Preview last chapter:
"Kami tak berpacaran karena saat itu Andira sudah suka sama orang lain." Armando melanjutkan jawabannya.
Angga terbatuk, tersedak air liurnya sendiri.
Angga rasa, ia terlalu cepat merasa lega.
===
"Mas Angga kok dari tadi diam saja?" tanya Andira pada Angga yang memang sedari tadi sangat amat pendiam.
Angga, Andira dan Angkasa sudah ada di dalam mobil menuju jalan pulang ke rumah Angga. Angkasa yang mungkin terlalu lelah bermain sudah terbang ke alam mimpi di pangkuan Andira. Sedangkan Angga hanya diam saja dari tadi karena pikirannya penuh.
Andira sempat suka sama siapa?
Apakah Andira ingin mencari masa lalunya sekarang?
"Saya takut, Andira." Angga mencengkeram kemudi dengan erat. Pikirannya dipenuhi dengan hal-hal buruk yang mungkin terjadi. Angga takut jika Andira tiba-tiba penasaran dengan masa lalunya, kemudian menghubungi temannya dan mencari tau─karena si temannya tadi memberikan Andira nomor telepon sialannya─kemudan Andira akan bertemu dengan orang yang disukainya, kemudian perasaan Andira akan kembali pada orang itu, kemudian meninggalkan Angga dengan segala kesedihan dan penyesalan.
Andira mengernyitkan keningnya. "Mas Angga takut apa?"
"Nanti saja kita bicarakan di rumah."
Sesampainya di rumah Angkasa dan Andira langsung duduk berhadapan di meja makan sedangkan Angkasa untuk sementara dijaga oleh Bi Sumi.
"Jadi, apakah setelah ini kamu akan mencari tau masa lalu kamu?" Tanya Angga membuka pembicaraan.
Oh, jadi karena masalah ini?
Andira berpikir keras, sejujurnya dalam hatinya ia ingin tau tentang kedua orangtua atau sanak saudaranya dan tentang pekerjaan juga teman-temannya. Bukan tentang siapa-orang-yang-pernah-ia-suka atau siapa-yang-pernah-suka-dengannya. Tapi, jika ia menemui orang yang pernah dekat dengannya mungkin akan mempermudah Andira untuk mencari kedua orangtuanya yang entah di mana.
"Mungkin.." Jawab Andira mencari jalan tengah.
Angga menghela nafas, sebetulnya tak apa jika Andira mencari masa lalunya. Yang Angga takut Andira akan meninggalkannya karena ternyata Andira masih menyukai orang itu. Karena menurut Angga, ingatan seseorang mungkin bisa hilang. Tapi perasaan tidak.
"Mas Angga gak suka kalau saya cari tau masa lalu saya?"
"Bukannya begitu, Andira. Saya hanya.." Angga memotong kalimatnya, ia masih ragu mengatakan pada Andira bahwa ia tak mau Andira meninggalkannya. "Sudah lupakan saja. Kalau kamu mau cari tau gak apa nanti saya bantu."
.
.
.
Angga tak bisa tidur pada malam harinya, ia menyibukkan diri dengan pekerjaan-pekerjaan yang bahkan masih lama deadline-nya kadang ia juga menghampiri kamar Angkasa untuk memeriksa keadaan anaknya. Angga masih dipenuhi kekhawatiran, namun Angga sudah memutuskan untuk membiarkan Andira bebas. Kalau memang Andira akan kembali bersama orang yang pernah disukainya, tidak apa.
Mungkin memang takdirnya.
Sedangkan Andira tidur dengan nyenyak di malam hari, ia merasa pertemuannya dengan Armando kemarin merupakan titik terang baginya. Dan hari ini, jika Angga mengizinkan, Andira ingin bertemu dengan Armando. Tentu saja ia akan membawa Angkasa bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Romance[PART DIPRIVATE ACAK] Andira lupa ingatan! Yang dia lihat pertama kali adalah wajah dokter tampan yang bernama Angga. Baru saja Andira merasa tertarik, ternyata Angga sudah punya anak. Malah, Andira menyanggupi untuk jadi babysitter anak Angga. U...