Bab 8 - Satu Langkah Lebih Berani

15.8K 1.1K 34
                                    

Malamnya, setelah insiden istri─koreksi, mantan─Angga datang ke rumah Angga dan insiden peluk memeluk itu, Andira menjadi canggung di dekat Angga. Dan Angga bukannya canggung malah semakin gencar menggoda Andira. Jelas-jelas Angga tau bahwa Andira tertarik padanya, tapi gadis itu seolah membuat batasan agar hubungan mereka tidak melampaui batas.

Jam menunjukkan pukul 20.30 waktu setempat. Angga, Andira dan Angkasa duduk di ruang keluarga sambil menonton kartun berbahasa inggris yang Andira bahkan tidak mengerti artinya. Angga duduk di atas sofa, sedangkan Andira duduk di karpet bersender pada sofa. Angkasa selalu berpindah-pindah posisi duduknya. Kadang, ia duduk persis di depan televisi dan Andira dengan sigap memundurkan tubuh Angkasa.

Lain dengan Andira yang tak mengerti sama sekali, Angga justru tertawa terbahak-bahak menonton kartun itu sampai kadang ia tersedak GoodTimenya. Angkasa? Ia hanya duduk diam memperhatikan televisi dan menjilati GoodTime.

"Andira?" Ucap Angga tiba-tiba.

"Apa?" Kata Andira singkat. Darahnya mengalir deras hanya karena Angga memanggil namanya.

Ada jeda sejenak sebelum Angga membalas ucapan Andira. "Kamu besok bisa temenin saya, gak?"

Andira menoleh untuk memperhatikan Angga. "Kemana? Angkasa gimana?" Andira mulai merasa percaya diri. Apakah Angga mengajaknya berkencan? Besok kan malam minggu!

Yes!

"Ya, justru itu kamu saya ajak. Besok ada acara lelang amal, saya mau bawa Angkasa untuk diperkenalkan. Dan saya pesimis bisa menangani Angkasa sendiri. Kamu mau ya temenin saya?"

Bahu Andira seketika turun, percaya dirinya tinggi sekali! Mana mungkin Angga mengajaknya kencan!

Angga mengernyitkan keningnya ketika melihat bahu Andira turun.

"Jangan bilang kalau kamu kira saya mau ngajak kamu kencan berdua?" Andira memelototkan matanya.

"Enggakkk! Apaansih, Mas!" Ups, Andira menjawabnya terlalu cepat. Ketahuan sekali jika ingin menyangkal.

"Saya cukup sibuk, Andira. Kalau kamu ingin kencan berdua dengan saya, saya harus lihat jadwal dulu." Angga menaik turunkan alisnya.

Menggoda Andira.

"Dih, siapa juga yang pengen kencan!" Andira memalingkan wajahnya yang memerah.

Malu!

Malu sekali!!

"Teruslah menyangkal." Kata Angga tak mau kalah.

"Udah ah, saya mau tidur!" Andira berdiri dan menggendong Angkasa. Angkasa menurut saja dan mungkin ia memang sudah mengantuk.

Angga tersenyum melihat aksi ngambek Andira. "Kok kamu ninggalin saya?" Angga ikut berdiri dan mengekor di belakang Andira setelah sebelumnya mematikan televisi.

"Lah, memangnya gak boleh? Kan yang penting saya gak ninggalin Angkasa." Balas Andira sengit.

"Loh, kan saya papanya Angkasa."

"Lah, hubungannya apa?! Mas nyebelin deh! Saya mau tidur sama Angkasa aja malam ini!"

"Loh, gak bisa gitu. Masa kamu lebih milih tidur di karpet daripada tidur sama saya yang ganteng dan hot ini?"

Perdebatan mereka terus berlanjut bahkan ketika mereka sampai di depan pintu kamar Angkasa.

"Iya, tapi nyebelin!" Andira membuka pintu kamar Angkasa tanpa menoleh ke arah Angga yang mengekorinya.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang