"Manusia itu beragam. Bahkan karakter bisa berubah-ubah tanpa pasti dan memberi aba-aba. Demikian, ada yang berbuat baik akan ketulusan atau kepentingan yang merugikan pihak yang tengah diincar."
-AUTHOR-"Hari ini kalian pergi ke teater sekolah."
Suara Bu Harini dengan tongkat hitamnya yang selalu ia bawa. Sementara lima manusia itu masih belum siap-siap. Tidur mereka tidak nyenyak. Bayangkan saja? Bagaimana tidur mereka bisa nyenyak? Sementara mereka seperti diawasi iblis yang siap dimakan kapan saja.
Bahkan Amabel dan Alisha terjaga sepanjang malam. Netra mereka yang cantik terlihat tidak secantik dulu dengan sedikit menghitam. Namun tidak tahu pasti alasan Alisha terjaga.
"Pakai, dress ballerina dengan kerudung veil yang sudah saya sediakan. Propert juga dibawa. Mengerti?"
Keci mengangkat tangan. Dan membuat Bu Harini menunjuk Keci menggunakan tongkatnya serta tatapan yang arogan. "Tapi, Bu. Bukankah dress ballerina akan dipergunakan di kala siapa yang terpilih untuk diterbangkan mengikuti lomba perwakilan A.T.O.D?"
Bu Harini hanya mengangkat satu alis. Tangan kanannya bertolak dengan pinggang. Ia pun masuk ke kamar yang bagaimana ia menelisik kamar sembilan seperti yang dibicarakan oleh Bu Sri Devi.
"Apa yang kamu harapkan di A.T.O.D ini, nak?"
"Tidak akan ada yang menari untuk sebuah audisi. Tetapi, kalian akan menari di teater yang akan menjadi panggung terakhir kalian."
"Tidak ada yang terpilih untuk terbang ke Bangkok, Thailand setelah kejadian yang telah terjadi tanpa kalian sadari. Saya rasa, ada kecurangan di antara kalian yang menggunakan ilmu hitam."
"Ilmu Hitam?" ulang Asanna seraya menggeleng samar sekali.
"Hah? Masih percaya perilmuan hitam ini? Come On! Gimana Indonesia maju! Gila semua orang-orang sekarang!" kesal Anasera seraya terkekeh remeh. Tatapan penuh kemuakan terlihat dari kedua matanya yang masih dibalut kelopak mata yang sembab.
"Tertawalah. Tapi ilmu hitam masih digunakan bahkan di zaman ini. Jikapun sudah tidak, kekasihmu tidak akan mati tanpa sebab, bukan begitu?" sarkas Bu Harini sembari tersenyum bengis dan puas membuat Anasera terpenung.
"Apa selama kalian masuk di kelas hingga kejadian-kejadian di luar nalar ini terjadi masih tidak kalian rasakan?" tanya Bu Harini membalik tubuh dan menatap lima siswinya yang kebingungan namun Bu Harini tersenyum tidak percaya saat pelakunya di depan mata tengah berakting sempurna seperti di atas teater yang di sorot lampu.
"Bahkan dalangnya bermain dengan sempurna dan rapi. Manusia itu unik," tekan Bu Harini yang merajut langkah hingga suara dari dari high heelsnya terdengar tiap ketukan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
BALLERINA BERDARAH
Horrormereka berdampingan dengan mayat yang dihidupkan kembali. Tentang Penari Ballerina dimana akan mengikuti kompetisi Internasional Dance yang akan diadakan di Thailand untuk mewakilkan Indonesia. Beberapa Siswi dari SMA MERPATI SILA LIMA ditunjuk untu...