"Nikahi aku lagi kalau begitu. Maka kita akan kembali merawat Angkasa bersama-sama."Angga terdiam. Ia sudah mengira bahwa Aurora akan meminta hal ini.
"Baiklah, kita mulai semua dari awal. Tapi jangan pernah pisahkan aku dengan Angkasa."
.
.
.Malamnya, Andira dan Angga duduk berhadapan di meja makan. Angkasa masih belum bangun dari tidur sorenya. Suasana yang melingkupi mereka begitu kaku dan tak bersahabat. Hanya ada bunyi denting sendok yang beradu dengan piring.
Andira dan Angga makan dalam keadaan bisu. Mereka yang biasanya bertengkar karena hal-hal kecil tiba-tiba bagaikan tidak melihat satu sama lain.
Tidak tahan dengan keheningan, Andira cepat-cepat menghabiskan makanannya dan membawa piringnya ke tempat cucian dan mencucinya hingga bersih.
Andira baru saja hendak kembali ke kamar Angkasa sebelum Angga menahan pergerakannya dengan suara beratnya.
"Andira, saya mau bicara sebentar sama kamu."
Andira menghela nafas, ia tau Angga pasti akan memintanya pergi dari rumah ini karena Angga pasti jengah dengan kehadirannya.
"Hmm." Andira kembali duduk dan menunggu Angga yang masih memakan makanannya.
Andira menatap wajah Angga dalam-dalam. Sudah beberapa hari ini ia dan Angga pisah kamar dan jarang bertemu. Hubungan mereka yang tadinya begitu hangat mendadak jadi dingin semenjak Andira mendapati Angga kembali bertemu dengan Aurora. Ditambah lagi dengan kenyataan masa lalu Andira yang begitu pahit membuat Andira merasa tak layak jika terus berada di sekitar Angga.
"Kamu tahu kan, belakangan ini hubungan kita mendingin?" Angga membuka pembicaraan dengan frontal.
Andira mengangguk. "Iya, Mas."
"Kenapa?" Angga mencoba menatap mata Andira yang sedari tadi menolak menatap matanya.
Andira sadar Angga ingin berkontak mata dengannya, namun ia tak mau menyambut tatapan mata Angga karena takut segala akal sehatnya akan musnah begitu saja tenggelam dalam hitamnya bola mata Angga.
"Kenapa apanya?"
"Kenapa kita tiba-tiba menjauh seperti ini?" Angga putus asa. Ia akhirnya mengangkat dagu Andira dan menguncinya agar mata mereka bertatapan.
Andira menatap Angga dengan tatapan tegas. Ia tidak boleh merasa terintimidasi! Ia harus bertingkah normal!
"Karena saya rasa Mas Angga akan kembali bersama Mbak Aurora dan saya tidak mau menjadi orang ketiga diantara hubungan Mas Angga dan Mbak Aurora."
Angga tertegun. Andira benar-benar salah paham akan dia dan Aurora karena masalah telepon itu.
"Kenapa kamu bisa menyimpulkan seperti itu?" Tanya Angga lagi.
"Karena kejadian waktu itu. Dan kemudian saya merasa kita memang seharusnya seperti ini, Mas."
"Seperti ini bagaimana maksud kamu?"
"Ya begini, saya dan Mas hanya berbicara seperlunya. Pisah kamar dan kontak fisik tidak berlebihan."
"Tapi kita sudah berciuman dan berjanji ingin mengenal satu sama lain, Andira."
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Romance[PART DIPRIVATE ACAK] Andira lupa ingatan! Yang dia lihat pertama kali adalah wajah dokter tampan yang bernama Angga. Baru saja Andira merasa tertarik, ternyata Angga sudah punya anak. Malah, Andira menyanggupi untuk jadi babysitter anak Angga. U...