Mulai saat ini, Brietta memutuskan untuk membiasakan diri jika Hiro tidak datang ke meja kerjanya lagi. Brietta tidak akan kecewa lagi, atau Brietta mungkin perlu membiasakan diri untuk kecewa. Lagi pula, divisi percetakan pasti sangat sibuk akhir-akhir ini, sesibuk divisi desain, divisinya Brietta.
Akan tetapi, di suatu hari pada suatu pekan berikutnya, ketetapan Brietta dibuat terombang-ambing ketika Brietta membuka ponselnya pada waktu makan siang. Ada pesan dari Hiro yang baru terkirim kepadanya. Brietta mengira-ngira kalau Hiro mengirim ini tepat sebelum waktu makan siang.
Hiro Mo-oka
Halo, Brietta
Maaf kalau aku sudah lama tidak menyapamu karena aku kadang kala lupa dan pekerjaanku membuatku sibuk sekali ^^"
Aku mau memberitahumu soal pesta ulang tahunku satu minggu lagi, tapi aku mau memastikan kau bisa datang
Brietta sontak terkesiap lalu menutup mulutnya. Mungkinkah wajahnya sudah merah sekarang karena mendapat pesan dari Hiro? Belum lagi penggunaan emotikon ^^" yang membuat pesannya tampak lucu. Namun, Brietta segera mengendalikan dirinya. Hiro hanya ingin memberitahunya kabar mengenai pesta ulang tahunnya dua minggu ke depan.
Brietta segera menghabiskan fish and chips sebagai makan siangnya di kafetaria. Brietta naik ke lantai tempat kerjanya dengan lift dan masih menatap layar ponselnya untuk menjawab pesan Hiro di lift. Apa yang harus kubilang?
Akhirnya, Brietta sampai di lantainya. Begitu pintu lift terbuka, Hiro Mo-oka terlihat berada di sisi seberang Brietta. "Ah!" Brietta berseru kaget.
"Brietta?" Hiro pun kaget dan heran.
"Hiro!" Brietta keluar lift. "Aku ... baru mau membalas pesanmu. Ternyata, kau di sini. Aku ... ya, aku bisa datang ke pestamu. Aku pasti akan meluangkan waktu, mengosongkan jadwal, datang ke pestamu."
Kedua alis Hiro terangkat. "Begitu? Syukurlah kalau kau bisa. Aku perlu tahu karena sanak saudaraku mau memasak banyak makanan dan perlu tahu persiapannya."
"Ah, semacam RSVP."
"RSVP?"
"Répondez s'il vous plait, bahasa Prancis dari 'mohon balas' sebagai permintaan konfirmasi undangan."
Brietta dan Hiro sedikit menyingkir dari jalan di depan lift agar tidak menghalangi orang yang menuju lift.
"Oh, begitu ya? Ya sudah, kau sudah mengonfirmasinya langsung kepadaku. Aku anggap bahwa kau sudah membalasnya," kata Hiro sambil tersenyum. Brietta bisa merasakan seberapa tidak kuatnya dadanya melihat senyum Hiro.
"Jadi, apakah keluargamu memang biasa merayakan ulang tahun?" tanya Brietta ingin tahu. Setidaknya, Brietta bisa mengobrol lebih lama dengan Hiro.
"Tidak selalu. Pesta ulang tahunku ini sebenarnya sebagai sambutan untukku dan untuk mengenalkanku ke tetangga di sekitar rumah di Westchester karena aku baru datang ke New York," jawab Hiro. "Kebetulan karena ini memang pertama kalinya aku di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heroic, New York's Simpleton
ChickLitSelama ini, Brietta Norman tinggal di Kota New York bersama kedua saudara laki-lakinya sebagaimana seharusnya dia tinggal di kota yang tidak pernah tidur itu. Bekerja keras, bekerja cepat, dan bekerja dalam gemerlapnya metropolis, itu adalah tawaran...