💙Dua Puluh Tiga💙

40 13 0
                                    

"Ini bunga anggreknya mau di gantung di sebelah mana, bu?" tanya ayah Yoon pada ibu Wendy yang lagi menyiram tanamannya.

Ayah Yoon baru beli tanah sebelah rumahnya, terus dijadiin rumah kaca dan kebun oleh ibu Wendy dan ayah Yoon, soalnya ini tanah gede banget tadinya ayah mau renov rumah kan, di lebarin gitu, cuma kata ibu Wendy mubazir karena ya emang rumah mereka udah luas dan yang nempatin cuma 4 orang doang, walau ada pembantu dan orang-orang yang kerja sama mereka tetap aja mereka kan ada di bangunan yang beda sama keluarga ayah Yoon tinggal.

Jadi aja deh tanah ini di jadikan kebun hidroponik dan rumah kaca untuk tanaman hias yang ibu Wendy tanam, di tengah rumah kaca ini ada bangku taman untuk ibu Wendy dan ayah Yoon duduki jika mereka sedang menyiram tanaman atau sekedar untuk ngadem nyari yang hijau-hijau.

Kadang adek dan mas Renjun ikut bantuin mereka siram tanaman dan memotong rumput liar. Tapi banyakan adek sih yang bantu soalnya mas Renjun sibuk banget, kadang berangkat matahari belom terbit, pulang matahari udah tenggelam.

Ibu Wendy mencari sudut yang masih kosong "Disitu aja Yah, deket yang anggrek bulan." Tunjuk ibu Wendy pada sebuah anggrek berwarna putih yang menggantung di sudut rumah kaca.

Dari kejauhan terlhat adek Junghwan berlari ke arah rumah kaca, mata ibu Wendy menyipit memastikan kalo yang lari itu beneran adek. Pintu rumah kaca dibuka, adek terlihat ngos-ngosan, soalnya emang dari rumah ke rumah kaca ya lumayan ya, apalagi ini adek lari kan.

"Kenapa lari-lari gitu?" ibu Wendy bertanya pada anak bungsunya.

Junghwan mengeluarkan ponselnya "Tadi pakde Taemin telpon adek, dia telpon ayah katanya gak di angkat."

Ayah yang merasa di panggil, langsung bangun dari duduknya "Kenapa dek? Handphone ayah lagi di charge."

Junghwan mengangkat bahunya "Gak tau adek, pakde cuma tanya ayah dimana kok di telpon gak di angkat? Terus nyuruh adek bilangin ayah kalo suruh telpon pakde lagi soalnya penting."

"Aduh, kenapa lagi ya? udah yuk balik ke rumah aja, udah mau maghrib juga."

Junghwan menatap ayah Yoon "Aku capek yahhhh, duduk dulu." Keluhnya.

Ayah tertawa "Udah istirahatnya nanti di rumah, nanti ayah pesenin sushi."

"Oke aku mau yang salmon." Jawab Junghwan yang kemudian bangkit dengan semangat.

Ibu Wendy hanya bisa menggelengkan kepalanya, kalo soal makanan anak bungsunya emang gak ada dua deh, dan ayah Yoon juga emang paling suka beliin nurutin apa yang anaknya mau.

Pas sampe rumah ayah Yoon langsung ke kamar ngeliat ponselnya, bener aja sih ada kurang lebih belasan panggilan tak terjawab dari mas Taemin, ada apa ya tumben amat biasanya kalo emang ada perlu ya telponnya gak sebanyak ini.

Ibu Wendy masuk kamar "Mba Nayeon telpon aku kenapa ya, Yah?" ternyata mba Nayeon juga berusaha buat telpon ibu Wendy.

"Gak tau nih, ini aja mas Taemin telpon banyak banget." jawab ayah memperlihatkan ponselnya pada ibu Wendy.

"Yaudah coba telpon lagi yah, takutnya ada apa-apa."setelah pembicaraan tersebut ibu Wendy meninggalkan ayah, dia masuk ke kamar mandi untuk bersih-bersih karena emang udah mau magrib kan.

Ayah langsung mendial nomor Taemin, bermaksud ingin tau ada apa sampe harus telpon Junghwan juga. tidak lama telponnya di angkat oleh Taemin. "Assalamualaikum, mas." Salam ayah pada mas nya.

"Waalaikumsalam, pripun kabari pun?" jawab Taemin.

"Alhamdulillah, sae mas. Mas gimana kabarnya?"

"Alhamdulillah semuanya baik."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Home.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang