bab 25 perang dingin

53 5 0
                                    

                               📖Heppy reading 📖.                         

Jangan pernah menyerah, karna jika kita menyerah semuanya yang kita mau belum tentu bisa kita dapatkan. Dan jangan pernah menaruh harapan pada siapa pun karna jika kita terlalu berharap itu tidak baik,  hanya sekedar kata-kata

Jangan lupa vote🌞

"mudahan nyokap Lo, cepet sembuh" ucap nur.

"Amiin, makasih do'a nya, dan makasih Lo udh mau ikut lomba ini" ujar Tania.

Saat Meraka asik berbicara ada motor sport yang menghampiri nur, nur yang tidak tau pun heran siapa orang ini, dan saat orang itu membuka helem yang di kenakan, nur yang melihat pun syok.

"Pulang sekarang!" Tegas nya.

Nur yang mendengar pun hanya mengangguk, dan  yang mengunakan motor sport itu langsung melaju, nur yang melihat pun segera mengejar

Saat di perjalanan mau pulang Mereka kehujanan orang yang menghampiri nur tadi adalah Gus Fatih, saat melihat Gus Fatih memarkirkan motornya di dekat bis nur pun ikut memakirkan motor nya, dan Mereka meneduhkan diri di dekat orang naik bis.

Tapi di situ tidak ada siapa-siapa jadi mereka bisa duduk dan berteduh sebentar saat Gus Fatih melihat nur yang kedinginan pun langsung menyodorkan jaket nya, dan di sambut oleh nur.

"Makasih" ucap nya Dingin

Gus Fatih yang mendengar pun langsung ber dehem " hmm" ucap tak kalah dingin.

Hujan Sekarang sudah teduh jadi Mereka ingin melanjutkan perjalanan mereka untuk pulang ke dalem saat nur ingin menaiki motor nya, di cegah oleh Fatih.

"Naik motor ku saja" ucap Fatih.

"Motor adek mu siapa yang bawa?" tanya nur.

"Biar di ambil Riski nanti" ucap Fatih nur yang mendengar pun langsung naik ke motor sport milik suaminya.

Mereka pun melaju dan sesampainya di dalem mereka pun langsung memasuki rumah.

"Assalamu'alaikum" ucap Fatih dan nur bersamaan.

Yap tapi tidak ada sahutan dari siapapun karna ini sudah larut malam, dan ini bisa di bilang hampir pagi, karna Mereka pulang tadi sudah jam 1 tapi Mereka harus meneduh dulu, jadi dia sampai Rumah nya sudah hampir setengah 3 pagi.

Gus Fatih memasuki rumah dan menggandeng tangan nur menuju kamar.
Mereka Menaiki tangga dan berpapasan dengan Naya,

"Udah balik mbak?" Tanya Naya. Dan hanya di balas dengan anggukan.

Sesampainya mereka di kamar, nur mengambil kan handuk untuk suami nya mandi,

Nur menyodorkan handuk itu ke arah Gus Fatih dan di ambil oleh Gus Fatih dengan raut wajah yang dingin.

Selepas Gus Fatih masuk kamar mandi, nur pun mengambil handuk dan mandi di kamar mandi bawah.

Saat nur kembali ke kamar di sudah melihat suaminya tertidur pulas, nur pun menyusul suaminya untuk tidur.

Nur Terbangun dan melihat kesamping dan melihat suaminya sudah menggigil karna ke dinginnan, dan saat nur melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul setengah lima pagi, nur pun turun ke dapur untuk mengambil komperesan, Tidak berselang lama pun nur kembali ke kamar itu dan mulai mengompres dahi Gus Fatih.

Dan saat azan berkumandang Gus Fatih terbangun dan merasa sedikit sakit kepala nya tapi dia memaksa untuk bangun, saat dia melihat sekitar dia tidak melihat siapa-siapa.

"Kemana dia" batin Fatih.
Gus Fatih berjalan menuju ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu
Nur memasuki kamar dan tidak melihat suaminya di atas kasur, nur pun menaruh nampan yang berisi makanan. Dan dia pun pergi ke masjid

Gus Fatih pun keluar dari kamar mandi dan melihat ada makanan sudah siap tinggal di makan, dia pun segera mengerjakan shalat subuh ya sesiapnya dia shalat dia pun memakan makanannya.

Nur yang asyik di masjid sambil tadarusan pun lupa jika suaminya demam di rumah, dan dia lupa izin pada suaminya jika dia pergi ke Masjid.

Nur pun segera pulang "assalamu'alaikum" ucap nur.

"Wa'alaikumsalam, mbak " ucap naya.

Nur pun memasuki rumah dan menuju kamar sesampainya di depan pintu kamar.

"Tok-tok, assalamu'alaikum, " ucap nur di ambang pintu.

"Wa'alaikumsalam," ucap Fatih.

Nur pun membuka kamar ya "maaf ya, Gus saya tadi lupa izin dulu, saya tadi pergi ke masjid." Ujarnya.

"Hmm" balas Gus Fatih dengan Dingin.

Nur yang melihat respon Gus Fatih yang tidak seperti biasanya, *apakah dia marah soal tadi malam, tapi kan aku udah izin* batin nur.

Gus Fatih pun mengambil jas milik nya.

"Mau ke mana Gus?" Tanya nur.

"Kantor"  ucap Gus Fatih. Gus Fatih pun menyodorkan tangannya ke arah nur, nur pun menyalami punggung tangan suaminya.

singkat bukan jawaban ya, Yap itu lah yang di rasakan nur sekarang, apakah dia membuat kesalahan yang fatal hingga suaminya tidak memikirkan badan nya yang lagi tidak baik-baik saja.

Aku Bersamamu Gus (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang