📼
Setelah bangun dari tidurnya, Shella langsung pamit untuk pulang ke rumah orang tuanya. Wanita itu terus mengacuhkan Dean membuat si empu menghela nafas pasrah. Sepertinya sikap lembut tunangannya semalam hanya berlaku untuk menenangkan dirinya yang sempat terserang trauma akibat perbuatan sang ibu.
Bahkan Damian serta Yolanda sudah membantu Dean untuk membujuk Shella dengan menjelaskan kalau perkataan di kantin hanya rumor belaka. Tidak ada kebenaran mengenai rumor itu dan hanya kebohongan untuk merusak hubungan mereka.
"Aku tidak marah, hanya ingin bertemu ayah. Aku pamit ya Papa, Yola!" pamit Shella setelah menyalami tangan calon mertuanya.
Dia berlalu pergi melewati Dean seolah pria itu tidak ada di sana. Mendapat acuhan seperti itu, Dean menatap kedua orang di sana berharap bisa berusaha membantunya lagi. Namun, ayah dan anak itu hanya menggeleng menolak.
"Daripada melas, susul sana! Jangan kayak orang bego! Pergi buruan!!!" dorong Yolanda pada Dean cukup kuat.
Mau tidak mau, Dean berlari menyusul Shella sebelum wanita itu pergi menggunakan taksi. Matanya menangkap sosok tunangannya tengah duduk di halte tidak jauh dari rumah. Segera pria itu menghampiri dengan nafas terengah-engah.
"Sayang... Aku antar yuk!"
Shella mengalihkan pandang dari jalanan. Lirikan sinis Dean dapatkan di sertai decakan kesal yang terdengar lirih. Dean pikir tidak mungkin wanitanya PMS karena dia baru saja selesai minggu lalu.
"Sayang~" panggil Dean lembut.
Ingin memegang tangan Shella juga takutnya semakin risih nanti. Malah lama nanti ngambeknya. Masih tidak ada jawaban. Shella membiarkan Dean mengoceh tanpa balasan. Sampai akhirnya suara seseorang terdengar menginterupsi mereka.
Rupanya supir taksi online yang di pesan Shella sudah datang. Wanita itu masuk ke dalam meninggalkan Dean yang masih duduk di sana. Di sisi lain, Dean menatap datar supir taksi yang terus memperhatikan lekuk tubuh Shella. Wanita itu memakai gaun cukup terbuka pagi ini. Cardigan yang di berikan oleh Yolanda hanya di tenteng tanpa ingin memakainya.
Kalau saja tidak ada Shella di sini, sudah di pastikan kedua mata supir mesum itu akan berlubang akibat tusukan pisau serta peluru panas miliknya.
"Pak, keluar!" seru Dean pelan agar tidak mengganggu Shella yang sedang memejamkan mata di kursi belakang.
Supir itu menurut. "Iya, kenapa mas?" tanyanya bingung.
"Berikan topi mu, biar aku yang mengantarnya," ucap Dean mengulurkan tangannya.
"Maaf, mas tidak bisa! Saya di gaji untuk mengantar pelanggan. Mas boleh ikut kalau mau."
Tidak bisa menahan diri, Dean menarik rambut si supir dengan kencang membuat si empu memekik tertahan. Jarak antara wajah keduanya begitu dekat. Supir itu menelan ludah kasar ketika melihat tatapan tajam pria itu. Lingkaran hitam di area bawah matanya membuat Dean terlihat semakin menyeramkan.
"Kamu pikir aku tidak tau isi pikiran kotormu itu? Aku akan membiarkanmu melakukan pekerjaanmu apabila kamu mau kedua mata keranjang itu ku congkel sekarang juga."
Mata supir itu melotot terkejut. Lututnya gemetar ketakutan mendengar ancaman yang terdengar begitu serius. Gelengan ribut Dean dapatkan sebagai balasan ancamannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Berondong? [RORASA] √
Fanfiction(spin off "Married?!" Dean-Shella version) Dean berulang kali mendekati banyak gadis untuk di jadikan pasangan demi membatalkan perjodohan yang sudah di rencanakan. Namun, tidak ada satupun yang cocok dengan seleranya. Sampai akhirnya malam itu, seo...