Happy Reading
***
Sagara berlari menghampiri Tama yang sudah tak sadarkan diri. Wajahnya dipenuhi dengan kekhawatiran, Ia menatap wajah Tama dengan darah yang terus mengalir pada bagian kepalanya.
"T-tama! Bangun!" panggil Sagara
Sagara langsung mengangkat tubuh Tama dan berlari menuju rumah sakit terdekat. Ia tidak peduli dengan pria yang menabrak Tama, yang ada difikirannya saat ini hanyalah kondisi lelaki itu saja.
Sagara berlari sekencang kencangnya sambil menggendong Tama yang sudah tak sadarkan diri. Kekhawatiran pada diri Sagara semakin membesar saat tak merasakan kehangatan pada tubuh Tama.
"Enggak! Lo gak boleh ninggalin gue!" batin Sagara
Ini salahnya.
Jika saja mereka berdua tidak bertengkar tadi, mungkin saja Tama tidak akan tertabrak mobil. Jika saja Sagara sedikit lebih bersabar dan tidak memperlakukan Tama dengan kasar, mungkin saja kondisi Tama akan baik baik saja.
"Maafin gue.. maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf, maaf."
Sagara terus mengucapkan maaf dalam hatinya.
"Gue minta maaf Tama, tapi please jangan tinggalin gue. Gue butuh lo"
"Gue sayang sama lo, gue cinta sama lo, jangan tinggalin gue. Gue minta maaf"
Sagara menatap wajah Tama yang semakin pucat. Dengan tangan yang gemetar, lelaki itu langsung mendekap erat tubuh Tama dalam gendongannya, berharap Ia bisa membagi hangat tubuhnya dengan Tama.
"Gue disini, gue gak akan biarin lo kenapa napa, Tam." bisik Sagara
"...."
"Jadi tolong.. bertahan sebentar lagi ya?"
Beberapa saat kemudian, Sagara pun telah sampai di rumah sakit. Tama langsung dibawa ke ruang gawat darurat, sedangkan Sagara hanya berdiri di luar ruangan, dadanya naik turun dan terasa sangat sesak.
Ia meremas kerah bajunya kuat. Perasaan takut benar benar menguasai diri Sagara.
Bagaimana jika Ia telat membawa Tama ke rumah sakit? Bagaimana jika keadaan lelaki itu sangat parah? Bagaimana jika Tama tak bisa selamat?
Beribu pertanyaan berputar pada otak Sagara yang membuatnya tak tenang. Lelaki itu terduduk tak berdaya pada kursi rumah sakit. Dengan tatapan kosong, Sagara hanya diam berharap akan ada kabar baik dari dokter.
Kurang lebih dua jam Sagara menunggu di luar, dan setelah itu dokter pun datang menghampirinya.
Dengan perasaan cemas, Sagara langsung berdiri di depan dokter tersebut. "G-gimana keadaan Tama?"
Dokter tersebut terdiam sejenak.
Sagara mengepalkan tangannya kuat. "Dia gak kenapa napa kan?"
"Kami sudah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Tama mengalami trauma kepala berat akibat benturan keras saat kecelakaan. Ada pendarahan di otaknya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Partner in Crime [BL]
RomanceKetika partner kerja berubah menjadi partner ranjang. [BL story]