Hallo semua!
Don't forget to ⭐ and 💬
Happy reading 🌷°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
'Haigan Za Lexior' nama yang terdengar arogan dan penuh penekanan. Nala sengaja memberi nama belakang anaknya dengan marga keluarganya, klan Arjiyah.
Haigan merupakan putra kesayangan Kanala dan juga Renka, Nala meminta Renka untuk menganggap Haigan seperti anaknya sendiri.
Jika Haigan memanggil Nala dengan sebutan bunda, maka Renka akan dipanggil mama. Nala merasa Renka berhak mendapatkan panggilan sayang dari Haigan, karena Renka berperan penting dalam pertumbuhan anak tampannya.
"Bunda!" suara keras Haigan menggema di rumah satu-satunya pada kawasan ini.
Nala menoleh melihat rupa cemong anaknya, seketika matanya berkaca-kaca ternyata waktu berlalu begitu cepat. Anak yang Nala rasa belum lama lahir, sudah sebesar ini.
Empat tahun berlalu tanpa ada kejadian berarti, alpha Fedra yang masih belum menerima cucunya dan alpha Moza yang belum tau tentang anak kandungnya.
"Ndaa tenapa melamun ci? Atu lapall." suara manis Haigan membuat Nala tersadar dan mengusap sudut matanya.
"Iya nak, sebentar ya? Bunda siapkan dulu." Nala tersenyum sembari mengusap lembut rambut tebal Haigan.
Haigan mengangguk-anggukan kepalanya lalu menoleh ke arah pintu masuk, disana Renka datang dengan keranjang buah dan sayur ditangannya.
Haigan berlari ke arah Renka "Mamaaa bawa apaa?" kepala Haigan tidak bisa berhenti untuk mengamati keseluruhan isi keranjang, lalu mengambil satu buah stroberi dan memakannya.
"Bunda sudah bilang berkali-kali, jangan langsung memakannya Haigan. Buah dari kebun kita belum Renka cuci." peringatan Nala yang disambut cengiran lucu dari Haigan.
Haigan akan selalu menampilkan sifat lucu saat bersama orang yang ia sayang, namun jika bersama orang asing Haigan akan bersifat sangat cuek.
"Bunda apa dicini atu tidak punya satu pun teman?? Atu bocan belmain cendili." wajah Haigan yang tadinya ceria seketika lesu, anak itu memang benar-benar terisolasi. Di wilayah perasingan ini memang hanya ada mereka, tidak ada yang lainnya.
"Anak mama mau teman ya? Apa bunda dan mama bukan temanmu?" Tanya Renka yang mewakili Nala, karena ia rasa Nala tidak sanggup menjawab pertanyaan anaknya.
"Beda ma, aish yasudah deh atu mau tidul aja. Bye-byee maa ndaa!" Haigan berjalan meninggalkan ruangan menuju kamarnya.
Renka hanya bisa menepuk pelan pundak Nala, sahabatnya itu sepertinya hampir mencapai limitnya. Bukankah ini waktu yang tepat untuk keluar dan melihat dunia? Bukankah hukuman perasingan ini sudah cukup untuk menghukum Nala?
Sepertinya Renka harus segera menemui alpha Fedra, tidak mungkin Nala dan Haigan di tahan di tempat ini terus sepanjang hidupnya.
Lain halnya dengan kondisi di kediaman pemimpin Jiriyah, tangisan Lio tidak dapat ditahan lagi. Hati ibu mana yang tidak pedih melihat anaknya keracunan.
Anak malang itu entah bagaimana bisa terkena racun, Zaleo menjadi sasaran banyak musuh klan Jiriyah. Karena sampai saat ini, Zaleo masih menjadi cucu pertama dan keturunan satu-satunya di keluarga ini.
Alpha Elzaima tidak pernah memunculkan batang hidungnya, entah dia masih hidup atau tidak. Sedangkan alpha Nezaima belum juga menemukan omeganya sampai sekarang. Jalinan asmara alpha Nezaima dengan omega yang sebelumnya telah kandas.
Jadi hanya Zaleo satu-satunya harapan keluarga ini, melihat anak itu terbaring dengan wajah pucat pasi serta badan menggigil membuat siapa saja iba.
Moza tidak kalah pusing memikirkan jalan keluar dari masalah ini, siapa yang berani meracuni anaknya? Orang tidak berakal mana yang tega ingin melenyapkan seorang anak kecil?
Tenaga medis pun hampir menyerah karena racun yang masuk ke tubuh Zaleo adalah jenis racun yang mematikan, serta obat penawar yang sulit dicari.
"Tabib, sebutkan tempatnya. Aku akan mencari penawarnya dengan cara apapun!" sentak Moza kepada tenaga medis yang menangani Zaleo.
"Tempatnya sangat jauh dan untuk mendapatkan tanaman obat penawar itu membutuhkan kecerdasan tingkat tinggi alpha. Sebab kawasan itu seperti hutan yang menyesatkan, kawasan itu dikenal dengan nama Gultafuri. Tidak ada seorang pun yang tinggal disana alpha." penjelasan dari tabib tidak membuat Moza gentar.
Moza menoleh ke arah Zaleo, mendekatinya lalu mengecup dahi anaknya itu. Menatap dalam wajah Zaleo sembari mengusap rambutnya. "Tunggu ibu ya? Kau pasti selamat, itu janjiku." kemudian Moza melangkah pergi meninggalkan ruangan.
Lio mengejar langkah Moza "Apa kau yakin alpha? Aku takut kehilangan dua orang penting sekaligus dalam hidupku. Berjanjilah untuk kembali dengan selamat, kumohon." nada putus asa Lio membuat Moza menghela nafas pelan.
Telapak tangan kanan Moza bergerak untuk mengusap rambut lembut milik Lio "Tenanglah, aku pasti kembali. Jaga Zaleo dengan baik, aku pergi." kali ini Moza benar-benar pergi mencari obat penawar racun mematikan itu.
Tabib bilang waktunya kurang dari 1×24 jam, jadi Moza bergegas pergi dengan tekatnya.
Butuh waktu yang tidak sebentar untuk Moza menemukan kawasan tempat tanaman penawaran racun itu berada. Berkali-kali Moza mencoba mencari, ia tetap berada di tempat yang sama. Hutan ini benar-benar seperti labirin, sangat sulit ditembus.
Waktunya tidak banyak dan sekarang Moza malah terjebak di hutan ini. Kepala Moza menoleh cepat ke sumber suara geraman serigala, tingkat waspadanya naik.
Tapi setelah Moza telaah, suara ini seperti suara serigala kecil yang sedang kesakitan. Moza memutuskan mencari sumber suara itu.
Moza dapat melihat puppy dengan bulu berwarna abu-abu pekat sedang menggeram kesakitan, ia bisa melihat jika kaki belakang puppy itu terluka.
Moza mendekati puppy itu dengan hati-hati, ia berjongkok seraya mengelus kepala puppy itu. Entah kenapa Moza merasa dekat dengan puppy yang baru ia temui.
Puppy itu merubah wujudnya menjadi manusia, yang tak lain dan tak bukan adalah Haigan. Pertemuan pertama seorang ibu alpha dengan anaknya walau tanpa mereka sadari.
Moza melihat wajah anak laki-laki itu, bahkan disaat anak itu masih kecil raut dengan kesan tegas itu tidak bisa ditutupi. Moza sedikit heran melihat tatapan Haigan yang terlihat tidak ramah. Setaunya anak itu tadi mengerang kesakitan, tapi saat ia dekati anak itu malah menatapnya dengan tatapan datar.
Haigan menatap wanita cantik namun juga memiliki kesan tampan disaat yang bersamaan, ia tidak bisa untuk beramah-tamah. Akhirnya Haigan memutuskan bangkit dan berjalan pulang dengan sedikit menyeret kakinya.
"Nak tunggu dulu." tahan Moza, suara Moza membuat Haigan menghentikan langkah kakinya. Moza menghampiri Haigan dan berdiri di hadapannya.
"Apa kau tinggal dekat disini? Aku akan mengantarmu." tidak mungkin Moza tega melihat anak kecil berjalan kesulitan dan terdengar ringisan pelan di setiap langkah anak itu.
"Tidak pelu, terimakacih atas niat baik ante." jawab Haigan dengan nada yang masih cuek walau rasanya Haigan ingin menangis setengah mati. Haigan mengaku ini salahnya, ia berlari tanpa lihat-lihat jadi kakinya terluka karena tidak sengaja terpeleset dan sialnya lututnya menghantam batu yang tajam.
Tanpa menunggu balasan, Haigan melanjutkan langkahnya untuk pulang.
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°
Alur cerita dipercepat yaa🔥
Haigan dan Zaleo sekarang sudah berusia 4 tahun.Gimana selama baca cerita ini? Ada saran dan kritik? Boleh di sampaikan^^
_RIUSGURL_
KAMU SEDANG MEMBACA
Female Alpha Dominan
RomanceApa jadinya jika male omega tertarik dengan female alpha dominan? Kejadian tak senonoh yang terjadi sewaktu kecil membuat mereka seakan terikat benang merah tak kasat mata. Nala tidak pernah merasa setertarik ini dengan female alpha di sepanjang hid...