"Salmita!"
"Alfarez!"
Tubuh Salmita seketika terhuyung ke belakang. Namun dengan sigap tangan kanan Alfarez yang bebas berhasil menahan pergelangan tangan Salmita agar wanita itu tidak terjatuh dan tubuhnya terbentur meja di belakangnya.
"Kamu gak apa-apa?" tanya Alfarez terdengar lembut.
Salmita menggeleng cepat lalu menepis tangan Alfarez sedikit kasar. "Sus.. Suster!" teriak Salmita.
"Iya, Bu?" jawab Ina yang berlari kearah Salmita.
"Bawa Naomi keatas. Sekarang!" perintah Salmita tegas.
"Baik Bu!" Ina sedikit bingung dengan ekspresi majikannya namun Ina juga tidak mau membantah perintah Salmita.
"Maaf, Pak." Ucap Ina sopan. Lalu mengambil alih Naomi yang kini sedikit merengek karena merasa terusik tidurnya.
"Jangan turun kalau saya gak minta kamu turun!" ujar Salmita lagi.
Ina mengangguk lalu bergegas pergi menaiki tangga menuju lantai dua.
Alfarez terdiam mencoba memproses kejadian yang baru saja ia alami. Gadis kecil, Salmita dan Suster yang memanggil Salmita, Ibu. Beribu pertanyaan muncul dibenak Alfarez.
"Pergi!" suara Salmita kembali memecah fokus Alfarez.
"Sal.."
"PERGI DARI KAFE SAYA, TUAN ALFAREZ DAVINDRA!" usir Salmita sambil menarik tangan Alfarez berjalan kearah pintu keluar kafe miliknya.
"Sal, izinin aku jelasin semua ke kamu dulu, Sal! Bahkan aku hampir gila mencarimu selama ini, Salmita." ujar Alfarez sambil mencoba menahan tangan Salmita yang berusaha mendorongnya untuk keluar dari kafe milik wanita ini.
"Gak ada yang perlu dijelasin! Semua udah selesai. Kita udah SELESAI!" tekan Salmita lalu berhasil mendorong tubuh gagah lelaki itu keluar dari kafenya kemudian mengunci pintunya rapat.
Alfarez tidak menyerah begitu saja. Bahkan lelaki itu berusaha mendobrak pintu kafe Salmita.
"PERGI ALFAREZ!" teriak Salmita.
"Jelasin dulu sama aku siapa Naomi? Dia anakku kan Sal?!" teriak Alfarez dari balik pintu.
Salmita menggeleng cepat lalu berlari pergi menaiki tangga meninggalkan Alfarez dengan perasaan penuh tanda tanya.
"Argh! Brengsek!!" umpat Alfarez.
**
Alfarez memilih pulang ke hotel karena waktu sudah menunjukan pukul 18.00 Sore yang artinya 2 jam lagi Alfarez harus menemui rekan bisnisnya. Sungguh, pikiran Alfarez penuh dengan segala pertanyaan dan pertemuan tak terdugannya dengan Salmita, istrinya.
"Hah, apa masih pantas disebut istrinya?" gumam Alfarez sambil memijat pelipisnya sedikit frustasi.
Alfarez meraih ponselnya yang tadi sempat ia lempar ke sisi ranjang lalu mencoba menghubungi seseorang.
"Halo!" jawab orang itu yang terdengar kesal.
"Gue gila!" ucap Alfarez tiba-tiba.
"Lo baru sadar kalau lo gila?" kesal Darwin.
"Gue gila gara-gara Salmita." Alfarez menundukan kepalanya sambil meremas kuat rambutnya.
"Ck! Kalau itu udah dari tiga tahun yang lalu gak sih?"
"Gue ketemu dia."
"Hah?"
"Salmita. Gue ketemu dia disini, di Singapur." Helaan napas panjang terdengar keluar dari mulut Alfarez beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faultiness [END]
Любовные романыKisah tentang Salmita Isvara, Gadis yang berjuang untuk hidup dan matinya. Kepergian kedua orang tuannya membuat Salmita harus bertemu dengan sosok lelaki yang ternyata adalah Dosen muda di kampusnya, Alfarez Davindra. Namun sialnya, Salmita malah t...
![Faultiness [END]](https://img.wattpad.com/cover/370467541-64-k202173.jpg)