BAB 22

220 56 8
                                    

Happy reading all readers,jangan lupa vote and komen,dan juga tolong koreksi typo yang ada yahhh,supaya author perbaikin.

Pagi hari yang cerah,dengan kicauan burung2 yang merdu dan suasana yang tenteram,semua itu tak berpengaruh bagi freya yang tengah duduk merenung diteras,

Jangan ditanya lagi,dia tertekan,sangat tertekan,entah apa itu,tapi rasanya seperti realita seperti duri yang menusuk hatinya.

Gracia menatap keponakan kesayangannya ini dengan sedih,dia tak tahu kalau hanya dengan dikatakan tak direstui hubungannya dengan indira bisa membuat dia stres dan hancur setengah mati,

"Fre..."panggil gracia,dia membawakan secangkir cokelat panas dan biskuit untuk freya,

"Iya ci"jawab freya dengan singkat,namun seperti ada kehampaan disuaranya,gracia mengusap2 kepala freya dengan lembut dan memberikan kecupan didahinya,

Mata freya meneteskan sebulir air mata lagi,jujur saja,dia bukan menangis karena indira,tapi dia menangis karena semua hal yang sudah terjadi,semuanya.

"Ci...freya bisa ketemu mamah?"tanya freya dengan wajah datar,gracia kembali merasakan sesak didadanya mendengar pertanyaan itu yang keluar dari mulut freya,

"Sayang2nya cici...hei,boy,tatap cici sayang"ucap gracia sembari menangkup pipi freya,dia mengusap bulir air mata yang menetes dari pipi freya,

"Freya mau indira?supaya cici jemput?kita disini sama indira,oke?"tanya gracia dengan suara parau,lagi dan lagi freya menggeleng,

"Freya mau mamah,mamah chika"ucap freya,gracia tak kuasa menahan air matanya mendengar freya menyebut nama ibunya,

"No...mamah udah gak ada sayang,mamah udah gak ada....mamah udah senang,mamah bakalan marah kalau freya sedih2...udah yah sayang...kita ziarah ke makam mamah"gracia mengusap2 pipi freya,

"Ayok,kita ke makam mamah"gracia menggandeng freya untuk masuk kembali kedalam rumah,

Gracia mengganti bajunya dengan dress warna hitam,begitu juga dengan freya,dia mengganti pakaiannya dengan baju serba hitam,tak lupa freya membawa sebuah kotak merah berbentuk love.

"Sudah sayang?"tanya gracia yang baru saja keluar dari kamarnya,freya mengangguk singkat membalas pertanyaan gracia,

Dirinya menatap kearah pintu luar,entah tatapan apa itu,tapi hati freya sungguh sakit,hei,apa yang terjadi,

Dia sakit hati?iya,dia lelah?jangan ditanya lagi,freya menahan sekuat tenaga bulir2 air mata yang akan menetes dari matanya,

Kenapa dirinya dihadapkan dengan yang seharusnya tak usah dia hadapi,apa yang tak seharusnya ada dipikirannya malah menjadi salah satu hal yang membuat dia makin memburuk.

Freya dan gracia sekarang baru saja sampai di tpu dimana ada 2 orang yang paling freya sayang beristirahat,

Dia berjalan kearah 2 kuburan besar itu dan mengusap batu nisan dibagian kuburan yang berwarna putih,

"Mamah...freya dateng nih"ucap freya,dia merasakan kehangatan seolah2 bidadari dihidupnya itu merespon,

Freya mengukir senyum tipis,dia mendekap batu nisan makam itu dan memecahkan tangisannya,biarlah dia mengadu pada bidadari yang melahirkannya,dia tak mau ditahan,dia tak mau disemangati,dia menangis sekencang mungkin,

"Mamah...."lirih freya dengan tangisan dalam2,seolah2 memohon untuk jangan memintanya menjadi kuat,

Apa yang terjadi sudah terjadi,freya hanya mau menangis,mengadu dan merasakan cinta seorang ibu,

"Mamah!!...."freya berteriak mendekap nisan makam bundanya,setiap air mata yang menetes keatas tanah kuburan adalah cara dia bercerita tanpa harus menjelaskan.

"Freya...udah yah sayang....sini sayang,ada cici"gracia mencoba mendekap keponakan kesayangannya namun freya lebih erat mendekap kuburan chika,

1 jam....2 jam....3 jam...

Freya menangis hingga lelah,bahkan langit mulai mendung dan gerimis mulai turun disaat kesedihan freya kembali memuncak,

Freya merasa kesedihannya didukung,dia mengeluarkan apa yang selama ini dia sembunyikan,dimana alkohol lah yang menutupi itu,

"Freya gagal....freya nyusahin ci shani sama ci gre!freya jadi anak nakal!freya konsumsi narkoba!freya konsumsi alkohol!obat2an!hukum freya....marahin freya....mamah..."freya mendekap erat melampiaskan semuanya,

Disisi lain,shani sedikit khawatir melihat kondisi freya,padahal baru satu malam,dia memutuskan untuk membawa apa yang menyebabkan freya bersedih setengah mati seperti itu.


















































"Namanya indira mah...cantik kan?"freya mengarahkan foto indira yang berada dilayar handphonenya kearah nisan,gracia hanya diam membiarkan keponakannya bercerita dengan bunda tersayangnya,

Dia seharusnya masuk sekolah hari ini,tapi siapa yang akan beraktivitas dengan hati yang seperti baru disuntikkan dengan racun,

Freya duduk diantara makam chika dan aran,dia menyalakan sebatang rokoknya ditengah hujan gerimis,dia menatap lurus kedepan dan menangis sembari diselingi tawa,

Gracia memutuskan untuk segera mendekat pada freya,namun freya tetap tak mau pulang,

Entah sudah berapa jam lamanya freya menangis dengan sebab bermacam2 disini.

"Sayang....ayok...pulang yah....ayok,cici udah telefon indira nihh...ayok,nanti dipeluk sama indira"ucap gracia yang menurutnya bisa membujuk freya,tapi apa?freya hanya diam,sampai....



























"Muah.."satu kecupan manis mendarat dipipi freya,

Freya terdiam sebentar dan berbalik menatap siapa yang memberikan kecupan gratis dan manis ini,dan....

























Nungguin kelanjutannya yahhhh?entar author up nanti,kalian juga pasti udah tau siapa yang kasih freya cium gratis😋.





















Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE A BASTARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang