rencana

155 21 4
                                    


"hm..begitu ya.." ucap franklin yang menunjukkan proses berpikirnya itu sedangkan disampingnya ada limo yang menunjukkan muka frustasinya, dylan dan kory mengangguk di saat yang bersamaan.

Dylan Dan kory mulai menatap satu sama lain lalu melihat lagi kepada Franklin dan limo, dylan mulai mengangkat suara "lalu bagaimana yah?" tanya nya dengan wajah yang kelihatan kurang tidur itu, sebenarnya bukan cuma dia yang kekurangan tidur melainkan kory & Nathan serta limo dan franklin pun juga kekurangan tidur akibat dari kejadian itu.

"ayah masih belum yakin.." ucap limo dengan pose mengangkat kedua bahunya itu, lalu dia melirik ke arah komputer yang dari tadi dia coba untuk mencari tahu lebih lanjut tentang keberadaan pasti dari ryan.

kory Melirik ke arah komputer itu di mana terdapat GPS yang sama tadi yaitu sebuah daerah di mana letak dari markas itu tidak ter deteksi di GPS dan Kory melihat ke arah Sungai yang ada di daerah GPS itu, mengingat sesuatu yang tadi dia temukan.

"aku melihat pembuangan limbah di dekat sungai.." ucapnya ragu dan mulai menetap dapat lagi melihat ayah nya dan limo, dylan mengangkat satu alisnya dan mulai melirik ke arah kori.

"apa besar?" tanya Franklin dengan serius, kory mengangguk dan karena masih ragu dia mengelus elus belakang lehernya "lumayan, aku tidak tau apa ada sangkut pautnya, tapi.." ucapnya ragu.

Franklim Menganggukan kepalanya dan mengerti tentang apa yang mau dikatakan oleh kory "ayah akan mengirim kamera dalam bentuk lalat yang sangat kecil kesana, mana tau benar dan kita dapat informasi lain nya." ucapnya sambil mulai membalikkan badannya ke arah komputer lagi sedangkan limo memandangi anak anak itu dan melihat adanya wajah mengantuk dari mereka.

" sedangkan kalian kembalilah tidur dulu, akan kami beri tau jika kami menemukan sesuatu."
ucapnya dengan menapuk dua bahu dari kedua anak laki-laki di depannya itu, kedua empu pun hanya bisa tersenyum kecil dan mengantuk lalu melihat limo mulai berbalik kearah komputernya.

ryan pov

ryan memandangi kedua orang dewasa yang berada di depannya, dia tidak mengenali satupun dari mereka dan dia juga tidak mengerti maksud rencana mereka dengan tangan yang masih diborgol dia tidak bisa berbuat apa-apa karena skill fisiknya saja kurang dari kata lumayan.

Selama ini kedua kembar saling melengkapi, di saat yang satu kekurangan IQ dan yang satu kekurangan kekuatan fisik di situlah mereka saling melengkapi di mana jika tidak ada salah satu dari mereka, mereka menghancurkan satu sama lain.

awalnya kedua orang yang berada di depan dia itu tidak melakukan apa apa, hingga akhirnya salah satu perempuan itu maju dan berdiri tepat di depan Ryan, Yang merasa dirinya didekati pun menutup matanya dan menundukkan kepalanya takut takut serangan dadakan.

perempuan yang berada di depannya itu menundukkan badannya sedikit agar bisa melihat ke anak laki-laki berbaju biru itu.

"ryan.." panggilnya pelan, namun yang masuk di telinganya Ryan adalah panggilan maut dia takut untuk menoleh ke atas bahkan hanya untuk melihat batang hidung dari perempuan itu saja dia takut.

dia tidak menoleh sama sekali kepada perempuan yang memanggilnya itu, perempuan itu mulai tertawa kecil dan mulai berjongkok di depan Ryan "jangan takut..aku tidak akan menyakiti mu kok" ucap perempuan itu dengan tangannya yang memegang dagu milik Ryan dan menghadapinya ke arah dirinya.

Ryan masih menutupi matanya sangat takut untuk membukanya namun perlahan lahan dia coba untuk membuka agar bisa melihat perempuan itu lebih jelas, melihat Ryan yang mulai berani menatap nya dia pun tersenyum kecil.

"kamu tau..kamu dibawa kesini untuk apa?" tanya laki laki yang dari tadi berada di depan pintu yang mulai berjalan mendekati mereka, matanya mengarah kepada Ryan namun Ryan tidak berani untuk membalas perkataan laki-laki itu dia hanya menggelengkan kepalanya pelan.

perempuan itu menurunkan tangannya dari dagu milik Ryan dan mulai berdiri lalu melirik ke arah laki-laki tadi " Sayang sekali dia tidak tahu apa apa" ucap perempuan itu dengan nada yang sangat datar, Ryan yang awalnya tidak mau berkata apa apa mau tidak mau dia harus berbicara karena ingin tahu tentang apa semua dan apa maksud ini.

"apa maksudnya ini? apa mau kalian?" Tanya Ryan yang masih menundukkan kepalanya dan suaranya yang masih bergetar, ucapannyaa mengambil perhatian kedua orang dewasa itu perempuan itu mengerutkan alisnya namun masih setia dengan senyuman tipis nya itu sedangkan yang laki-laki tertawa kecil.

"tentu saja, itu rahasia." Ucap laki-laki itu dengan tangan yang dia lipat di dadanya, lalu perempuan itu berjalan ke arah meja dan mengambil mie cup milik Ryan tadi yang ditinggalkan oleh diluk lalu dia berjalan ke arah Ryan lagi.

"kurasa sekarang itu tidak penting.. lebih baik kau makan dulu.." ucap perempuan itu dengan jongkok dan mengarahkan Mie cup itu ke arah Ryan, namun ryan Bisa melihat kode dari tatapan perempuan itu, walau dia tidak mengerti itu maksudnya apa namun dia yakin ada kode dibalik itu.

tapi..kode apaa?

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

halo anivel, sorry for my long up!
makasih banget masih mau ngikutin
whatever our promblems, we are still twin
aku mau ganti judul aja ya soalnya agak susah dan kepanjangan gitu loh!
komen dong! judul yang bagus dan cocok apaa!
thankyouuu anivel!

STAYYY TUNEEEE!!

Whatever our problems - we are still twins.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang