8. PICTURE : Langkah Langkah Kita di atas Bukit

2 1 0
                                    

Setelah acara memperingati hari kemerdekaan kemarin pagi ini, kelas 10 SMA Nusantara akan mengadakan kunjungan ke desa-desa terdekat. Setiap kelompok terdiri dari lima orang, dan kali ini dunia seakan berpihak pada Aurora. Dalam kelompoknya ada Kireina, Antariksa, Kenzo, dan Felicio—kombinasi yang seimbang antara teman lama dan kenalan baru.

Setelah pembukaan singkat oleh kepala sekolah di aula, kelompok mereka bersiap menuju desa di atas bukit yang telah mereka pilih. Perjalanan menggunakan motor itu terasa seru, hingga motor Kenzo mengalami masalah di tengah jalan. Mereka berhenti sejenak di pinggir jalan. Aurora, yang panas dan kelelahan, spontan mengeluh,

“Suruh siapa motor dimodif, rusak kan jadinya.”

Kenzo, sosok yang memang dingin, hanya menjawab singkat, “Terserah gue.”

Setelah Kenzo memperbaiki motornya, mereka melanjutkan perjalanan menuju desa kewirausahaan yang menjadi tujuan mereka. Sesampainya di sana, mereka langsung berkeliling, mewawancarai kepala desa , dan mengumpulkan dokumentasi. Tak lupa, mereka juga mampir ke toko batik terkenal untuk melihat-lihat proses pembuatan batik. Secara tak sengaja, mereka bertemu dengan kelompok lain yang sekelas dan mengobrol singkat sebelum memutuskan beristirahat sejenak.

Dalam perjalanan pulang, kelompok Aurora memutuskan berhenti di sebuah bendungan yang mereka lewati. Pemandangan di sana terasa begitu menenangkan, seakan memanggil mereka untuk berhenti sejenak menikmati suasana.

Aurora duduk di sebuah ayunan bersama Kireina, mengayunkannya perlahan sambil menikmati udara yang sejuk. Aliran air di bawah bendungan terlihat begitu tenang, memantulkan bayangan pepohonan rindang yang menghalangi sinar matahari. Suasana itu menciptakan kesejukan alami yang membuat Aurora lupa akan panas dan lelah yang mereka rasakan sepanjang perjalanan.

Tiba-tiba, sebuah ide melintas di benaknya, membuat gadis itu tersenyum kecil. Dengan spontan, ia berdiri dan berjalan mendekati Antariksa dan Felicio, yang sedang berdiri di tepi bendungan, menikmati panorama yang sama.

“Moon, foto yuk,” ucap Aurora tiba-tiba, memanggil Antariksa dengan nama panggilannya.

Antariksa menoleh, sedikit terkejut dengan ajakan itu. Namun, tatapan mata Aurora yang penuh antusias membuatnya tak bisa menolak. Ia hanya mengangguk singkat, sementara Felicio mengambil ponsel Aurora dengan sukarela untuk memotret mereka.

"Makasih ya," ucap Aurora dengan senyum tipis kepada Antariksa.

Setelah foto diambil, Aurora kembali ke ayunan. Ia menatap foto itu lekat-lekat, bibirnya melengkung membentuk senyuman kecil.

Di foto tersebut, Aurora berdiri di samping Antariksa. Perbedaan tinggi badan mereka begitu mencolok, membuat Aurora tampak mungil di samping Antariksa. Ia baru sadar betapa kecil dirinya di samping Antariksa yang jauh lebih tinggi darinya. Namun, hal itu justru terasa lucu di matanya. Ia tersenyum sendiri, menyadari bahwa momen sederhana itu kini terekam abadi.

Tak lama kemudian, Kenzo muncul membawa minuman dingin dan es krim. Aurora, yang memang penggemar berat es krim, langsung antusias menyambutnya. Tanpa pikir panjang, ia mulai melahap es krim itu dengan ekspresi penuh kebahagiaan.

Namun, kebahagiaannya tidak berhenti di situ. Antariksa, yang duduk tak jauh darinya, menyadari ada noda cokelat yang menempel di bibir Aurora. Ia hanya diam, tersenyum kecil melihat tingkah gadis itu yang terlihat begitu ceria dan polos.

"Di sini, ada cokelat," ujar Antariksa sambil menunjuk ke bibirnya sendiri, memberi isyarat.

Aurora langsung tersentak, menutupi wajahnya dengan tangan sambil tertawa malu. “Yah, kok nggak bilang dari tadi sih!”

Antariksa hanya tertawa pelan, lalu kembali menatap pemandangan di sekitarnya. Dalam hati, ia merasa momen itu lebih hangat daripada sejuknya angin bendungan yang berhembus lembut.
Tak lama kemudian, Kenzo kembali dengan membawa minuman dan es krim. Aurora, yang sangat suka es krim, langsung antusias memakannya. Sampai-sampai ada coklat yang menempel di bibirnya, dan Antariksa yang melihatnya hanya bisa tersenyum melihat tingkah lucu Aurora.

Setelah cukup lama menikmati suasana di bendungan, mereka memutuskan untuk kembali ke sekolah sebelum guru mereka mencarinya. Sesampainya di sekolah, mereka segera presensi kehadiran kembali ke sekolah lalu  menyelesaikan tugas proposal dan  akhirnya diizinkan pulang.

Hari itu terasa begitu spesial bagi Aurora. Ia tak hanya menghabiskan waktu bersama teman-temannya, tapi juga menyimpan kenangan manis dengan Antariksa. Meski sederhana, momen itu membuat hatinya terasa hangat.

"Setiap langkah meninggalkan jejak, dan setiap jejak punya cerita. Sebuah foto bukan hanya untuk mengabadikan momen, tapi saksi diam yang menyimpan kisah-kisah yang tak terucap. Kelak, saat kita menatapnya lagi, ingatan ini akan kembali, hangat seperti saat itu."



Wah, seru banget ya perjalanan kali ini! Gimana, kalian juga punya momen spesial yang pengen diabadikan? Jangan lupa simpan kenangan kalian, karena siapa tahu, itu yang bakal bikin kalian senyum di masa depan. Sampai jumpa di cerita berikutnya!
Keep creating memories, readerss!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Euphoria : Fly to the moonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang