Setelah Sean mendapatkan pesan yang mengerikan terlihat dirinya yang mulai panik bahkan sampai mengeluarkan keringat yang sangat banyak, Sean yang tidak ingin terjadi apa apa kepada orang orangnya langsung menghubungi mereka untuk segera kembali ke mansion.
Alexsa yang mendapatkan panggilan itu langsung mengerti dengan apa yang di katakan oleh tuannya, setelah mereka sampai di mansion kini terlihat Sean yang duduk di sofa dengan tangan yang berdarah, Nina yang melihat itu langsung mengambil kotak obat.
"Ada apa tuan? Kau terlihat sangat ketakutan sekali," tanya alexsa sambil mengelap keringat Sean.
"Coba kau lihat pesan ini," sahut Sean sambil memberikan ponselnya.
"Jadi apa yang akan kita lakukan tuan?" Tanya alexsa sambil meletakkan ponsel Sean.
"Aku ingin menggunakan rencana yang kedua, bagaimana menurut mu?" Sahut Sean yng kembali bertanya kepada alexsa.
Alexsa, Vina, dan juga Nina yang mendengar itu terlihat saling menatap satu sama lain dan menganggukkan kepala mereka.
"Jika tidak ada rencana lagi apa boleh buat tuan, pasukan mana yang harus di keluarkan dulu?" Tanya alexsa.
"Semuanya," sahut Sean dengan tegas.
"Ha!!!!! Semua?" Ucap alexsa yang terkejut dengan apa yang dia dengar.
"Kalau semua pasukan yang kita keluarkan itu bukan rencana kedua tapi rencana utama," sambung alexsa sambil menatap Sean.
"Tenanglah alexsa aku tau kau tidak akan pernah setuju dengan rencana ini tapi ada satu hal yang ingin aku katakan," ucap Sean yang terlihat menatap mereka.
"Apa itu tuan?" Tanya alexsa yang terlihat sedikit marah.
"Jika aku tidak menggunakan rencana ini maka akan datang bencana yang sangat mengerikan yang akan menimpa kita semua," sahut Sean sambil memegang wajahnya.
Alexsa, Vina dan juga Nina yang mendengar itu terlihat memegang tangan Sean dengan sangat lembut.
"Gunakanlah rencana yang ingin kau gunakan tuan, maaf aku tadi sangat cepat naik darah," ucap alexsa dengan wajah tersenyum.
"Alexsa benar tuan gunakanlah rencana dirimu dan gunakanlah kami sesuai keinginanmu," sambung Nina yang di sertai anggukan dari Vina.
Sean yang mendengar itu langsung tersenyum dan memeluk mereka semua, kinan yang baru saja keluar dari ruangannya langsung ikut memeluk Sean yang membuat Sean dan yang lainnya tertawa.
"Apakah aku sudah boleh bergerak sesuai perintah mu tuan Sean?" Tanya Kinan yang tersenyum jahat.
"Ya kau sudah boleh bergerak tapi tunggu lah dulu aku ingin kalian semua berpisah sampai 2 tahun untuk bertemu dengan ku lagi," sahut Sean yang membuat mereka semua terkejut.
"Apa maksudmu tuan!?apakah kau ingin pergi dari sini ha!!," tanya alexsa dengan nada yang sangat murka.
"Tenanglah alexsa aku belum selesai bicara," sahut Sean sambil memeluk alexsa yang terlihat sangat marah.
Setelah Alexsa tenang kini terlihat Sean yang menyuruh salah satu pelayan untuk mengambil sebuah koper yang sangat besar, Nina yang melihat koper itu langsung tertawa karna dia tau apa yang sedang di pikirkan oleh tuannya, Vina yang melihat ibunya tertawa langsung bertanya kepadanya.
"Ibu kenapa kau tertawa?" Tanya Vina.
"Nanti kau akan tau Vina hahah tidak ku sangka hari yang di nantikan akan datang secepat ini," sahut Nina yang melepaskan baju pelayan nya.
Setelah koper besar itu berada di depan Sean terlihat Sean yang menyuruh mereka semua untuk berbaris di depannya, tak butuh waktu lama Alexsa dan yang lainnya mulai berdiri dan berbaris di depan Sean.

KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA SIBLING RIVALRY
ActionDi sebuah kota New York yang indah terdapat dua Kaka beradik yang dulunya akur sekarang saling bermusuhan akibat orang tua mereka yang mengusir Sean yang merupakan adik dari Sena yang merupakan seorang kakak yang sangat cantik Walaupun Sena dan Sean...