Wang Jeno terus berjaga di dekat tubuh Istrinya yang masih terbaring dan terpejam. Entah mengapa, seperti ada sesuatu yang mengganggu hatinya saat melihat tubuh lemah Jaemin. Ia memegang telapak tangan Jaemin dan merasakan kulit selembut sutra itu terasa sangat dingin. Sentuhan dingin itu bagaikan es yang mencair di telapak tangannya, meninggalkan rasa hampa yang tak terlukiskan.
“Apa sekarang kau merasa terbebani melihat keadaannya?”
Suara itu lembut namun menusuk, tiba-tiba memecah kesunyian di kamar. Wang Jeno tersentak, menoleh cepat. Pandangannya yang sebelumnya tertuju pada Jaemin yang tertidur lelap, kini beralih kepada Kaisar Shen yang berdiri di ambang pintu, wajahnya dihiasi ekspresi yang sulit dibaca. Matanya yang biasanya dingin dan penuh perhitungan, kini dipenuhi dengan suatu emosi yang sulit diartikan. Seakan ada api yang menyala di balik kedalamannya, namun terselubung oleh kabut misteri.
Jeno menatap Kaisar Shen dengan tatapan yang tajam, seperti elang yang mengintai mangsanya. Sorot matanya penuh dengan amarah terpendam, mencoba untuk menyembunyikan rasa gelisah yang muncul di hatinya. Bibirnya terkatup rapat, menahan kata-kata yang ingin terlontar. Pertanyaan Kaisar Shen yang begitu tajam dan penuh makna, menggantung di udara, menciptakan ketegangan yang mencekam di antara mereka.
“Siapa yang mengizinkan mu untuk datang kesini?” Bias suaranya yang tak bersahabat itu mengudara, menciptakan getaran yang terasa hingga ke tulang.
Kaisar Shen bersedekap dada, meskipun Wang Jeno terlihat tidak suka dengan kehadirannya, ia tetap berjalan mendekat. Langkahnya tenang dan pasti, seperti singa yang mendekati mangsanya.
“Aku tahu jika kau tidak memiliki perasaan terhadap Yoon Jaemin. Kau dengan terang-terangan lebih memilih Zhi Fengyu daripada Istri mu sendiri.”
Wang Jeno terdiam, tangannya mengepal erat, ia sangat ingin menghantam wajah tampan Kaisar Shen. "Sudah ku katakan sebelum nya jika kau tidak perlu ikut campur ke dalam rumah tangga ku. Setelah perbuatan mu di hadapan ku, bahkan di hadapan semua orang, kau baru saja menyatakan permusuhan dengan ku Kaisar Shen." Geram nya dengan begitu tajam, suaranya bergetar menahan amarah yang membara.
“Aku tidak tahu jika Yoon Jaemin adalah Istri mu, kau juga tidak memperlakukannya dengan baik, jadi apakah aku salah jika mengira dia bukanlah milik mu?” Jawab Shen Luo yang dapat membuat Jeno membisu. Kata-katanya menusuk seperti duri tajam, menyentuh luka terdalam di hati Jeno.
“Untuk apa kau mempertahankannya jika kau memperlakukannya seperti itu? Jika kau tidak sanggup untuk menghormatinya, maka aku dengan siap untuk menghargai dan menghormatinya lebih baik daripada dirimu.” Lanjut Kaisar Shen.
Wang Jeno yang sudah mulai kesal terpaksa berdiri dari duduk nya, emosinya tak bisa dikendalikan setelah mendengar semua perkataan Kaisar Shen yang menyulut api dalam dirinya. Ia menarik kerah hanfu milik kaisar Shen, mengintimidasinya dengan sorot tajam nya.
“Sebaiknya kau pergi dari sini sekarang!” Tajam nya dengan suara yang berusaha ia kontrol untuk pelan. Jeno tidak ingin membuat keributan dihadapan tubuh lemah Jaemin.
Shen Luo Cheng tak berkutik, ia merasa tidak takut sama sekali dengan amarah Jeno. Salah satu tangannya terulur kedepan dan Jeno langsung mengalihkan perhatiannya pada benda yang berada di atas telapak tangannya. Itu seperti sebuah lencana berbentuk bulat yang terbuat dari batu Jade, yang di cap dengan segel kerajaan Joseon.
“Apa ini?” Tanya Jeno sembari mengernyitkan keningnya.
“Tidak mungkin kau tidak tahu, ini adalah simbol izin dari Yang mulia Raja bahwa aku dapat menjenguk Putri mahkota.”
Wang Jeno tergelak, ia tidak percaya jika Shen Luo sampai memohon kepada Ayah nya untuk bisa bertemu dengan Yoon Jaemin. Jeno juga tidak habis pikir dengan Ayah nya yang mengizinkan orang lain untuk bertemu dengan Istrinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Vows || Nomin
FanfictionSeharusnya malam pernikahan Yoon Jaemin menjadi malam yang paling indah selama hidupnya. Namun, apa yang dia dapatkan saat Wang Jeno justru membawa budak laki-laki untuk lebih dinikmati? •Bxb •Homophobia DNI! •Historical fiksi •Tidak sesuai dengan s...