F.A.D 15

32 11 8
                                    

Malam minggu ku terus update
Jangan lupa kalian nge-vote
Tidak lupa kirim komentar
Agar author semangat update🤣

Happy reading 🐣💐

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

Suasana makin menegangkan di rumah itu, semua menuntut penjelasan pada Moza. Moza bingung ingin merespon seperti apa, yang jelas dari sudut manapun ia akan tetap terlihat salah.

"Apa maksud ucapanmu Elza?" luna Morra tak dapat menahan rasa penasarannya, apa yang ia dengar tadi? Rupanya ia tidak hanya memiliki 1 cucu dan 1 calon cucunya yang belum lahir, tetapi dirinya juga memiliki 1 cucu tersembunyi.

"Bunda bisa tanyakan langsung padanya." Elza mengarahkan dagunya ke arah Moza.

"Moza? Bisa jelaskan apa maksud kakakmu?" apa ini saatnya untuk semuanya terbongkar bahkan disaat dirinya juga belum lama mengetahui fakta ini?

"Benar, semuanya benar. Aku memiliki anak dari omega lain, yang artinya anak itu adalah anak kandung pertamaku." penjelasan Moza membuat semuanya terdiam, Lio perlahan menjauh dari belakang tubuh Moza yang menutupinya.

"J-jadi? Apa semua yang kita lalui hanya sandiwara belaka alphaku?" mata omega itu mulai berkaca-kaca, menatap tidak percaya ke arah Moza. Hati omega mana yang tak sakit saat mengetahui fakta jika dirinya bukan omega pertama yang memberikan alphanya keturunan.

Omega mana yang rela membagi alphanya dengan omega lain? Omega mana yang rela perhatian alphanya untuk anaknya akan terbagi untuk anak dari omega lain? Sedih, hati Lio sungguh sakit. Kenapa dari banyaknya omega di dunia, takdirnyalah yang terasa begitu kejam.

"Ini alasanku ingin mengambil alih tugasku ayah bunda, aku tidak bisa membiarkan Lio di duakan. Aku sekarang sudah merasa pantas dan sanggup untuk menghidupi keluarga kecilku, tak apa Lio mengandung anak yang bukan milikku. Aku akan tetap merawat, mendidik serta menjaganya seperti anakku sendiri." penjelasan Elza tampak bisa diterima oleh alpha Zenuel dan luna Morra.

"Sepertinya ini jalan terakhir yang kau punya Moza, lepaskan Lio dan Zaleo kepada alpha yang sejak awal memiliki mereka. Kemudian hiduplah dengan omega dan anak kandungmu, bawa mereka untuk tinggal disini." ucapan Neza mengundang tawa keras dari Moza.

Setelah meredakan tawanya, Moza menatap tajam Neza "Siapa yang sejak awal mendorongku untuk mengambil alih tanggung jawab yang seharusnya bukan tanggunganku? Disaat itu aku sudah menolak tapi kalian semua memaksaku, sekarang semua sudah berbeda. Tanyakan pada Lio dan Zaleo, apakah mereka memilih untuk bersamaku atau kau Elza. Jawaban mereka akan aku setujui." keputusan Moza sudah bulat, mereka menatap kepergian Moza dengan perasaan hati yang tidak tenang.

Elza mendekati Lio, meraih dan menggenggam tangan mungil male omega itu "Dengarkan aku sayang? Aku akan menceritakan semuanya kepadamu, kau tau aku mencintaimu bukan? Beradalah di pihakku." suara memohon dari alpha Elza tak membuat Lio bereaksi apa-apa, bahkan memandang Elza pun tidak.

Luna Morra memisahkan tautan tangan Elza dan Lio "Sudah, kembali ke kamar masing-masing. Lio butuh waktu untuk memikirkan semuanya." luna Morra menuntun menantunya menuju kamar.

Kemudian para alpha yang tersisa satu persatu meninggalkan ruang tamu untuk pergi ke kamar masing-masing.

Beberapa hari setelah hari dimana terbongkarnya semua rahasia yang ada, kini Elza tampak mendekatkan diri dengan Zaleo. Ternyata anak tampan itu tidak mudah untuk didekati, Elza butuh mengerahkan semua usahanya untuk dekat dengan anak kandungnya.

"Ayah temani main ya?" pertanyaan-pertanyaan semacam itu terus keluar dari Elza, Zaleo cukup muak dan risih mendengar seseorang yang menyebut dirinya sendiri sebagai sosok ayah.

"Om ini siapa si? Zaleo tidak punya ayah, hanya ada ibu dan mama. Itu sudah cukup." sahut Zaleo yang asik bermain sendiri dengan mainannya di ruang keluarga.

"Kau tidak punya ibu, hanya ada mama dan ayah." ucapan dengan nada yang tidak enak di dengar itu membuat Zaleo takut, ia berlari pergi mencari Lio.

Melihat anaknya takut padanya membuat Elza serasa tertampar kenyataan, tidak, ia tidak boleh menyerah secepat ini.

Lio belum memberi jawaban, artinya masih ada kesempatan untuk memiliki omega itu lagi beserta anaknya.

Moza tidak pulang ke rumah saat terakhir kali ia pergi setelah bertengkar hebat dengan kakaknya itu. Moza menghabiskan waktunya untuk tinggal bersama Nala dan Haigan di Gultafuri.

Entah kenapa hati Moza mengarahkannya untuk mendekat ke Nala dan Haigan, seperti ada benang takdir yang menariknya.

Awalnya Renka bingung melihat Nala tampak dekat dengan alpha Moza, tapi setelah ia mendapat penjelasan dari alpha dan omega itu dirinya tak bisa untuk tidak mengamuk pada Moza. Bagaimanapun Moza tetap penyebab sahabatnya menderita selama empat tahun, harus di asingkan dan merawat anak tanpa sosok alpha.

Nala sendiri bingung saat melihat alpha Moza datang kembali ke rumahnya, ia dapat melihat raut kemarahan di wajah alpha itu. Perlahan cerita mengalir dari Moza, Nala mengapresiasi niat baik Moza untuk bertanggung jawab atas adanya Haigan.

Tapi Nala masih belum menerima jika dirinya harus berbagi alpha dengan omega lain, tawaran alpha itu untuk hidup bersama-sama dengan omega dan anak lain dari Moza membuat Nala reflek melayangkan tamparannya ke pipi Moza.

Keputusan Nala masih bulat, ia tidak mau hidup bersama Moza bila alpha itu masih membawa omega dan anak lain ke kehidupan baru mereka nantinya.

Moza hanya bisa pasrah, dua omega itu tampak tak bisa hidup dalam lingkup yang sama. Bagaimanapun mereka berdua sama-sama memberikannya keturunan dan Moza bisa mencium feromone keduanya, bukankah ini pertanda dari Tuhan jika ia memiliki dua mate?

Ini semua melenceng dari susunan hidup yang sudah Moza rancang. Tidak pernah terbesit dibayangannya jika ia akan memiliki dua omega terlebih para omega itu adalah seorang laki-laki.

Moza membayangkan akan memiliki mate female omega dengan bentuk tubuh yang sexy, manis, cantik dan penurut serta mereka nantinya akan menghasilkan banyak anak untuk menjadi penerus klan Jiriyah. Semuanya hanya tinggal rencana, realita tak seindah ekspektasi.

"Haigan, bunda ingin bicara serius denganmu. Bisakah kau mendengarkannya dengan baik?" Nala dan Haigan berada di kamar Haigan, mereka tampak membicarakan hal yang serius.

Haigan menatap polos ke arah mata bundanya "Bisa bunda." anak laki-laki itu tampak memfokuskan pendengarannya untuk menangkap informasi yang akan diberikan bundanya.

"Alpha Moza yang belum lama kau kenal dan tinggal bersama kita beberapa hari ini adalah ibu alphamu. Ibu alpha yang selalu kau cari-cari keberadaannya nak." Nala sedikit cemas melihat anaknya hanya termenung.

"Haigan tidak senang hmm? Apa bunda suruh ibumu pergi saja?" Haigan melotot ke arah Nala, anak itu tampak tidak setuju.

"Jangannn bundaa, aku sudah menunggu lama sekali. Tapi benalkah dia ibuku??" Haigan tak pernah terlihat seberbinar ini saat bertanya padanya.

"Benar, dia ibumu." setelah mendengar jawaban pasti bundanya, Haigan berhambur memeluk Nala sambil menangis. Anak itu mencurahkan kebahagiaan yang sudah lama ia nantikan, betapa bahagia dirinya memiliki orangtua lengkap.

Nala mengelus pelan punggung Haigan dengan sayang, sepertinya keputusannya sudah tepat untuk memberitahu fakta ini kepada Haigan.

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

Selamat ya Nala, kamu sudah mendapat setitik harapan untuk masa depan keluarga kecilmu.

–RIUSGURL–

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Female Alpha DominanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang