Hana selalu punya Bibi Tari yang mendukungnya setiap saat atau Mona yang mendukungnya untuk menjadi apapun yang ia inginkan.
Ia tak pernah menginginkan lebih banyak hal lagi dari dunia ini.
Apa Hana yakin?
Ya, sangat. Hana akan menjawabnya seperti itu dan selanjutnya diam untuk waktu yang lama. Ia akan membiarkan jawabannya mengambang sejenak atau jika pada akhirnya dipaksa, Hana akan punya jawaban lebih untuk menjawab pertanyaan itu.
Ia ingin. Ingin satu kali saja mengetahui bagaimana rupa dan keadaan kedua orangtuanya saat ini. Ia ingin menjadi manusia yang tak tahu diri untuk sejenak demi memunculkan wajahnya di hadapan mereka.
Meski, Hana tahu ia tak akan pernah bisa jadi yang pertama untuk kedua orang tuanya.
Mungkin setelah mengetahuinya, ia akan cukup puas dan tak lagi mendambakan apapun. Hana tak pernah mendengar apapun dari Bibi Tari. Bagi Bibi Tari yang selalu berjiwa bebas itu, ia tak pernah ingin membuat Hana merasa terkekang pada apapun. Dan lagi, baginya ketika Hana akhirnya ditinggalkan sendirian bersamanya, itu adalah sebuah tanda bahwa mereka, kakaknya tak lagi ingin tahu bagaimana keadaan Hana selanjutnya. Bahwa Hana bebas untuk melakukan apapun, membuat keputusan apapun tanpa perlu memedulikan kedua orang tuanya lagi. Merasa ditelantarkan tak boleh jadi pemicu Hana untuk membuatnya berlarut dalam kesedihan dan rasa sepi.
Tari telah menumbuhkan Hana menjadi pemilik perangai yang selalu lembut. Menjadi seseorang yang terlampau baik, menganggap siapapun adalah bagian dari keluarganya. Terlepas dari dirinya yang tak pernah yakin untuk melepas kesendiriannya karena ia tak akan pernah bisa hanya melabuhkan hatinya pada satu orang saja dan menjadi orang tuanya yang baik kelak, Tari menjadi orang paling bertekad penuh, paling berjasa untuk keponakannya. Ia berada di garda paling depan pada segala hal menyangkut Hana.
Hana tak pernah bisa menyampaikan betapa besarnya rasa terima kasih pada Bibi Tari hingga dirinya benar-benar merasa cukup. Ia juga tak akan pernah sanggup menyampaikan bahwa ia begitu meminta maaf karena menyita kesendiriaan seorang Bibi Tari, membuatnya menanggung sebuah beban disaat Tari tak pernah menginginkan atau bahkan terpikirkan untuk ingin menanggung. Tak akan ada seorang Hana Almira Baruna saat ini jika tanpa Bibi Tari.
Hana tak akan pernah menjadi Hana yang pandai mengumpat ketika diberi tekanan. Hana tak akan menjadi Hana yang lugas dan berani menyatakan keberatannya pada suatu hal jika tanpa Bibi Tari. Oh... yang pertama terasa menyenangkan untuk dilakukan.
*****
Sabtu kembali tiba. Itu hari dimana dirinya terbebas dari segala tekanan di Bahamas. Ia biasanya selalu tidur lebih lama hingga Mona tak pernah membuat sarapan khusus untuknya. Ia tak pernah sudi menyentuh air keran dan hanya memindahkan tubuhnya dari kasur menuju sofa untuk kembali berbaring dan tertawa nyaring sembari menonton tayangan televisi.
Sampai ketika akhirnya bertemu Langit, ia berangsur melepaska gaya hidup tak produktif itu. Meski, Langit tak pernah mempermasalahkannya. Pria itu hanya terlalu mencintai Hana yang seperti ini. Ia mencintai segala hal yang ada pada Hana. Mereka selalu bisa bertemu kapanpun ketika Hana siap. Ketika ia telah selesai dengan kegiatan bersantainya. Sama seperti ketika mereka menentukan bahwa mereka akan bertemu pada pukul tiga sore nanti.
Sampingkan itu sejenak, Hana mulai menatap luar balkon ketika tayangan yang baru ia tonton selama sepuluh menit mulai disela iklan-iklan berdurasi satu jam. Ada yang salah diluar sana. Hana menggeser pintu balkon. Mengapa sudut balkon saat ini terlihat semakin lapang saja? Mona benar-benar memindahkan sebagian tanaman hias itu? Ia masih ingat ketika dirinya diminta Mona untuk mengantar satu pot kecil sebuah bonsai sebagai hadiah ulang tahun atasannya. Betapa terkejutnya Hana ketika ia bertanya penuh penasaran berapa harga bonsai yang masih berukuran sedang itu saat menjemputnya dari toko bunga. Mona ternyata cukup kaya, bukan begitu? Ia beruntung karena Hana bukan teman serumah yang pandai menguras uangnya selain menguras tenaganya untuk memasak dan mengantar-jemput.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kedai Nona Emi
RomanceJika harus memilih bagian terburuk selama kehidupannya, alih-alih menyebut bagian dimana ia menyaksikan perceraian orang tuanya saat berumur lima tahun, Hana lebih memilih bagian dimana ia mulai bekerja sebagai sekretaris Danudirja Samudera. Pria in...