilasi itu membuat bikerbot itu masuk setengah badan kedalam ventilasi.

ryan yang panik akhirnya berdiri dan baru saja akan menolong bikerbot, tapi suara diluk membuat dia menghentikan gerakan nya "ho ho, ryan selalu pintar, bukan? selalu punya cara untuk mengalahkan sang musuh, apa kau tak kasihan melihat orang laim kesusahan karna mu? karna kelalaian mu?" perkataan diluk itu membuat ryan mengencangkan genggaman nya di penutup ventilasi itu makin kuat.

"lalu? apa kau punya masalah dengan itu? bukan kah bagus kalau aku membawa mereka kesini, jadi kalian punya bahan untul berlatih dengan tobot." balas panjang dari ryan yang tak berhenti di situ aja "kami memberi mu pekerjaan, dari pada kau tidur saja tak berguna, harusnya kau berterimakasih" ryan akhirnya mengeluarkan nads kasarnya yang selama ini dia tahan.

diluk yang merasa gemas pun langsung berlari kearah ryan untuk mengkap ryan, namum lagi dan lagi ryan menghindarnya dan malah melemparkan penutup ventilasi besi itu kearah bagian depan dari betis kaki diluk yang membuat diluk mengilu kesakitan dan perih, dan akhirnya diluk terjatuh di lantai dengan kesakitan.

ryan dengan santai keluar dari ruangan itu, sekali lagi dia memilih untuk melirik kearah diluk "aku belajar bela diri dari saudara ku." ucap nya terakhir tanpa arti sama sekali lalu pergi keluar ruangan diiringi dengan pintu yang tertutup

.

.

"aku- lupa.." jawab Ryan Untuk pertanyaan Dolly, dia tidak ingin menceritakan itu semua karna akan sangat panjang sekali jika ia ceritakan.

"yaudah, yang penting kamu selamat"


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

satu chapter menuju tamat.

jawab disini!

next ceritanya mau tentang apa! biad aku post bersamaan dengan chap terakhir!

🎉 Kamu telah selesai membaca Whatever our problems - we are still twins. 🎉
Whatever our problems - we are still twins.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang