Epilogue

23.1K 978 12
                                    

P.s.: yuk mampir ke Giselle

.
.
.

Andira merapatkan dirinya pada Angga yang masih tertidur lelap. Kulit telanjang mereka yang beradu membuat Andira merasa hangat. Semalam, Angga baru pulang dari workshop luar kota dan mereka melepaskan kerinduan dengan bercinta tanpa ampun sampai menjelang subuh. Andira hanya dapat berdoa semoga Angkasa dan Andine tidak terbangun dari tidur mereka.

Andine Darmawan, dilahirkan Andira 6 bulan yang lalu dengan keadaan sehat dan cantik. Setelah Angkasa masuk ke kindergarten, barulah Andira melepaskan protectionnya dan hamil dengan cepat.

Selama kehamilannya, Anggalah yang mengalami stress. Ia selalu pulang lebih awal dan membelikan apapun yang Andira inginkan. Terlebih lagi ketika waktu kelahiran sudah dekat, Andira dipaksa tinggal di apartemen yang disewa Angga yang memiliki jarak begitu dekat dengan rumah sakit.

Serupa dengan papanya, Angkasa pun terus-terusan menjaga Andira dan calon adik kecilnya. Setiap hari ia selalu bertanya kapan adiknya lahir dan apakah adiknya baik-baik saja.

Masa-masa itu telah lewat dan Andine sudah lahir, Angkasa sangat menyukai adiknya sehingga ia menolak tidur di kamar terpisah.

"Mamaaa," Lamunan Andira terhenti begitu mendengar Angkasa mengetuk-ngetuk pintu kamar mereka. Andira bangun dengan cepat dan memakai pakaian seadanya.

"Sebentar, sayang." Andira membuka pintu disambut Angkasa yang mengulurkan tangannya minta di gendong. Meski sudah berusia hampir 5 tahun, Angkasa masih suka bermanja-manja.

Andira menggendong Angkasa dan membawanya menjauh dari kamar. "Papa masih tidur. Jangan berisik. Andine sudah bangun?" Andira membuka pintu kamar anaknya dan mendapati Andine yang sedang menggigiti jarinya.

"Tuh liat Andine gigitin jari. Kamu juga dulu suka gigitin jari." Kata Andira sambil menjauhkan jari Andine dari mulutnya. Hal itu membuat Andine menangis. Andira menurunkan Angkasa dari gendongannya dan menggendong Andine.

"Ma, kayanya Andine haus deh." Kata Angkasa sok tau.

"Iya deh," kata Andira sambil tersenyum. Ia duduk di sofa yang disediakan, membuka kancing bajunya dan menyusui Andine.

Angkasa mendekati Andira dan ikut memperhatikan adiknya yang kehausan. Ia menoel-noel pipi adiknya yang tembam.

"Wah, pagi-pagi sudah ramai Ayah gak diajak." Angga tiba-tiba muncul dari depan pintu. Memakai piyama dan rambutnya berantakan. Tahu sendiri ulah siapa.

Mata Angga langsung tertuju pada dada Andira yang terbuka. Ia dapat melihat kissmark yang ia hadiahkan semalam. Angga mengedipkan sebelah matanya menggoda Andira. Andira mencibir sambil menggumamkan kata "Genit" tanpa suara.

Angga menggendong Angkasa dan memutar-mutarnya anaknya sesuka hati. Angkasa tertawa senang sementara Andira merasa jantungnya nyaris berhenti.

"Jatuh loh nanti, Mas."

"Engga kok, Ma." Jawab Angkasa sambil tertawa.

"Tau tuh, Mamamu gak seru banget." Ledek Angga. Ia berhenti memutar Angkasa dan duduk di samping Andira. Memandangi puterinya yang sibuk menghisap.

"Enak banget kayanya nyusu." Komentar Angga yang langsung disambut tatapan kesal dari Andira. Pernyataan itu terdengar sangat ambigu.

"Pa, sekarang kan Sabtu. Jalan-jalan yuk!" Ajak Angkasa. Membuat Angga selamat dari tatapan maut Andira.

"Nanti mau ke rumah Eyang, sore-sore."

"Asikk!" Jawab Angkasa. "Aku mau nonton TV ah!" Angkasa kabur dari pangkuan Angga dan turun ke lantai bawah.

"Yang, cium dong." Angga mendekatkan bibirnya pada wajah Andira. Andira menyambut bibir Angga dengan kecupan kecil.

"Yah, itu mah ciuman anak SMA. Aku udah 30an loh, masa dikasi sedetik." Angga menggerutu. "Padahal kan semalem aku udah berusaha keras. Kenapa? Kamu gak puas? Mau lagi? Aku juga mau lagi tapi nanti kan nginap di rumah Eyang."

Andira mengerutkan kening. "Kamu kok jadi genit sih, Mas?"

"Genit sama istri apa salahnya sih." Angga mencium bibir Andira, ia baru saja mau mengulum bibir istrinya sebelum mendengar tangisan Andine.

"Tuh, dia gak mau kamu cium aku." Kata Andira dengan cengiran di wajahnya.

"Andine ih, gak bisa liat Papanya seneng. Aku turun aja nonton sama Angkasa. Awas lho kamu kalo minta besok malam, gak aku kasih!"

"Iya! Aku gak bakal minta! Kaya kamu tahan aja ga ngelonin aku!"

.
.
.

Halo lagi guysss jangan lupa mampir ke cerita baruku yaa judulnya Giselle terimakasihhh

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang