Hawa panas terasa di antara Jordan dan Alfarez yang malah membuat Salmita tersenyum senang.
"Ngapain lo masih di sini?" tanya Alfarez pada Jordan yang masih setia berdiri di depan kamar hotelnya.
"Gue cuman mau kasih tas ini buat Salmita, gue liat-liat dia cuman punya satu tas branded dan itu udah keluaran lama," ujar Jordan sambil menunjukan tas salah satu brand ternama keluaran baru.
Salmita sekilas menatap tas yang kini tengah ia sampirkan di pundaknya. Memang ini tas keluaran lama yang di berikan Karina, mertuannya. Sebenarnya masih banyak koleksi tas Salmita namun dia sangat menyukai tas berwarna merah maroon ini dan Salmita cukup tau diri, mana mungkin dia meminta Karina untuk membelikan beberapa tas mahal jika dia saja belum bisa membuat anak lelakinya bertekuk lutut di kakinya.
"Ini untukmu, terimalah Salmita!" ucap Jordan sambil menyodorkan paperbag itu ke hadapan Salmita.
Salmita melepaskan tangannya yang sedari tadi melingkar sempurna di pinggang Alfarez membuat lelaki itu seketika menatapnya tajam. Jika Salmita benar-benar menerima hadiah dari Jordan berarti memang benar kalau Salmita adalah perempuan mata duitan dan gila harta seperti perempuan lain di luar sana dan ucapannya selama ini jika ia mencintainya hanyalah bualan semata.
"Ambilah, Salmita. Harga tas ini lebih dari 500 juta," ucap Jordan yang sengaja membeberkan harga tas ini.
Mata Salmita seketika membulat saat mendengar harga tas yang di beli Jordan, sahabat suaminya itu.
"Wow! 500 juta?" batin Salmita.
Bahkan Karina belum pernah membelikan barang untuknya seharaga 500 juta dan sekarang dia mendapatkannya dari seorang Jordan. Keren!
Alfarez sangat yakin jika Salmita akan menerima hadiah dengan harga fantastis itu, "Dasar wanita gila harta!" umpat Alfarez dalam hati.
"Ini sangat indah Pak Jordan, sungguh Salmita sangat suka. Tapi maaf, bukan Salmita tidak menghargai pemberian Bapak, Salmita rasa masih belum pantas menerima hadiah semahal ini. Lebih baik Pak Jordan memberikannya kepada Ibu Pak Jordan atau kekasih Pak Jordan saja. Sekali lagi terima kasih Pak Jordan," ucap Salmita lalu kembali memeluk pinggang Alfarez.
"Itu terlalu mahal untukku sayang, apa lagi Pak Jordan itu sahabatmu dan tidak memiliki ikatan apapun denganku. Beda lagi kalau itu kamu yang belikan, aku akan menerimanya dengan senang hati!"
Alfarez terkejut dengan respond Salmita yang jelas-jelas menolak hadiah mahal dari Jordan. Apakah Alfarez benar-benar salah menilai seorang Salmita, istrinya? Alfarez di buat benar-benar bingung sekarang. Tapi di sisi lain, Alfarez tersenyum senang menatap wajah Jordan yang benar-benar terlihat kecewa karena penolakan Salmita.
"Memang bajingan laki-laki satu ini! Dia benar-benar terang-terangan ingin merebut Salmita dari gue!" umpatnya dalam hati.
"Aku benar-benar ikhlas membelinya untukmu, Salmita," ucap Jordan masih berusaha keras agar Salmita mau menerima tas itu.
Salmita menggeleng cepat, ia benar-benar menolak. Maaf, Salmita tidak mau terlihat jelas ingin menguasai harta Alfarez atau lelaki lainnya. Munafik jika Salmita tidak tergiur dengan tas mahal itu, Salmita bahkan sudah mengincarnya cukup lama. Namun Salmita berprinsip semahal apapun pemberian Jordan, lelaki itu tidak akan semudah itu membeli harga dirinya.
"Serius kamu menolaknya Salmita?"
"Maaf Pak, Salmita lelah ingin masuk ke kamar dulu. Selamat malam!" pamit Salmita lalu berjalan begitu saja meninggalkan Alfarez dan Jordan yang sedari tadi saling menatap tajam. Salmita sungguh tidak peduli.
Salmita memang sudah masuk ke dalam kamar namun ia sengaja tidak menutup pintunya dengan rapat. Salmita ingin melihat respon Alfarez setelah tau jika Jordan benar-benar menginginkannya.
"Lo bener-bener gak tau malu ya Dan? Lo pikir dengan harta lo itu bakalan bisa ambil Salmita dari gue?" tanya Alfarez dengan senyum mengejek.
"Bukannya lo yang minta Darwin buat deketin Salmita dan lo bisa balik lagi sama Ciara? Lo bilang lo muak liat muka Salmita dan pengen dia jauh-jauh dari lo? Ini gue lagi berusaha buat itu Al, tapi bukan buat main-main. Gue beneran suka sama Salmita!" Alfarez seketika menatap Jordan marah.
Bahkan tangan Alfarez sudah mengepal seraya ingin melayangkan ke wajah tampan sahabatnya.
"Gue gak nyuruh lo! Jadi jangan sok jadi jagoan di sini, gue gak suka! Salmita istri gue dan lo gak perlu menguras isi tabungan lo yang gak seberapa itu buat beliin hadiah buat istri sahabat lo, ngerti!"
Jordan tertawa mendengar Alfarez menyebut Salmita dengan embel-embel istri.
"Gue cuman mau bikin Salmita seneng, semua perempuan suka hadiah. Kalau lo bisa kasih hadiah buat Ciara, gue juga bisa kasih hadiah buat Salmita. It's fair, Bro!"
"Bajingan!" Alfarez melayangkan satu pukulan ke arah Jordan tapi sialnya lelaki itu berhasil menangkisnya.
Salmita yang mendengar teriakan Alfarez sama sekali tidak berniat keluar dari kamar hanya untuk berlari memeluk Alfarez lalu berteriak memisahkan keduannya. Itu tidak akan pernah terjadi di kehidupan Salmita. Drama!
Nanti kalau wajah Alfarez penuh luka ya tinggal di obati dan kalau sampai meninggal ya tinggal di kubur, beres.
"Jauhi Salmita! Dan jangan pernah ikut campur tentang rumah tangga gue. Kalau gue pengen dia pergi dari hidup gue itu urusan gue jadi lo gak usah sok jadi pahlawan di sini, ngerti!"
Salmita yang mendengar derap langkah kaki mulai mendekati pintu kamarnya dengan cepat berlari memasuki kamar mandi. Berpura-pura membersihkan sisa make up pada wajah cantiknya.
Setidaknya Salmita tau kalau Alfarez begitu menginginkan kepergian dirinya dari hidup lelaki itu. Tapi maaf, meskipun dia sudah tau kebenaran ini, tidak akan membuat Salmita menyerah begitu saja bahkan memilih pergi dari kehidupan Alfarez. Hidupnya sekarang sudah sangat beruntung dengan tinggal di rumah megah dengan berkelimang harta dan uang. Bahkan mertua yang selalu akan mendukungnya. Silahkan saja Alfarez menjalin hubungan dengan Ciara bahkan sampai ke jenjang pernikahaan. Tapi posisi Nyonya Davindra tetap di sandang olehnya sampai kapanpun.
"Sialan!" umpat Alfarez lalu melempar jasnya ke sembarang arah.
Salmita yang memang sengaja tidak menutup pintu kamar mandinya sedikit tersenyum melihat betapa frustasinya suaminya saat ini.
"Kenapa sayang?" tanya Salmita yang masih fokus membersihkan sisa-sisa make up-nya.
"Kamu marah sama aku atau Pak Jordan sekarang?" lanjut Salmita sambil berjalan mendekati Alfarez yang kini tengah duduk di tepi ranjang.
"Siapa lagi? Kamu lihat dia dengan terang-terangan membelikan hadiah mahal untukmu dan berusaha mengambilmu dariku!" ucap Alfarez penuh emosi.
"Hei, gak perlu emosi gini ah! Sini aku peluk," ucap Salmita yang langsung memeluk tubuh Alfarez.
"Toh aku gak terima hadiah itu, sayang. Aku gak suka sama Pak Jordan. Ngapain juga aku deketin sahabat kamu itu kalau kamu aja lebih, lebih dari dia. Udah ya, jangan marah-marah gini," lanjut Salmita sambil mengusap lembut punggung Alfarez.
"Bohong! Aku tau kamu sekarang sangat menyesalkan udah menolak hadiah mahal itu?"
"Hahaha, ngapain aku harus nyesel? Sayang, aku gak butuh tas mahal itu. Lagian uang sebanyak itu mubazir gak sih cuman buat beli tas yang di pakai beberapa tahun terus rusak? Mending buat bikin usaha terus balik modalnya lebih banyak!" ujar Salmita.
Alfarez belum sepenuhnya yakin dengan ucapan Salmita. Dia masih ragu, benar- benar ragu.
***
Hai! Udah masuk part 34 aja tapi Alfarez masih totot ya 😭
masih mau nungguin kan? gak bosen kan sama kisah Salmita-Alfarez ini? Hahahah
semoga enggak yaa!
Btw, jangan lupa vote and comment ya gaess..
love you 💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Faultiness [END]
RomanceKisah tentang Salmita Isvara, Gadis yang berjuang untuk hidup dan matinya. Kepergian kedua orang tuannya membuat Salmita harus bertemu dengan sosok lelaki yang ternyata adalah Dosen muda di kampusnya, Alfarez Davindra. Namun sialnya, Salmita malah t...
![Faultiness [END]](https://img.wattpad.com/cover/370467541-64-k202173.jpg)