BAB 10. KOTA OTO

588 83 3
                                    

Selamat sore, fitur DM di Wattpad sudah tidak tersedia ya.Jadi untuk pertanyaan, dll kalian bisa DM instagram saya : at fuyutsukihikari

Atau untuk yang sudah punya nomor whatsapp saya, bisa via whatsapp aja.

PDF Prisoner of The Heart masih bisa dibeli, harga normal 50rb ya (lebih dari 90K words, 61 BAB)

Terima kasih untuk dukungan kalian selama ini. ^^

.

.

.

Disc : Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Genre : Fantasy, Romance, Enemy to Lover, Adult, Kingdom

Rated : M+

Warning : OOC, gender switch

Catatan : Fanfiksi ini terinspirasai dari novel Cina berjudul Feng Huo Hong Xiao

.

.

.

Lebih dari enam jam Tsunade memantau kondisi Naruto setelah meminum racikan ramuan Bunga Pemeluk Rindu. Walau masih terlihat sangat pucat, deru napas wanita itu semakin stabil pun dengan denyut nadinya. Namun, Tsunade masih belum bisa merasa tenang sebelum Naruto bangun dan memuntahkan isi perutnya.

Waktu terus berlalu, di dalam kamarnya Teuchi berjalan mondar-mandir. Kedua tangan pria itu berada di belakang punggung. Teuchi heran karena surat yang dikirimnya untuk Mikoto masih belum mendapat balas. "Apa surat itu tidak diterima oleh nyonya?" Dia bergumam kepada dirinya sendiri.

Cahaya lilin berpendar. Aroma obat tercium kuat di dalam ruangan itu. Teuchi masih berjalan mondar-mandir saat mendengar suara keras Tayuya dari luar, "Tuan, Nyonya Naruko sudah sadarkan diri!" Dari luar, Tayuya menggedor pintu kamar Teuchi, keras. Wanita itu memang diperintahkan untuk melapor jika Naruko sudah sadar.

Menyambar jas malamnya, Teuchi mengenakannya sebelum keluar kamar. Pria itu berjalan dengan dibantu tongkat kayu. "Nyonya muda sudah sadar?"

Menghapus air matanya, Tayuya tersenyum lebar lalu mengangguk. "Tabib mengatakan jika nyonya muda sudah melewati masa kritis. Tuan, ayo kita pergi melihat kondisi Nyonya Naruko!"

Tangisan Tayuya memenuhi ruang tidur Naruko setelah wanita itu tiba di sana bersama Teuchi hingga akhirnya Tsunade memerintahkan pelayan untuk mengusirnya. Tsunade mengatakan jika Naruto memerlukan ketenangan untuk istirahat saat ini dan suara Tayuya akan mengganggu tuannya.

Di tempat lain, Sai duduk di balik meja kerjanya. Dari beberapa orang prajurit yang dikirim, ada satu orang kembali dengan kondisi luka, tapi tidak terlalu parah dibandingkan prajurit lainnya.

Prajurit itu kini menghadap sang jenderal, sedikit menunduk merasakan ketegangan di udara.

Duduk menyamping, Sai menatap ke arah lain. Ujung telunjuknya diketuk-ketukkan ke atas meja kerja. "Aku tidak yakin kalian yang mendapatkan bunga itu." Suara Sai sedingin lautan beku. Ujung mata pria itu melirik prajuritnya yang kini terlihat lebih gugup di tempatnya berdiri. "Aku tidak akan menghukum kalian semua, jika kau bicara jujur. Siapa yang mendapatkan tanaman itu?" tanyanya.

Prajurit di hadapan Sai tidak langsung menjawab. Pria itu tahu hidupnya akan berada di dalam bahaya jika tidak menjawab jujur pertanyaan sang jenderal. Berlutut, pria itu akhirnya menjawab setelah bersujud di hadapan Sai, "Menjawab Jenderal, sebenarnya tanaman itu kami dapatkan dari Marquis Sasuke. Kami tidak sengaja bertemu dengan beliau saat akan memasuki gerbang kota. Namun, marquis mengatakan jika kami tidak boleh membocorkan masalah ini."

Prisoner of The Heart - SasuFemNaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang