PDF Prisoner of The Heart masih bisa dibeli ya.
Terima kasih untuk dukungan kalian selama ini. ^^
.
.
.
Disc : Naruto belongs to Masashi Kishimoto
Genre : Fantasy, Romance, Enemy to Lover, Adult, Kingdom
Rated : M+
Warning : OOC, gender switch
Catatan : Fanfiksi ini terinspirasai dari novel Cina berjudul Feng Huo Hong Xiao
.
.
.
Selama dua hari, Naruto terbaring di atas ranjang dan saat terjaga, wanita itu terlihat linglung. Menoleh ke sisi kiri, kebingungannya semakin menjadi karena melihat Sasuke duduk di kursi santai sembari membaca sebuah buku.
Uap teh mengepul ke udara. Naruto meluruskan pandangannya, ditatapnya langit-langit ranjangnya yang berukir rumit. Naruto merasa ada yang salah dengan penglihatannya. Sasuke tidak mungkin duduk tenang di dalam kamarnya, kan?
"Kau sudah bangun?" Suara berat Sasuke berhasil menarik perhatian Naruto. Perlahan, wanita itu menoleh, menatap Sasuke yang berjalan mendekat ke arahnya sebelum berhenti dan berbalik pergi.
Samar, Naruto mendengar suara marquis yang memerintahkan pelayan untuk memanggil tabib dan membantu kebutuhan Naruto. Setelahnya, Naruto tidak lagi melihat Sasuke di sana.
Ada perubahan mencolok di kediaman marquis setelah Naruto terjaga. Wanita itu mendapati jika semua pelayan diganti. Ada banyak wajah baru yang tidak dikenalnya dan mereka bersikap sangat sopan terhadap Naruto.
Menjelang siang, Yamato datang berkunjung. Pria itu mengatakan jika marquis akan pergi selama beberapa hari ke luar kota dan memerintahkan Naruto untuk tidak meninggalkan kediaman. Dalam kesempatan itu juga akhirnya Naruto tahu jika Tayuya sebenarnya tidak ditahan, tapi tengah dalam perjalanan pulang ke Oto setelah mengantar Hinata ke Konoha.
Kenapa Sasuke berbohong? Pertanyaan itu melintas di dalam kepala Naruto, tapi dia memilih untuk mengabaikannya.
Benar saja, selama satu minggu penuh Naruto tidak bertemu dengan marquis. Suasana di kediaman begitu tenang. Tidak ada lagi pelayan yang berani merudungnya. Menurut informasi, Sasuke juga mengganti kepala pelayan sementara Jugo dipindahkan ke Taki untuk mengurus Kediaman Uchiha di sana.
Kondisi Naruto perlahan mulai membaik. Sesekali dia terlihat di taman kediamannya, duduk termenung di atas ayunan. Entah sejak kapan ayunan kayu itu ada di sana, karena seingat Naruto benda itu masih belum ada sebelum dia jatuh sakit karena perudungan yang diterimanya.
Di tempat lain, Sasuke dan rombongan baru saja akan memasuki perbatasan Oto saat mendapat serangan anak panah. Puluhan pria berpakaian serba hitam turun dari perbukitan, mengacungkan senjata mereka sementara hujan anak panah masih terus turun.
Sasuke menarik tali kekang kudanya. Ada dua puluh prajurit yang menemaninya saat ini. Pertempuran yang terjadi sangat tidak seimbang. Jumlah musuh yang menyerang hampir tiga kali lipat dari rombongan Sasuke.
Suara pedang diadu terdengar di udara. Bau anyir darah memenuhi udara. Berhasil selamat dari hujan anak panah, pasukan Sasuke menyerang secara berkelompok tanpa meninggalkan rombongan. Hal itu dilakukan untuk menghindari anggota terpisah dari kelompok.
Perlu usaha keras untuk melumpuhkan serangan musuh walau Sasuke harus merelakan kematian lima orang prajurit terbaiknya dalam pertempuran itu. Matahari hampir tenggelam saat pasukan kecil Sasuke berhasil melumpuhkan musuh. Awalnya, mereka mengira jika pasukan yang menyerang mereka merupakan prajurit berani mati, tapi ternyata dua serangan itu didalangi oleh orang berbeda.
Dalam waktu singkat, Sasuke dan pasukannya berhasil membawa mayat rekan mereka kembali ke Kota Oto. Penyerangan itu menyebar cepat. Ada banyak spekulasi berkembang di pemerintahan setelahnya.
Di Kediaman Uchiha, para pelayan ribut setelah mendengar laporan ada lebih dari sepuluh prajurit terluka termasuk lima orang prajurit yang tewas dalam pertempuran siang tadi.
Mendengar hal itu, Naruto memutuskan untuk menunggu di depan paviliun pribadi marquis. Ekspresinya terlihat tidak tenang. Hatinya mungkin sedikit tersentuh setelah mengetahui jika marques berada di kamar Naruto selama wanita itu tidak sadarkan diri.
Menjelang tengah malam, Naruto masih berada di tempatnya menunggu. Suara gaduh dari halaman depan membuat kantuknya seketika menghilang. Naruto berdiri mematung dan saat sosok suaminya terlihat, wanita itu berlari, menyambut Sasuke dan tanpa sadar mengalungkan kedua tangannya ke leher suaminya.
"Anda baik-baik saja?" Naruto memerhatikan suaminya dari ujung kaki hingga ke ujung kepala.
Sasuke mengerjap saat Naruto menarik telapak tangan kirinya yang terluka. "Aku baik-baik saja," ucapnya setelah berhasil menemukan suaranya yang sempat tercekat.
Menggelengkan kepala, Naruto berpendapat lain. "Anda tunggu di sini, hamba akan mengambil air bersih, obat dan kasaa." Naruto baru saja akan berlari saat Sasuke menangkap pergelangan tangannya dengan tangan kanan.
"Kakashi akan mengambilnya. Kau bisa menunggu di kamarku." Melepas pergelangan tangan Naruto, pria itu berjalan terlebih dahulu. Kakashi yang mendengar ucapan tuanya segera pergi untuk mengambil obat dan memerintahkan pelayan membawa air bersih serta kain kasa ke paviliun pribadi marquis.
Untuk beberapa saat, Naruto berdiri mematung. Wanita itu perlu mencerna ucapan Sasuke hingga akhirnya suara pria itu berhasil menariknya dari lamunan pendek. Dia tidak berani menebak apa yang diinginkan oleh Sasuke terlalu mendalam.
"Apa yang kau tunggu?"
Mengerjap, Naruto menutup mulutnya yang sempat terbuka. Wanita itu berlari, berusaha mengejar langkah Sasuke yang berjalan terlebih dahulu dan tersenyum kecil.
.
.
.
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Prisoner of The Heart - SasuFemNaru
FanfictionSudah tiga generasi Klan Uchiha dan Terumi bermusuhan. Demi menciptakan keharmonisan, Klan Uchiha mengirim surat lamaran pernikahan aliansi untuk putri tertua Klan Terumi. Fuguki yang tidak rela putri kesayangannya menikah dengan Sasuke-Marquis of U...