bab 28 pergi dari pesantren

38 6 1
                                    

********* Happy reading 📖 ***********
"Sekarang kamu bisa pergi dari pesantren ini, detik ini juga!" Tegas Gus Fatih.

Nur pun menatap Gus Fatih degan tatapan yang tidak percaya, teryata ini sifat asli ya sebenarnya.

Nur pun tegak dan berjalan menuju gerbang pesantren.

"Nih baju mu," ucap santri wati itu sambil melemparkan baju itu ke arah nur.

"Makasih, ya udah baik sama saya sampai detik ini, saya permisi dulu" ucap nur dan berjalan ke jalan yang tidak ada satu orang pun karna saat ini hujan masih deras, darah yang ada di punggung nur pun ber usaha nur tutupi dengan kerudung nya tapi darah segar itu tak kunjung berkurang dan malah terus mengalir keluar dari punggung nur.
Nur pun ber jalan menuju rumah sakit saja untuk mengobati luka nya, yang bisa di bilang cukup parah, sesampainya nur di depan rumah sakit nur Tidak bisa lagi menahan sakit nya nur pun pingsan di depan rumah sakit.

"Tolong, mbak ini ada yang pingsan" ucap ibuk yang lewat Ingin pulang.

Suster yang mendengar pun segera membawa nur ke ruang UGD.

"Ibu ikut saya ya untuk menemani pasien" ucap suster itu, ibu itu pun langsung mengangguk sambil mengikuti suster itu.

Ibu-ibu itu pun duduk di ruang tunggu, dia sangat khawatir karna melihat gadis tadi yang menurutnya sangat parah karna darah dari punggung gadis itu tak kunjung berhenti.

Tidak berselang lama pun dokter keluar dari ruangan UGD itu ibu yang melihat pun bergegas menghampiri dan bertanya bagaimana keadaan gadis itu.

"Gimana dok, apa ada yang parah di luka gadis tadi?" Tanya ibu itu biasa di panggil Bu sah.

"Sedikit parah Bu, apa ibu kenal dengan perempuan tadi?" Tanya dokter itu.

Bu sah pun hanya menggeleng, karna dia tidak mengenali perempuan tadi, nama nya saja dia tidak tahu apalagi tempat tinggal nya.

"Apa boleh saya masuk dok?" Tanya Bu sah.
Dokter pun hanya mengangguk, Bu sah pun masuk ke ruangan perempuan tadi, dia ingin bertanya apakah dia memiliki sanak saudara di sini atau tidak, jika tidak, dia bisa menemani Bu sah, karna Bu sah sendiri di rumah.

Saat dia melihat gadis itu dengan tatapan kasihan karna gadis itu tak kunjung sadar, dan Bu sah pun duduk di sebelah ranjang rumah sakit berniat mengaji, siapa tau selepas dia mengaji ada ke aja iban untuk gadis itu sadar.

Bu sah pun mengaji dengan merdu, selepas mengaji Bu sah memegang tangan wanita tadi berharap dia sadar, tak berselang lama gadis itu membuka matanya, dan pertama kali dia lihat adalah Bu sah yang sangat mirip dengan ummi nya, entah itu  kebetulan atau apa nur tidak memikirkan itu.

"Ibu siapa?" Tanya nur.

"Saya Bu sah, saya yang menolong kamu tadi," jelas Bu sah.

"Makasih ya Bu sah, apa boleh saya memeluk mu Bu sah?" Tanya nur.

"Tentu saja boleh" ucap Bu sah dan langsung merentangkan kedua tangannya, nur yang melihat pun langsung memeluk Bu sah, dia merasakan ada ikatan batin.

Nur menangis di pelukan Bu sah, Bu sah yang mendengar Isa tangis nur pun, ikut terharu.

Nur pun melepaskan pelukannya dari Bu sah, Bu sah yang melihat ya pun berniat bertanya.

"Apakah kamu masih ada keluarga di sini?" Tanya Bu sah.

Nur hanya menggeleng
Bu sah yang melihat pun tau mungkin belum saat ya dia tau masalah dan keluarga gadis itu.

"Kalok boleh tau siapa nama mu nak?" Tanya Bu sah.

"Nur" ujar nur.

Disisi lain

Umi merasa cemas, entah karna apa, dia ingin merasa cepat pulang, dan bertanya gimana keadaan anak dan menantunya sekarang, Abi yang Melihat umi cemas pun keluar dari kamar dan menelpon seseorang.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

"Gimana keadaan pesantren, apakah aman?" Tanya Abi.

"Tidak kyai, karna ada insiden di pesantren, jika kyai ingin tahu buka saja rekaman yang saya kirim dari awal, dan pasti kyai akan kecewa terhadap ada kyai sendiri." Ucap satri itu.

"Oke makasih info ya, assalamu'alaikum," ucap Abi

Abi rehan yang penasaran pun langsung mematikan telpon sepihak dan langsung membuka rekaman yang di kirim oleh santri ya itu.

Aku Bersamamu Gus (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang