Lyra menatap layar ponselnya, jari-jarinya tak sabar mengetik pesan ke Zavier. Mereka semakin dekat sejak beberapa bulan terakhir melalui petualangan di Genshin Impact. Game ini bukan hanya tempat mereka bertarung bersama, tetapi juga menjadi ruang pribadi untuk mengenal satu sama lain.
Room Chat
"Zav, malam ini mau farming di Inazuma? Gue butuh banyak material buat upgrade artifact," tulis Lyra, lalu mengirim pesan itu.
Seperti biasa, ia yakin Zavier akan segera membalas. Beberapa menit kemudian, notifikasi muncul.
"Oke, aku siap. Gue tunggu di spot biasa ya, Mondstadt."Zavier.Senyum Lyra merekah. Mondstadt, kota angin itu, selalu menjadi tempat mereka
bertemu. Seperti janji tak terucapkan, setiap malam mereka akan berkumpul di depan patung Archon Anemo. Itu adalah simbol kebersamaan mereka, sebuah hal kecil yang terasa spesial.Lyra segera login. Begitu masuk ke dalam game, ia melihat avatar Zavier sudah berdiri di tempat biasa. Mereka memulai petualangan bersama, melawan boss, dan berburu artifact. Tapi malam ini, ada sesuatu yang terasa aneh.
Zavier, yang biasanya aktif mengirim pesan dalam game, tampak diam. Ia hanya bergerak mengikuti perjalanan mereka, tapi tidak ada pesan yang masuk.
"Kamu oke, Zav?" ketik Lyra.
Tidak ada balasan. Zavier hanya terus memainkan karakternya, namun gerakannya tampak berbeda—tidak seperti biasanya. Ia tiba-tiba melompat-lompat di tempat, memanjat bangunan yang tak relevan, dan mengabaikan loot.
Saat itu, sebuah notifikasi dari aplikasi pesan lain muncul di layar ponsel Lyra. Pesan dari Zavier.
"Hei, sorry ya Gue nggak bisa main malam ini. Lagi pergi sama keluarga, baru balik mungkin besok."Lyra terdiam. Matanya melirik avatar Zavier di layar, yang masih sibuk berlarian tak tentu arah. Jantungnya berdegup kencang. Kalau Zavier tak sedang bermain... siapa yang mengendalikan karakternya?
"Zav, ini bukan lo kan?" tulis Lyra, jari-jarinya gemetar.
Tidak ada balasan.
Lyra teringat bahwa beberapa hari lalu, mereka sempat bertukar akun. Itu adalah tanda kepercayaan di antara mereka. Zavier bahkan berkata, "Kalau lo mau cobain karakter-karakterku yang udah max level, pake aja akun gue."
Namun, malam ini, sesuatu terasa salah. Ia mencoba memeriksa gerakan karakter Zavier lagi. Gerakannya benar-benar aneh, seperti bukan gaya bermain Zavier yang biasanya cermat dan terstruktur.
Lyra menatap layar dengan perasaan cemas, lalu mengetik pesan panjang.
"Kalau ini bukan kamu, tolong berhenti. Siapa pun kamu, aku nggak tahu kenapa kamu pakai akun ini. Tapi aku cuma mau main bareng Zavier. Ini bukan sesuatu yang main-main buatku."Avatar Zavier berhenti bergerak. Lyra merasa seluruh tubuhnya tegang. Detik berikutnya, pesan dalam game muncul.
"Gue cuma bantuin temen gue kok. Santai aja."Lyra mengerutkan kening. Pesan itu bukan gaya Zavier. Siapa orang ini sebenarnya? Dan kenapa Zavier membiarkan akun pribadinya digunakan orang lain?
Hatinya kacau. Di satu sisi, ia merasa Zavier telah melanggar kepercayaannya. Di sisi lain, ada rasa penasaran yang begitu besar: siapa yang sebenarnya sedang ada di balik layar?
"Kadang, kita percaya sama seseorang tanpa pikir panjang, karena kita merasa koneksi itu nyata. Tapi begitu kepercayaan itu retak, rasanya lebih menyakitkan daripada apapun. Mungkin aku salah. Atau mungkin aku terlalu berharap."
"Wah, situasinya makin rumit ya, guys! Kira-kira, siapa yang ada di balik layar akun Zavier? Apakah ini hanya kesalahpahaman kecil, atau ada sesuatu yang lebih besar di balik semua ini? Jangan lupa share teori kalian di kolom komentar dan tunggu bab berikutnya. Sampai jumpa di Teyvat, petualang!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria : Fly to the moon
Teen FictionSelama tiga tahun, Aurora menyimpan rasa untuk Antariksa, teman sekelasnya yang penuh teka-teki. Selama 3 tahun Ia terus mengejar cinta yang tak pasti, bingung dengan perasaan Antariksa yang tak pernah jelas. Mungkin kisah mereka aneh, tapi bukankah...