Hari ini Harvey sama Satya wisuda setelah nyelesaiin skripsinya yang selama ini bikin mereka stress sampe mereka jarang ketemu satu sama lain dan ga ketemu sama anak-anak juga. Sekarang perjuangan mereka selama kuliah selesai, mereka udah lulus.
Anak-anak yang tau Harvey sama Satya udah lulus jadi rada sedih, soalnya pasti nanti Harvey sama Satya udah sibuk masing-masing dan ga akan dateng-dateng lagi ke kampus. Temen tongkrongan berkurang dua. Ga ada lagi yang nabok-nabok Melvin, marah-marahin Melvin. Ga ada lagi sosok emak Satya disana.
"Kok gua sedih ya mereka lulus." Ucap Sakti.
"Sama bang, tapi ya gimana? Masa lu mau mereka jadi artefak kampus." Ucap Junot.
"Ga ada lagi omelan emak Satya, ga ada lagi yang galak kayak bang Harvey." Willy tidurin kepalanya di meja.
"Kurang dua aja sepi banget ya rasanya." Ucap Yesa sambil nyender dipunggung Willy.
"Tahun depan juga kita lulus. Nanti juga pasti pada sibuk masing-masing." Ucap Yuda sambil mainin rambut Melvin yang lagi tiduran di pahanya.
"Kira-kira oretachi masih bisa ngumpul kayak gini ga ya setelah lulus?" Anak-anak diem ga ada yang jawab Melvin. Melvin ngomong gitu mereka jadi kepikiran.
"Pokoknya yang ga ngumpul, gua sumpahin pantatnya kelap kelip kek lampu disco." Ucap Willy.
"Kalo lu yang jarang ngumpul gua ketawain paling kenceng pantatnya kelap kelip." Ucap Yesa.
"Jangan gitu weh, gua sama Melvin kan kalo udah lulus pindah ke Jerman." Ucap Yuda. Oh iya, mereka hampir lupa. Nanti Yuda sama Melvin bakal pindah ke Jerman.
"Kalian jauh banget sih astaga ke Jerman. Nanti kita ngumpul gimana?" Tanya Yesa.
"Makin sepi dah ini." Sakti hela napas panjang.
"Masa berempat doang kek orang double date." Ucap Willy.
"Melvin kan emang udah ditungguin di Jerman. Gua udah pasti ngikut Melvin." Ucap Yuda.
"Nanti kalo ada waktu pasti ketemu kok." Ucap Melvin.
"Bocah mah lulus dulu baru bahas reuni. Ada aja lu pada." Anak-anak nengok ke pintu, gataunya itu Harvey sama Satya.
"Bang!!!! Kak!!!! Selamatttttt wisudanyaaaa." Ucap anak-anak sambil melukin Harvey sama Satya.
Yuda yang tadi pahanya ditidurin Melvin tiba-tiba bangun bikin Melvin nyungsep sebawah sofa. Suaranya gede banget bikin kaget yang lain. Sumpah Melvin jatoh kek denger gajah jatoh.
"Bocah ngapain gua tanya." Harvey mukul pantat Melvin.
"Jatoh senpai." Melvin ngusap pantatnya yang kena tepok.
"Kok lu kesini bang?" Tanya Yuda.
"Mainlah, bosen di rumah." Ucap Harvey.
"Bilang aja lu kangen kita kan bang??" Tanya Yesa.
"Iya juga sih. Btw ada yang mau gua omongin sama kalian." Harvey mendadak serius.
"Ngomongin apa bang?" Tanya Willy.
"Duduk dulu dah." Semua pada duduk kecuali Melvin yang duduk di bawa macem bibi-bibi.
"Duduk di bangku ngapa, ada bangku juga."
"Ga ah, watashi enak begini. Jadi mermaid."
"Bodo amat. Laki lu kebiasaan Yud, aneh." Ucap Harvey.
"Gua lebih mending dia aneh dibanding dia serius. Takut gua." Ucap Yuda.
"Ya iya juga sih." Ucap yang lain.
"Oke dengerin. Kupingnya pake, jangan ada yang nanya lagi nih." Ucap Harvey. Yang lain pasang kuping.

KAMU SEDANG MEMBACA
WRONG POSITION
FanfictionKetika atlet taekwondo, kapten basket, pro-gamer, professional dancer, Yuda Aryasatya suka sama jamet modelan Melvin Virendra si wibu yang terkenal kutu buku, cupu, penakut, cowo lembek seantero kampus. Badannya gede tapi cupu, tapi siapa sangka ter...