Hermione membuka matanya dengan perlahan. Setelah meregangkan tubuh, Hermione hendak bangkit dari ranjangnya. Tapi pergerakannya terhenti, digantikan dengan kerutan di dahinya. Seingatnya, tadi malam ia tertidur di sofa ruang rekreasi. Bagaimana bisa ia berada di kamarnya? Hermione turun dari ranjang. Ia merasakan sesuatu yang empuk dibawah kakinya. Ia menunduk untuk melihat ada apa dibawah kakinya.
"Aaaakkkk Malfoy!!!!" Hermione menjerit heboh.
Draco mengerjap perlahan.
"KELUARRR!!!!"
"Astaga, 'Mione. Ini masih pagi dan kau sudah membuat telingaku sakit."
"Apa yang kau lakukan disini?"
"Aku--"
"Sialan! Kau pasti berbuat yang tidak tidak!"
"Hey, tidak mungkin! Kau bukan tipe ku," Malfoy menyeringai.
"Sialan kau! Keluar dari kamarku sekarang!"
Draco memajukan bibir bawahnya sambil mengangkat alis dan memandangi Hermione dengan sorot yang tidak bisa dibaca. Hermione mengernyit dan sedikit mencondongkan tubuhnya ke belakang karena mulai merasa Draco sedang berpikiran yang aneh-aneh.
"Apa sih?" ujar Hermione yang mulai risih.
"Tidak ada morning kiss?" Draco mencondongkan tubuhnya hingga membuat Hermione semakin merasa terpojok.
"You wish, Malfoy!"
Draco semakin memajukan tubuhnya hingga jarak antara dirinya dengan Hermione semakin habis. Draco menempelkan keningnya ke kening Hermione sambil menatap mata hazel gadis itu. Diperlakukan seperti ini, otomatis membuat pipi Hermione bersemu merah. Ia menolehkan kepalanya ke arah kanan hingga membuat kontak keningnya dan kening Draco menjadi hilang.
"Kenapa kau blushing?" tanya Draco sambil mengelus pipi Hermione dan membuat pipi itu semakin merah jadinya. Draco senang melihat Hermione blushing karena godaanya, ingat?
"Menyingkir, Draco," Hermione masih mengalihkan tatapannya.
Draco menolehkan kepala Hermione hingga menghadap ke arahnya. Ia menyeringai kecil, lalu kembali mendekatkan wajahnya ke wajah Hermione dan mulai menggesekkan hidungnya ke hidung gadis itu. Draco memandang bibir merah Hermione sambil menjilat bibirnya sendiri. Ia kembali memajukan wajahnya. Jarak bibirnya dan bibir Hermione hanya tersisa beberapa senti. Hermione pun mulai memejamkan matanya. Tapi dengan gerakan tiba-tiba, Draco segera menjauhkan wajahnya dan menatap Hermione sambil menyeringai.
"Lihatlah wajahmu! Haha, seandainya disini ada udang rebus, pasti aku tidak tahu cara membedakannya dengan pipi mu!"
"Sialan kau, Malfoy! Keluar sekarang!" Hermione mendorong tubuh Draco sampai ke pintu. Saat hendak membuka pintu itu, ia segera menghentikan pergerakannya karena ternyata pintunya terkunci.
"See?" Draco menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
Hermione memutar bola matanya dengan malas lalu beranjak untuk mengambil tongkat sihir yang berada di nakas sebelah tempat tidurnya. Dari kejauhan, Hermione menggumamkan 'Alohomora'. Segera saja pintu itu terbuka dan ia membentak Draco agar segera keluar dari kamarnya. Draco mendengus tidak suka sebelum melangkahkan kakinya keluar.
***
Hermione menenggelamkan separuh wajahnya ke bathub sambil memejamkan matanya. Pikirannya sedang penuh dengan Draco sekarang. Ia tidak mengerti kenapa tadi ia mengira bahwa Draco akan menciumnya. Seharusnya Hermione tahu kalau Draco itu hanya menggoda dirinya. Dan lagi, ia juga tidak mengerti mengapa pipi nya bersemu saat menatap mata kelabu Draco.
Hermione membuka matanya dan mengangkat wajahnya dari air. Ia meniup-niup busa di bathub dengan bosan. Tak lama kemudian, ia pun keluar dari bathub dan segera melilitkan handuk ke tubuh telanjangnya. Hermione keluar dari kamar mandi. Tak disangka, ternyata Draco sudah berada di depan kamar mandi. Ia menyilangkan tangannya sambil menyandar ke dinding dan menatap Hermione dengan bosan.
"Lama sekali, sih," celetuknya sebelum masuk ke kamar mandi.
Hermione mencibir Draco dengan kesal. Tak mau kedinginan, ia pun segera menjauh dari kamar mandi dan masuk ke kamarnya. Hermione mulai memakai seragamnya. Saat hendak mengancingkan dua kancing kemeja teratasnya, tiba-tiba Draco melongok dari pintu kamarnya yang lupa ia kunci.
"Hermione, apa kau melihat--"
Draco membeku. Ia benar-benar tidak tahu kalau Hermione sedang berganti pakaian. Hermione membelalakkan matanya. Ia segera membalikkan tubuhnya dan mengancingkan kancing tadi dengan cepat. Ia merutuki kebodohannya karena lupa mengunci pintu sehingga Draco bisa melongok seenaknya saja seperti ini. Bahkan Draco masih mengenakan handuk pertanda bahwa ia baru saja selesai mandi.
"Uhmm... Maaf," ujar Draco gugup.
Hermione membalikkan tubuhnya dan mencoba bersikap se-normal mungkin meskipun sebenarnya ia merasa sangat malu.
"Tak apa. Kau tadi tanya apa?" ujar Hermione.
"Apa kau melihat buku Herbologi ku?"
"Tidak. Mungkin kau lupa menaruhnya."
"O-kay. Terimakasih." Draco pergi dengan canggung.
Hermione menghembuskan nafasnya. Adakah peristiwa yang memalukan dari ini? Ini masih pagi dan ia sudah mendapat dua kali kesialan? Dan semua kesialan itu dikarenakan oleh seorang Draco? Jenggot Merlin, semoga kesialannya nanti tidak akan bertambah.
***
Sepanjang pelajaran Sejarah Sihir, pikiran Draco sangat tidak fokus. Ada banyak sekali yang sedang di pikirkan cowok pirang itu. Misalnya tentang kejadian tadi saat ia tidak sengaja melihat Hermione yang sedang mengancingkan bajunya. Percayalah, tadi itu adalah pemandangan yang cukup hot bagi seorang Draco Malfoy. Maskudnya, siapa sih yang pernah melihat Hermione dalam 'keadaan seperti itu'? Jarang, kan? Draco jadi merasa beruntung. Sebenarnya sih dia sudah sering melihat gadis-gadis telanjang di depan matanya, tapi untuk Hermione, entah kenapa rasanya sedikit berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall in DAMN Love
RandomDraco Malfoy tak pernah mau mengakui bahwa ia mencintai gadis itu. Gadis yang selalu ia usili, gadis yang selalu ia ejek, dan gadis yang selalu ia pandang rendah. Sensasi aneh yang biasanya ia rasakan jika ia berada di dekat gadis itu hanyalah gejal...