Namaku Madotsuki, usia ku 15 tahun. Aku masih duduk di bangku SMP, tentunya. Aku yatim piatu. Aku tinggal bersama guru musikku di sekolah. Namanya Masada. Aku tidak ingin tinggal di kos-kosan bersama Urotsuki, Sabitsuki, atau Chie, sahabat-sahabatku. Mereka terlalu ramai di kos-kosan.
Aku bersekolah di 'RPG Gakuen', sekolah swasta biasa. Aku bisa ditemukan di kelas 8-F. Teman-temanku kebanyakan perempuan, sedikit laki-laki.
"Oi, Maddy, pinjem PR Fisika mu, dong!" kata Urotsuki, mendekati ku dengan cengirannya. "Uro, mau sampai kapan kamu pinjam PR ku terus? Kerjakan sendiri kan bisa! Kurasa PR ini gampang kok..." bantahku sebal. Urotsuki hanya bisa tertawa mendengarnya.
"Oh ya, Maddy! Kamu dengar berita 4 minggu yang lalu? Katanya ada seorang guru dan beberapa murid tewas kecelakaan di depan sekolah. Katanya ditabrak bus sekolah lain. Pantas saja dinding sekolah menjadi agak bolong gara-gara itu..." cerita Sabitsuki. "Iya, ya... mereka juga sudah dikubur... Banyak orang tua menangis karena anak-anaknya tewas..." tambah Chie.
"Hmm, ya... Apa apa?"
"Kurasa kamu mengenali beberapa dari mereka di Koran..." ucap Sabitsuki, menyerahkanku sebuah Koran. Aku mengambil Koran itu dari tangan Sabitsuki dan membaca bagian yang diberi stabilo pink oleh nya. Mataku terbelalak melihat nama-nama di Koran itu.
Seccom Masada (33)
Poniko Uboa (15)
Monoe Mono (15)
Monoko Mono (15)"..." aku merasa bulu kudukku berdiri membaca 4 nama itu. Masada dan 3 sahabatku yang lainnya TEWAS!! Tapi, rasanya aneh. Kenapa tidak ada yang mengabari bahwa Masada, Monoe, Monoko, atau Poniko tewas kecelakaan. Kan bisa lewat telepon atau SMS.
Tiba-tiba saja HP berbunyi. Ada SMS masuk. Aku menekan tombol 'buka pesan' dan membaca apa isi smsnya.
Maddy, nanti aku, Monoe & Monoko mau ke pantai
Ikutan yuuk ! Mr. Masada jg lhooo :D
Klo ikutan, jgn lp bawa baju renang, kay
Bye~ !-Poniko Uboa-
Apa ?!! Poniko yang SMS aku ?! Tapi, Poniko kan tewas! Tunggu, pasti aku masih dibawah alam sadar. Aku mencoba meng SMS dia kembali. Mungkin Poniko masih selamat, tapi, yah, tidak meng SMS aku bahwa dia selamat dari maut.
Niko, kamu kok, selamat dari maut? Aku dengar dari teman-teman, kalian tewas! Ya, kalian tewas! Aneh juga kamu nggak SMS aku selama 4 minggu! Yah, mungkin kamu pikir aku nih gila, tapi, yah, di Koran ada namamu.
-Madotsuki Uehara-
Tiba-tiba Poniko membalas SMS ku. Aku tahu kalau dia mengirim SMS, pasti cepat. Kalau lama, mungkin dia masih ada urusan penting.
4 Minggu yang lalu? Oh ya, aku ingat kalau aku dan si kembar Mono naik mobilnya Mr. Masada! Mr. Masada memutar lagunya Taylor Swift terbaru! Aku tidak peduli apa judul lagunya, tapi lagu itu asyik! Haahaa !
Di Koran ada namaku? Waduh, iya ya? Aku ga tahu lho! Sumpeh!
Kayaknya aku hanya ingat ada bus yang menabrak mobilnya Mr. Masada yang kami tumpangi. Kepalaku terbentur kaca mobil sangat keras hingga pendarahan fatal. Luka berat di setiap tubuhku. Aku tidak tahu nasib Mr. Masada, Monoe dan Monoko, tapi yang penting, aku tidak tahu. Bhahahaaa !-Poniko Uboa-
"Poniko kena luka fatal, luka serius, yang bisa mengakibatkan kematian dalam jangka pendek... Tapi, kenapa dia masih bisa SMS aku?" gumamku dalam hati.
"Aneeeh..." komentar Chie.
"Rasanya Poniko masih punya harapan untuk hidup..." tambah Urotsuki.
"Tapi, dia punya waktu 4 minggu untuk memberitahuku! Kalau dia masih benar-benar hidup 4 minggu yang lalu, dia mengabariku! Poniko selalu update apa yang terjadi! Macet lah, kecelakaan lah, berita hot lah, yang penting, apa yang terbaru, dia pasti cerita ke aku! Poniko bukan orang yang suka menahan cerita dan imajinasinya! Meskipun dalam keadaan sakit atau sibuk, dia pasti SMS aku! Tidak pernah absen sehari!" belaku, meremas HP Samsung ku dengan erat.
"Iya, iya, tapi-" tiba-tiba Sabitsuki memotong perkataannya, lalu dia menghela napas. "- kuduga, dia adalah arwah penasaran." Lanjut Sabitsuki dengan serius. Aku melonjak kaget mendengarnya.
"Hantu...?"
"Yap, sejenisnya... Kamu bilang sendiri, 'Poniko bukan orang yang suka menahan cerita dan imajinasinya! Meskipun dalam keadaan sakit atau sibuk, dia pasti SMS aku! Tidak pernah absen sehari!'. Mungkin dalam 4 minggu, dia sudah SMS kamu 30 kali menurut perkiraanku. Tidak mungkin Poniko sangat sibuk hingga tidak SMS kamu selama itu." Jelas Sabitsuki.
Aku mengangguk mengerti. Sabitsuki benar. Masa 4 minggu dia tidak SMS aku satu pun. Rasanya aneh kalau Poniko berhenti SMS aku. Kalau aja dia ganti nomor telepon, pasti salah satu dari si kembar Mono akan memberitahuku lewat twitter atau facebook.
Lagi-lagi HP ku berbunyi. Ada SMS lagi ternyata. Dari Poniko juga. Aku heran, aku belum membalas SMSnya, lho.
Maddy, aku tahu kamu pasti kaget kenapa 4 minggu aku tidak SMS kamu, bukan? Maaf ya, aku tidak bisa bilang kalau kami tewas. Mustahil, kan? SMS tadi itu hanya untuk supaya kamu senang, berpikir bahwa kami masih hidup.
Kurasa aku anggap ini SMS terakhir buat mu. Maaf ya aku nggak bisa cerita banyak lagi, ga ada temen SMS lagi. See youp.s: jangan sedih, nanti aku ikutan sedih
-Poniko Uboa-
Meledaklah tangisanku membaca Poniko benar-benar tewas. Rasanya dadaku sesak sekali. Jadi, aku tidak akan bertemu Poniko maupun teman-teman masa kecilku lagi, untuk selamanya.
Maddy, jangan nangis... baru saja ku bilang, huh!!!
-Poniko Uboa
"Maaf, Poniko, tapi, aku hanya saja... merasa kesepian.." jawabku dalam hati.
Chie dan Urotsuki mengelus-elus punggungku, berusaha menenangkanku.
Bukannya ada Chie, Sabitsuki, Urotsuki, Hiroshi, Viola, Ellen, Kazuki, Akari, David, Rin, dan lain-lain? Mereka akan menjadi penggantiku... Kamu tidak perlu sedih, Madotsuki. Kamu rasakan aja kalau aku selalu ada di sisimu... Pikir saja aku ada di sebelahmu!
- Poniko Uboa
"...Poniko..." aku terisak membaca SMS itu dari Poniko, sahabatku sendiri.
"Ada apa, Mado?" tiba-tiba aku mendengar suara Poniko yang lembut. Aku mencari pusat suara itu, dan aku menemukan sosok Poniko sedang menulis sesuatu di papan tulis, lalu dia menghilang begitu saja.
'Sampai Jumpa, Madotsuki Uehara. Dari Poniko Uboa'
"Sampai jumpa juga... Poniko Uboa... Terima kasih..."
End
*
*
*
Cerpen Karangan : Nikita Ilona Matakupan
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen Tema Jepang
Historia CortaKumpulan cerpen dengan tema latar Jepang...