Brietta tidur cepat malam itu sehingga Brietta tidak melihat Guren tidur di kasurnya. Pada malam hari, Guren, Paul, Muriel, dan Dan memang tidur agak larut, setelah Brietta tidur, karena bercengkerama bersama di ruang TV. Brietta mendengar pembicaraan mereka selewat saja sebelum ia tidur. Paul membahas tentang band-nya kepada ketiga temannya itu. Teman-teman se-band Paul berkuliah di kampus yang sama dengan Paul, tetapi tidak sejurusan. Setahu Brietta, jurusan kuliah anggota band Polaris yang lain adalah Arsitektur dan Ekonomi.
Pukul 5 pagi, Brietta terbangun. Brietta melihat ke kanannya dan melihat Guren yang masih tidur. Brietta akhirnya ke kamar mandi dengan berjingkat karena tidak ingin membangunkan Guren.
Ketika Brietta kembali dari kamar mandi, Brietta menemukan Guren yang duduk di kasur seolah-olah baru terbangun dari tidurnya. Brietta menutup pintu kamarnya. Awalnya, Brietta ingin mempersiapkan perlengkapan untuk bekerjanya, tetapi Brietta berhenti di depan lemari pakaiannya saat ia mendengar Guren memanggil, "Kak Brietta."
Brietta berpaling ke Guren. "Ya?"
"Maaf, aku merasa kalau kepalaku tiba-tiba sakit. Rasanya juga panas."
Brietta cepat mendekati Brietta dan menyentuh kening Guren. "Eh?! Benar! Guren, apakah kau sakit? Maksudku, adakah hal lain yang kaurasakan saat ini?"
"Sepertinya, aku terkena flu," ujar Guren langsung.
"Ya ampun! Tunggu, aku carikan Paul dan ibuku dulu, ya."
Brietta pun memberi tahu Paul dan ibunya mengenai kondisi tamu yang semalam tidur di kamarnya. Nyonya Norman, Tuan Norman (yang seharian kemarin pergi ke pub temannya untuk bermain gin rummy), Paul, dan Dan (Muriel masih tidur) memasuki kamar Brietta untuk memeriksa kondisi Guren.
"Suhumu 37,2 derajat celsius," kata Nyonya Norman setelah mengukur suhu tubuh Guren dengan termometer.
"Apakah kau sudah lama merasakan ini? Atau baru-baru ini?" Tuan Norman bertanya.
"Sebenarnya ... aku merasa hidungku tidak enak rasanya sedari sore kemarin. Kukira bukan masalah besar, tetapi ternyata itu tanda-tanda flu," jawab Guren.
"Ya ampun! Seharusnya, kau cepat tidur dan istirahat saja kemarin," Paul berujar tegas. "Guren, kau tidak perlu ke kampus siang nanti. Kau harus istirahat seharian penuh di sini."
"Hah?" Guren terkejut.
"Ya, tidak apa-apa. Bukan masalah besar untuk kami," kata Nyonya Norman.
"Aku ... aku bisa beristirahat untuk kuliah siang nanti," tukas Guren untuk uji banding. "Nanti aku akan pulang ke rumahku untuk beristirahat setelah kuliah."
"Rumahmu jauh," bantah Paul.
"Aku setuju bila kau beristirahat di sini," timpal Dan. "Ketimbang terjadi sesuatu padamu di tengah jalan."
"Nah, aku bisa merawat Guren di sini," kata Nyonya Norman.
"Aku juga tidak akan ke mana-mana hari ini," tambah Tuan Norman.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heroic, New York's Simpleton
Chick-LitSelama ini, Brietta Norman tinggal di Kota New York bersama kedua saudara laki-lakinya sebagaimana seharusnya dia tinggal di kota yang tidak pernah tidur itu. Bekerja keras, bekerja cepat, dan bekerja dalam gemerlapnya metropolis, itu adalah tawaran...