BAB 13

469 54 5
                                    

Happy reading all readers,jangan lupa vote and komen.

"Enghh..."lenguh freya yang baru saja terusik dari tidurnya,dia menatap kesana kemari dan ternyata sekarang sudah terang,

Dia buru2 bangun dan merapikan kain dan bantal yang dia pakai,

"Aduhh...kenapa pake kesiangan segala sih,bodoh banget lu fre"umpat freya pada dirinya sendiri,

Setelah selesai dengan semua kegiatannya freya langsung keluar dari kamarnya,dia pikir kalau pak prapto sudah pergi bekerja sepagi ini,tapi ternyata dia sedang menikmati secangkir kopi dengan sebatang rokok ditangannya,kehidupan yang begitu santai bagi freya,tidak ada stres dan frustasi

"Sudah bangun yah,sana cuci muka dulu,terus minum kopi sama bapak"ucap pak prapto,freya hanya menurut lalu pergi untuk membasuh wajahnya,

Freya berjalan kearah dapur dan bertemu,saat freya masuk kedalam dapur hazel matanya langsung bertemu dengan manik2 mata indira,

Keduanya terus saling menatap dari jarak agak jauh dan akhirnya semua itu terbuyarkan setelah



























"Aduhh..."erang indira saat pisau yang dia gunakan untuk memotong bawang malah menyayat tangan lentiknya,

"Awss..."indira memegang erat tangannya yang meneteskan darah,freya dengan cepat2 keluar dan mencari kotak p3k dimobilnya,kebetulan mobilnya sudah dimasukkan disamping rumah pak prapto,

Dia kembali berlari masuk kedalam rumah,freya mengambil perban dan obat merah,

"Tahan yah,ini agak sakit soalnya"ucap freya,dia meneteskan obat itu ketangan indira yang terluka,lalu menempelkan perban kecil ketangan indira,

Tanpa dia sadari freya mulai mengusap2 pelan tangan indira yang sudah diperban,matanya menatap hazel kecoklatan terang milik indira,

"Lain kali hati2 yah..."ucap freya sembari mengusap pipi indira,pak prapto dan istrinya hanya melihat sambil mencoba agar tidak tertawa,

"Anjing lu fre,jangan ngasih harapan ke anak orang"batin freya,dia segera melepaskan tangan indira dan berjalan menuju kamar mandi,

"Hahahaha anak bapak sama ibu,romantisnya terang2an yah"tawa pak prapto pecah saat itu juga,sedangkan indira hanya mendengus kesal lalu melanjutkan potongan bawangnya.

*krekk*pintu kamar mandi terbuka dan memperlihatkan freya yang menggunakan baju oversize hitam dan celana pendek selutut,

"Buk,bapak mana?"tanya freya,istri pak prapto langsung menunjuk kebelakang rumah,freya berjalan menyusul pak prapto yang ada dibelakang rumah,

Saat freya sampai ternyata pak prapto sedang mengasah sabit yang sangat panjang,bahkan lebih panjang dari biasanya,

Freya pikir sabit itu digunakan untuk mengambil rumput,tapi ternyata itu akan digunakan untuk tawuran,

"Loh,saya kira anak2 muda aja yang tawuran pak"ucap freya dengan heran,

"Yahh...anak2 muda itu tawuran karena gak ada kerjaan,tapi ini bapak mau jaga kampung,mau jaga anak istri,bukan gak ada masalah terus saling serang gak jelas,dinegara ini hukum pemerintah memang kuat nak,tapi lambat prosesnya,makanya kita jaga kampung halaman sendiri dengan nyali"ucap pak prapto,freya bahkan tak pernah membayangkan bagaimana jadinya kalau saling serang hanya dengan senjata tajam,bahkan jarak dekat,

LOVE A BASTARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang