Time with you

1 1 0
                                    

Author POV

Setelah Chessa dan Kevin resmi pacaran, mereka langsung jadi pusat perhatian di sekolah. Mulai dari teman-teman seangkatan Chessa sampai kakak kelasnya—terutama para cewek—menatapnya dengan tidak suka.

"Udah, cuekin aja. Jangan didengerin. Anggap mereka nggak ada," ucap Kevin santai sambil melingkarkan tangannya di pinggang Chessa, seolah takut ada cowok lain yang bakal merebutnya.

"Iya, iya… Tapi jangan gini juga dong. Malu diliatin satu sekolah," bisik Chessa sambil berusaha melepaskan tangan Kevin. "Udah, sana ke kelas. Belajar yang bener. Gue masuk dulu."

"Dih, kok gitu sih, Yang? Gue cuma mau jagain lo. Gak boleh ada yang macem-macem sama lo," balas Kevin, masih enggan melepasnya. "Kalau ada yang gangguin lo gara-gara gue, langsung bilang ya? Biar gue yang urus."

Belum sempat Chessa membalas, Kevin tiba-tiba mengecup keningnya.

"Kevin!!!" pekik Chessa kaget. Wajahnya langsung memerah sementara beberapa murid di sekitar mereka berseru heboh. Dengan kesal, dia menghentakkan kakinya sebelum berlari ke kelas.

---

Kevin POV

Entah kenapa hari ini gue bahagia banget. Mungkin karena akhirnya cinta gue nggak bertepuk sebelah tangan. Hahaha, lucu ya, seorang bad boy kayak gue bisa senyum-senyum sendiri gara-gara cewek. Bahkan bonyok gue sampe nyadar.

"Mama, mama lagi jatuh cinta sama siapa sih?" ledek Papa, melirik ke arah Mama yang lagi nyiapin sarapan buat gue.

"Ya sama Papa dong," jawab Mama sambil tersenyum. "Tapi ya, Pah, kok ada yang senyum-senyum sendiri, nggak jelas gitu?"

Gue mendengus pelan. "Mah, Pah, udahlah, kayak gak suka banget lihat anaknya bahagia, ya?" Gue membenarkan jambul di depan cermin.

"Hahaha! Anak Papa yang tampan ini kenapa? Lagi jatuh cinta ya? Ceritain dong!" goda Papa.

"Oke, oke, Kevin bakal cerita," jawab gue dengan gaya sok cool. "Tapi Mama Papa jangan jantungan ya!"

"Buruan, sayang!" desak Mama sambil mencubit pipi gue.

"Aduh, Mama, sakit!" Gue meringis. "Oke, dengerin ya… Kevin jadian sama Chessa! Yuhuuuu!" seru gue antusias sambil memeluk Mama.

Papa langsung melotot. "Kamu serius, Vin? Papa lagi nggak mau bercanda ya!"

"Ya ampun, serius lah, Pah! Kevin udah jujur ke Chessa soal gelang itu dan siapa Kevin sebenarnya. Sorenya, Kevin anter dia pulang. Pas sampai rumahnya, Tante Mora dan Kak Arkan ninggalin kita berdua ngobrol. Nah, Kevin langsung ambil kesempatan itu buat nembak dia. Dan… dia mau, Mah, Pah! Trus dia meluk Kevin sambil terharu. Oh My God, this is so special for me!" Gue ngakak sambil memeluk Mama dan Papa.

Mama tersenyum haru. "Kamu pintar, Vin. Mama bangga sama kamu. Nanti malam kita undang keluarga Chessa buat makan malam. Mama bakal masak banyak makanan spesial buat kita semua."

---

Chessa POV

"Ciyeee yang jadian kemarin sore, ciyee…" goda Gladys sambil nyengir lebar.

"Loh, kok lo tau, Glad?" tanya gue heran.

"Jiahh, dia malu, pemirsa!" Gladys makin menjadi. "PJ! PJ! Ayo, ke kantin!"

"Dih… Pasti Kevin yang ngomong, kan? Mulut tuh anak emang ember banget!" gerutu gue sambil melipat tangan di dada.

"Tapi lo sayang, kan?" Gladys menaikkan alisnya usil. "Dari awal gue udah duga kalau Kak Kevin itu Kevin lo dulu. Lo aja yang sok-sokan bilang ogah. Sekarang? Benci jadi cinta. Uluh-uluh, so sweet!"

"Udah ah, kalau mau ceramah, sana di masjid! Gue lapar!" Gue langsung menarik tangannya menuju kantin.

---

Di Kantin

"Kevin!!" seru gue tiba-tiba, menjewer kupingnya yang baru datang.

"Aduh, aduh, aduh! Sakit, sayang! Ampunnn!" rengeknya sambil memegangi kupingnya.

"Pinter ya! Mulut ember! Bagus banget!" Gue berkacak pinggang, menatapnya tajam.

"Istriku jangan galak-galak dong…" Kevin tiba-tiba memeluk gue dari belakang.

"Ogah! Lo semua kenapa liat-liat?! Kalo mau minta traktiran, minta ke bos kalian tuh!" Gue manyun kesal.

"Slow, Ches, slow… Bos kita emang ember mulutnya," celetuk Keenan sambil ngakak.

"Berani lo bilang gue ember?!" Kevin langsung menjitak kepala Keenan.

"Boss, ketek lu bau jigong! Anjir!" Daniel ikut menutup hidung, sedangkan Rafi cuma nyengir sambil menjauh.

"Rafi cogan nggak ikut-ikutan," ujar Rafi sok cool.

"Ya ampun, apa salah Hayati, ya Allah? Bos, gua nggak kuat!" Keenan terengah-engah sambil ngakak.

"Asem lo semua!! Ketek gua wangi, ya! Jangan ngompor-ngomporin istri gua dong!" Kevin cemberut sambil duduk di samping gue.

"Kalau nggak mau dikomporin, traktir kita dong, Kak," celetuk Gladys.

"Yaudah, kalian pesen yang kalian mau, nanti gue bayarin," kata Kevin akhirnya. "Tapi gue cabut dulu, mau nenangin istri kesayangan." Dia lalu menarik tangan gue keluar kantin.

"Yesss, sono deh bos pergi jauh-jauh! Kita mau pesta!" seru Rafi.

---

Kevin POV

"Yang, jangan ngambek dong," ucap gue lembut sambil mengusap pipi Chessa.

"Abis lo gitu… bikin bete," jawabnya, masih manyun.

"Iya deh, gue minta maaf ya?" Gue tersenyum, menatapnya penuh harap. "Oh iya, nanti malam Mama Papa pengen makan bareng keluarga lo. Katanya buat syukuran jadian kita. Lo sampein ke mereka, ya?"

"Wah! Ketemu Tante Selene sama Om Reiner? Mau, Yang!" Chessa langsung berbinar-binar.

"Yaudah, gue tunggu jam tujuh ya? Lo harus dandan cantik," goda gue sambil mencubit hidungnya pelan.

"Siap, Yang!!" balasnya riang.

Gue tersenyum puas. Hari ini bener-bener hari terbaik dalam hidup gue.

---

Halooooo,maaf kalau ada typo


Chessa

My Last Love [ KEVIN ARKASANA ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang