"Terget sudah masuk dalam perangkap, ini tinggal tugas mu aku ada urusan di luar." Ucap Vincent seraya masuk ke dalam lift.
"Baiklah, terimakasih banyak Vincent, kau sangat berjasa untuk ku." Sahut seseorang dari balik telfon dengan suara yang sengaja di buat begitu mendayu untuk mencoba merayu Vincent. Tapi nampaknya Vincent sama sekali tidak perduli ia langsung mematikan sambungan telfon dan kembali mengantongi earphone itu.
Di dalam ruangan Aldrick meremas kepalanya yang terasa sakit. "Sial ada obat yang terdapat di dalam wine itu." Geramnya. Ia perlahan bangkit dari posisinya berusaha untuk berdiri dan pergi dari ruangan itu. Karena Aldrick tidak mungkin berlama-lama di sana itu akan membahayakan dirinya sendiri.
"Sialan kau Vincent aku tidak akan membiarkan mu lolos." Aldrick melangkah dengan sempoyongan keluar dari dalam ruang pertemuan, tubuhnya terasa begitu panas sesuatu di bawahnya terasa mengeras dan memberontak meminta sebuah sentuhan.
Perlahan kesadaran Aldrick mulai terenggut menjadi dirinya yang tidak ingat apapun kecuali rangsangan yang semakin menjadi pada tubuhnya. Aldrick membuka pintu ruang pertemuan begitu ia keluar tubuhnya hampir limbung dan sebuah tangan menahannya. Aroma parfum wanita menusuk indra penciuman Aldrick membuat tubuh Aldrick semakin terangsang. Ia menoleh yang ia lihat adalah Alicia, istrinya ada di hadapannya.
"Sayang kamu..." Gumam Aldrick.
"Membutuhkan bantun?" Bisik wanita itu dengan sengaja berbicara tepat di bibir Aldrick membuat Aldrick meneguk salivanya susah payah melihat bagaimana seksi Alicia di hadapannya. Itulah yang ia pikirkan, pada nyatanya yang ada di hadapan Aldrick bukanlah Alicia melainkan Leona yang melakukan kelicikan ini kepada Aldrick.
"Sayang kamu sangat seksi, aku merindukan mu." Aldrick menarik Leona semakin mendekat pada dirinya menekankan juniornya yang sudah mengeras pada bagian perut bawah Leona.
Leona tersenyum, ia bergerak untuk menggesek junior Aldrick. Satu langkah lagi ia berhasil memiliki Aldrick.
"Aku juga sangat merindukan mu, tapi kita tidak mungkin melakukannya di sini, kemarilah aku sudah siapkan kamar untuk kita." Leona membawa Aldrick pada sebuah kamar yang tidak jauh dari ruang pertemuan Aldrick dengan Vincent. Tanpa Leona sadari kalau dompet Aldrick terjatuh tepat di depan pintu masuk kamar.
"Kemari Aldrick aku sudah haus sentuhan mu.." Bisik Leona dengan suaranya yang mendayu, ia perlahan membuka kancing kemeja Aldrick di mana Aldrick sudah bermain pada leher jenjangnya.
Aldrick benar-benar tidak mengetahui kalau itu adalah Leona. Yang ada di pikirannya itu adalah Alicia, istrinya yang sangat ia rindukan.
"Mphhh Alhhhh...." Leona memejamkan matanya kenikmatan, mengeluarkan suara tak tahu malu yang mana membuat Aldrick justru semakin bermain lebih.
Julian baru saja sampai di halaman Club setelah semua urusannya selesai ia melangkah cepat masuk ke dalam club menuju lantai 4 di mana ruang pertemuan Aldrick dan Vincent berasa. Julian pikir ia belum terlambat, begitu pintu lift terbuka Julian segera menuju ruangan pertemuan Aldrick.
Di dalam kamar itu, Aldrick mendorong Leona yang sudah tak mengenakan apapun ke atas tempat tidur, menindihnya dan mempermainkan kedua gundukan kenyal Leona membuat wanita itu kegirangan, ia menatap ke arah kamera yang sudah tersedia merekam semua kegiatan panas dirinya dengan Aldrick.
Leona nampak kenikmatan di saat Aldrick mencumbunya dengan sangat kasar tidak ada kesan romantis yang ada.
Julian membuka pintu ruang pertemuan tidak ada siapapun, ia menatap sekitar sampai menemukan handphone Aldrick yang masih tergeletak di atas meja.
"Kemana perginya si bodoh itu, kenapa handphonenya masih ada di sini?" Julian mengambilnya ia menatap setiap wine yang ada dan mengambil gelas yang ia rasa milik Aldrick.
"Sial! Jangan sampai kalau... BODOH!!" Umpat Julian begitu ia menyadari kalau Aldrick sudah masuk sebuah jebakan dengan obat perangsang yang sangat kuat. Dengan cepat ia berlari keluar menatap sekitar kanan kiri dan akhirnya Julian melihat sebuah dompet di depan pintu masuk kamar.
Di dalam kamar Aldrick terus mencumbu Leona dengan ia yang melihat wanita itu adalah Alicia. "Sayang aku sudah tidak tahan, boleh aku memasukkannya?" Bisik Aldrick dengan suara serak yang begitu bergairah.
"Mphhh ahhh lakukan Alhh aku sudah menunggunya..." Leona dengan kesenangan ia membuka kedua kakinya semakin lebar. Aldrick bangkit ia menanggalkan kain bawahnya yang masih menutupi bagian juniornya. Begitu kain itu terlepas memperlihatkan milik Aldrick yang mengacung tegap siap memasuki Leona yang ia anggap adalah Alicia.
Julian sangat terkejut melihat dompet itu adalah milik Aldrick. Perlahan ia menjauhkan tubuhnya dan berlari sekuat tenaga mendobrak pintu di hadapannya.
BRAKHH!
***********
Yuk mampir ada di karya-karya Hellow_28
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Mafia ( 21+)
RomanceArea panas di larang mendekat 🔞🔞 "Mphhh ahhh..." Walaupun hatinya begitu saling membenci tetapi ketika ber cinta mereka tetap saling menikmati. "Oughh sialan, Alicia aku membenci mu ahhh..." Alden terus menggerakkan pinggulnya maju mundur untuk...