Chapter 3 : Second Accident

7.7K 677 44
                                    

Sinar matahari masuk melalui celah jendela kamar luas itu. Diatas ranjang putih seorang pemuda pirang terlihat menggeliat dan detik berikutnya ia sudah benar-benar bangun. Draco bangkit dari tempat tidurnya dan bergerak menuju kamar mandi. Ketika sampai di ruang rekreasi, Draco melihat Hermione yang baru saja keluar dari kamar mandi dan masih memakai handuk.

"Umm pagi, 'Mione." Draco menyapa dengan masih memandangi tubuh Hermione.

Entah mengapa melihat Hermione hanya menggunakan handuk dan dengan rambut yang masih basah mampu membuat Draco meneguk ludahnya sendiri dengan gugup

"Apa yang kau lihat??!" Hermione membentak sambil berlalu pergi.

"Dasar gadis sombong!" gumam Draco sebelum ia melangkah masuk ke dalam kamar mandi.

***
Pelajaran hari ini sangat melelahkan. Apalagi Herbologi. Membuat semua murid mengeluh karena tanah kotor yang menciprati baju-baju mereka. Begitu pula dengan Draco. Selepas pelajaran Herbologi ia langsung membersihkan tubuhnya dengan mandi (lagi). Setelah berpakaian, Draco memutuskan untuk bersantai sambil membaca di sofa ruang rekreasi. Beberapa menit kemudian, seorang gadis berambut coklat lebat juga memasuki ruangan itu. Di tangannya ia menggenggam secangkir coklat panas. Draco masih menatapnya hingga gadis itu duduk di seberangnya.

"Darimana kau mendapat coklat panas itu?" tanya Draco.

"Dari dapur," jawab Hermione sekenanya dan mulai membaca buku.

Draco dan Hermione membaca buku masing-masing sehingga menciptakan keheningan yang menjemukan. Draco melirik Hermione yang sedang meminum coklat panas dari cangkir putihnya yang mengepulkan asap. Ia melihat ada setetes coklat yang tertinggal di hidung gadis itu saat ia menurunkan cangkirnya. Merasa dipandang, Hermione balik melirik Draco.

"Hei, ada coklat di hidungmu," kata Draco sambil terkekeh. Selanjutnya ia bangkit berdiri dan menghampiri Hermione lalu mengelap hidung gadis itu dengan sapu tangan dari dalam saku celananya. Hermione tidak bergeming saat merasakan jari Draco menyentuh hidungnya. Mereka bertatapan sejenak sebelum Draco bangkit. Ironisnya, pada saat yang bersamaan Hermione juga ikut bangkit. Tanpa mereka sadari bibir mereka bersatu dengan singkat. Dalam sekejap, mereka berdua melepaskan diri.

"Maaf," ucap keduanya bersamaan.

"Tak masalah," lagi-lagi mereka berucap berbarengan.

"Aku akan pergi," sepertinya pikiran mereka sama.

"Berhenti menirukanku!" Wow sebuah keserasian yang sangat baik.

Akhirnya Draco berbalik dan berjalan kearah kamarnya. Draco menutup pintu di belakangnya dengan keras. Selanjutnya ia membanting tubuhnya di tempat tidur. Pikirannya tidak fokus. Bagaimana ia dengan tidak sengaja bisa mencium Hermione? Bukan mencium sih, hanya penempelan bibir yang tidak pernah di rencanakan. Tiba-tiba bibir Draco tertarik keatas hingga membentuk segaris senyuman. Ia merasa melayang saat kembali mengingat bagaimana rasa bibir Hermione. Meski sangat singkat, ia tetap bisa merasakan coklat di sudut bibir gadis itu.

Sementara itu di kamar anak perempuan, Hermione juga berbaring diatas ranjangnya. Dia juga memikirkan hal yang baru saja terjadi di ruang rekreasi. Seketika wajahnya bersemu merah saat kembali mengingat bagaimana hangatnya bibir Draco yang hanya menempel sedetik di bibirnya. Bagaimana nafas mint Draco yang memabukkan. Dan bagaimana aroma pemuda pirang itu. Hermione menyentuh bibirnya sendiri dan menyunggingkan sebuah senyuman. Namun seketika senyumannya lenyap begitu sadar ia terlalu banyak memikirkan Draco. Maksudnya, mereka adalah rival sejak dulu. Kenapa Hermione tiba-tiba merasa ada desiran aneh di perutnya saat membayangkan wajah Draco? Rasanya Hermione harus segera ke sayap rumah sakit untuk memeriksakan keadaan anehnya ini.

***
Sebenernya w bingung mau ngelanjutin ff ini apa kagak

Fall in DAMN LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang