F.A.D 4

155 22 1
                                    

Haiii don't forget to klik ⭐ and 💬
Happy reading ❤️📸

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

Nala tidak tau sudah berapa lama ia pingsan, tubuhnya seakan lumpuh dan mati rasa. Bahkan bagian belakangnya terasa sangat nyeri ketika ia sedikit saja bergerak.

Nala mencermati keadaan sekitar, dan sangat kacau. Semuanya terlihat berantakan dengan pakaian yang bercecer, serta meja dan kursi yang tak lagi rapih seperti saat pertama kali Nala masuk kesini.

Tanpa sengaja matanya beradu pandang dengan mata alpha yang sedang menatapnya tajam seakan ada kemarahan yang terkumpul di dalam dirinya.

Moza, ia sedang bersandar pada jendela yang terbuka sembari melirik Nala tajam. Nala sendiri sedikit merinding mendapat tatapan seperti itu dari Moza.

Moza benar-benar marah saat ini, entah marah pada Nala pada keadaan atau pada dirinya sendiri sekarang. Saat mendapati dirinya terbangun di samping male omega itu terlebih omega itu adalah Nala, membuat dirinya seakan terkena serangan jantung.

Kondisi dirinya dan Nala yang masih naked sudah menjelaskan semuanya, separuh ingatannya tentang kejadian tiga hari yang lalu melayang-layang terus di kepalanya. Membuat kepala Moza rasanya ingin meledak.

"Aku sudah bilang padamu untuk pergi dari sini Nala, tapi kau tidak mematuhinya. Bagus, kau membuatku semakin benci dan muak denganmu." pernyataan Moza yang terkesan datar itu membuat hati Nala mencelos.

Apakah menolong Moza adalah suatu kesalahan? Apakah dirinya semenjijikan itu? Tolong beritahu Nala sekarang.

"Aku hanya ingin menolongmu." cicit Nala pelan.

"Apa kau melihat diriku meminta pertolonganmu? Penilaianku salah. Kau tidak akan pernah berubah, kau akan terus menjadi omega rendahan yang memaksakan dirimu padaku." nada bicara Moza terdengar sedikit kecewa diiringi dengan sudut bibir yang tertarik ke atas seakan meremehkan omega di depannya itu.

Moza beranjak keluar dari gubuk rotan itu dan meninggalkan Nala sendirian yang bahkan untuk beranjak pun sulit. Nala hanya mampu menatap punggung luas Moza tanpa mengeluarkan pembelaan.

Semenjak beberapa minggu setelah kejadian tidak mengenakkan itu, Nala menjalani hari-harinya dengan tidak bersemangat. Setiap malam ia membuat skenario untuk meminta maaf langsung kepada Moza.

Nala sadar bahwa ia bersalah, andai sebelum bertindak ia berpikir panjang untuk konsekuensi kedepannya. Entah itu dibenci Moza atau bahkan dijauhi.

Membuat Moza mau menatapnya dan membalas setiap pertanyaannya saja butuh waktu yang tidak sebentar. Tapi dengan mudahnya ia hancurkan semua usahanya, benar-benar bodoh bukan?

Moza pasti tidak sudi lagi bahkan untuk menatap Nala sejengkal saja. Disaat Nala sibuk dengan fikirannya ia tak sadar bahwa ia sudah memutari jalanan pasar yang sama berulang kali. Kesadarannya seketika kembali saat dirinya mendengar ucapan bisik-bisik dari beberapa penduduk klan Arjiyah.

Mereka membicarakan tentang anak bungsu dari pemimpin klan Jiriyah akan mengadakan pesta pernikahan yang besar. Apa dirinya salah dengar?!

Apakah yang mereka maksud itu Moza? Alpha Mozaima?!! Tapi kenapa bisa setiba-tiba ini dan Nala tidak pernah mempersiapkan hatinya untuk mendengar kabar mengerikan seperti ini.

Apa Moza selama ini memiliki omega yang spesial tanpa sepengetahuannya, tapi yang Nala tau Moza tidak pernah serius dengan para teman tidurnya.

Nala perlu mencari kebenaran akan informasi mengerikan ini, ya ia harus pergi ke klan Jiriyah. Nala harus memastikannya, semoga ini hanya kabar burung.

Mundur ke beberapa minggu yang lalu tepat saat Moza kembali ke kediaman keluarganya setelah menghilang kurang lebih tiga hari.

Moza berjalan memasuki ruang keluarga, aura Moza terasa benar-benar tidak bersahabat. Ia menatap malas keluarganya yang berkumpul di ruangan itu, tapi tampaknya ada anggota tambahan yang asing di matanya.

"Kemarilah nak." suara alpha Zenuel menginterupsi dan Moza menuruti.

Setelah Moza bergabung dengan mereka, mata Moza tidak bisa untuk tidak menatap dengan tatapan menyelidik ke arah male omega yang tampak menundukkan kepalanya itu. Tak lupa juga terdengar isak tangis lirih dari omega asing itu.

"Moza bantu keluarga kita, sudah saatnya kau menjalankan tugasmu untuk menjaga nama baik klan kita." ucap alpha Nezaima sembari menepuk pundak tegap Moza.

Moza menyingkirkan tangan kakaknya itu "Apa maksudmu? Membantu? Tugas? Nama baik? Apa-apaan ini." tanya Moza dengan ekspresi bingung bercampur kesal. Ia benar-benar lelah saat ini dan mereka semua membuatnya kesal.

"Kak Elza membuat masalah besar. Dia sepertinya tidak sengaja menghamili anak omega dari pemimpin klan Delriyah, dan sekarang kita tidak tau dia berada dimana." ungkap alpha Neza cemas.

"Omega ini meminta pertanggung jawaban, jika kak Elza tidak menikahinya ia akan bunuh diri bersama janin itu." sambungnya.

"Lalu?" tanya Moza yang memastikan bahwa pikirannya pasti salah.

"Kau harus menikahi dia, secepatnya. Kita tidak bisa membiarkan darah keturunan klan pemimpin Jiriyah lenyap begitu saja. Apa kau juga mau menodai nama klan Jiriyah jika sampai omega ini membocorkan masalah ini?" jawab alpha Zenuel yang menatap Moza dengan penuh keseriusan.

" APA?! Kenapa harus aku ayah? Ada kak Neza!" protes Moza yang menaikkan nada bicaranya.

"Tidak bisa. Aku sudah memiliki omega, dan aku sangat mencintainya." bantah alpha Neza dengan bersungguh-sungguh.

"Omong kosong! Bagaimana jika aku bilang aku memiliki omega yang aku cintai juga kak?" tanya Moza dengan raut kecewa sambil menatap kakaknya itu.

"Bunda tau sifatmu nak, kau tidak pernah serius selama ini dengan omega. Bunda pastikan kau tidak punya omega yang spesial saat ini." jawab luna Morra menengahi situasi yang mulai memanas ini.

"Nikahi dia ya? Bunda percaya omega yang dipilih kakakmu Elza adalah omega baik-baik, kami sudah memastikannya." sambung luna Morra sembari mengelus rambut wolf cut Moza dengan lembut.

"ARGHH aku benci situasi ini, di usia 20 tahun? Menikah? Lelucon apa ini. Dimana alpha brengsek itu, dengan ringannya dia melimpahkan kesalahannya padaku." ujar Moza frustasi.

"Hussst dia tetap kakakmu, sepertinya ada hal yang membuatnya tidak bisa pulang sekarang. Tapi tenang saja, hukuman akan menanti alpha nakal itu." alpha Zenuel memperingati.

"Arghh seterah! Lakukan saja apa yang kalian inginkan." Moza pergi meninggalkan mereka semua setelah mengatakan itu. Dirinya perlu menenangkan diri dari masalah-masalah yang terus berdatangan menerpanya.

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

Mulai memasuki konflik, siap untuk masuk bersama??

RIUSGURL_

Female Alpha DominanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang