BAB 14

379 53 2
                                    

Happy reading,author dobel up aja deh biar kalian pada seneng.

"Akhhh!!!!"pekik freya dengan sangat keras,dia kembali terduduk sembari memegangi tangannya yang berdarah,

Dia menangkup wajahnya dan menangis keras,entah sudah berapa kali tangannya dia pukulkan ke samsak tinju yang dimiliki pak prapto,

Dia membuka bajunya dan melapisi tangannya dengan 2 buah helai kain yang dia lingkarkan sampai menutupi punggung telapak tangannya,

*bugh*satu pukulan keras kembali freya layangkan,darah memancar diwajahnya,

*bugh* *bugh*2 pukulan yang lebih keras,dan akhirnya darah segar semakin menetes lebih deras,

Freya menangis sembari memukuli samsak tinju itu,dia tak tahu ingin melampiaskan amarahnya seperti apa lagi,

Hari sudah mulai gelap,setelah selesai beres2 freya mencari sesuatu untuk melampiaskan semua emosinya,dia bahkan sudah memukuli samsak itu dari jam 4 sore sampai jam setengah 6,

"Anjing!,gua kek orang gila bangsat,gua kok gak bisa dapetin bahagia sih bangsat!!!!,setiap kali gua mau bahagia,malah ada aja yang ancur"umpat freya,dia memasang kuda2 untuk mulai memukuli samsak itu lagi,

Namun tiba2 tangannya ditahan oleh tangan lembut dan lentik,

"I-indira"kaget freya,

"Indira laporin nanti sama bapak,kaka udah nakut2in indira"ucap indira dengan nada bergetar,dia seperti ingin menangis,

"E-eh cup cup,kaka gak bermaksud nakut2in indira kok,yaudah deh kaka berhenti"ucap freya,dia membawa indira ketempat duduk yang ada didekat pintu masuk kedapur,

Freya membuka kain yang membungkus tangannya itu,kain itu sudah berwarna merah darah seutuhnya,

"Dir kaka mau tanya sesuatu boleh gak?"tanya freya,indira hanya mengangguk pelan,freya turun dari tempat duduknya dan bertekuk lutut didepan indira,

"Indira gak masalah kan kalo kak freya bakalan tinggal disini dalam waktu yang lama?,kaka takut indira gak nyaman kalau kaka ada disini,kaka gak punya tempat pulang lain selain disini,kaka bakalan bikin hidup indira berubah drastis suatu hari nanti"ucap freya panjang lebar,dia menatap dalam2 manik2 mata indira,gadis itu perlahan mengambil tangan freya dan dia usap2 dengan perlahan,

"Indira gak masalah kalo kak freya bakalan tinggal disini,bahkan indira senang kalau kak freya bakalan lama disini,selagi kaka mau berubah dan bakalan perbaikin kehidupan kaka,indira bakalan selalu senang kak freya ada disini"ucap indira,mereka berdua tak sadar kalau pak prapto dan istrinya sedari tadi sudah pulang mereka berdua sudah memperhatikan freya dan indira dihalaman belakang,

"Kalau freya ada perasaan sama indira,ibu setuju kalau mereka berdua dijodohkan"ucap istri pak prapto,

"Tapi belum tentu keluarganya terima indira dengan sepenuhnya,dari cerita freya saja tantenya itu ceo,terus pengusaha sukses"ucap pak prapto,

"Kita tunggu saja bu bagaimana nantinya,penyakit bapak ini juga sudah mulai parah bu,bapak takut tinggalin indira sebelum dia mandiri"ucap pak prapto,mereka berdua langsung bersih2 tanpa mengganggu 2 orang anak dibelakang itu.











































































"Huffttt...."freya menghembuskan asap terakhir dari rokoknya,dia sedang duduk diteras rumah sembari menunggu pak prapto yang tengah mengganti pakaian,

"Emm kak fre..."ucap indira yang sudah ada disamping indira,

"Hmm,iya dir ada apa?"tanya freya,indira berjalan memutar lalu duduk disamping freya,

"Nih, kain ini udah dikasih mantra sama kakeknya indira,katanya kalau pake ini keselamatan akan selalu ada sama kita"ucap indira sembari mengikatkan kain berwarna merah dilengan freya,

Freya sebenarnya tak terlalu percaya akan hal ini,tapi dia juga tak ingin menolak pemberian dari indira,

"Makasih yah dir,tapi indira doain kaka juga supaya aman pas jaga kampung"ucap freya,indira hanya mengangguk sembari tersenyum,

"Ayo fre kita berangkat sekarang"ucap pak prapto,setelan pak prapto sekarang menggunakan celana panjang lalu bagian tubuhnya dilapisi jaket tebal telapak tangan kanannya dilapisi dengan kain putih,

Freya segera memakai hoodienya lalu menggunakan kain putih ditelapak tangan kanannya,

"Freya pamit yah bu,indira kaka pamit yah"ucap freya sembari berpamitan pada indira dan istri pak prapto,

"Bapak pamit bu,dir jagain ibu dirumah yah"ucap pak prapto,

"Iyaa..pak,ka freya hati2 yah,jangan dibuka loh kain yang indira kasih"ucap indira sembari menyalimi tangan freya,(udah kayak suami istri aja),

"Wahh semenjak ada freya bapak gak pernah diperhatiin jadinya"ledek pak prapto yang sedang membuka bungkus rokok,

"Bapak juga hati2,jagain kak freyanya"ucap indira,

"Sama aja itumah,tetap freya juga yang diperhatiin"ucap pak prapto,

"Udah ahh...orang2 udah pada nunggu tuh"ucap indira,padahal wajahnya sudah memerah karena malu,

"Yaudah kita pamit dulu,assalamualaikum"ucap pak prapto,

"Waalaikumsalam"balas indira dan ibunya secara serentak.




































"Fre nanti sampe sana,kamu pake penutup muka ini"ucap pak prapto,freya mengambil sebuah masker wajah yang menutup sampai batang hidungnya,

"Nih fre rokoknya"ucap pak prapto sembari menyodorkan sebatang rokok yang dikeluarkan dari pembungkus,

Freya memasang rokok itu dan berjalan bersama dengan pak prapto,dia selalu merasa terkekang dengan apa yang dia akan lakukan,tapi disini dia bebas memilih gaya hidupnya,dan pastinya dia tak akan frustasi karena semua larangan itu.

Disisi lain sekarang gracia sedang duduk disofa ruang tamu,dia nampak gelisah sembari terus mengecek handphone ditangannya,

Tiba2 2 orang pria berstelan jas hitam masuk kedalam rumah,

"Maaf nyonya,keberadaan tuan muda freya belum bisa kami pastikan,handphonenya juga tak bisa kami lacak sedangkan mobilnya kami tak dapat temukan disetiap tol dan jalan manapun"ucap laki2 yang bertubuh lebih tinggi daripada yang lainnya,

"Aduhh free...kamu dimana sih sayang,cici khawatir banget loh kamu kenapa2 disana,maafin cici udah marahin kamu"gumam gracia dengan khawatir,dia pikir freya hanya akan menghilang
Beberapa jam namun nyatanya freya belum balik juga,

Namun tanpa gracia ketahui,freya sekarang tengah berada dibarisan orang2 dengan senjata tajam,dia yang selama ini selalu dijaga baik oleh kedua cicinya,sekarang sudah berdiri menatap gesekan antara besi dan besi,malam itu sangat menguji adrenalinenya sekaligus melatih mentalnya,

Dia rasa akan tinggal ditempat ini dalam waktu yang lama,dia bahkan telah mengganti identitasnya,dia menutup semua tentang dirinya rapat2,dia sudah hidup bersama2 dengan pak prapto dalam kegiatan sederhana dan semua hal2 yang menguji mentalnya,

Dia diajarkan untuk tidak malas2an,sampai dia terdidik menjadi seorang anak yang paham arti hidup.

LOVE A BASTARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang