Chapter 4 : Hell Yeah!

7.8K 669 66
                                    

Akhir pekan akhirnya datang juga dan itu berarti semua murid Hogwarts bisa sedikit bersantai sepanjang hari, setelah beberapa hari sebelumnya mendapatkan pelajaran yang memuakkan.

Begitu pula dengan Draco Malfoy. Hari ini dia sengaja untuk bangun agak siang. Ia masih setia bergumul dengan selimut hangatnya meski matahari sudah muncul sepenuhnya. Nyamannya tidur Draco harus diganggu dengan suara ketukan di pintu kamarnya. Draco meracau kesal dengan tidak jelas. Tanpa membuka pintu pun ia sudah menebak siapa pelakunya. Siapa lagi kalau bukan gadis-keriting-bergigi-berang-berang itu?

Sementara itu dibalik pintu, Hermione masih menggedor-gedor pintu kamar Draco. Wajahnya menunjukkan raut yang tidak bersahabat. Akhirnya Hermione memutuskan untuk mengeluarkan tongkat sihirnya dan mengacungkannya kearah pintu kamar Draco. Hermione bergumamam, "Alohomora." Dengan diiringi bunyi klik, pintu dengan gantungan berbentuk ular itu pun terbuka dan menampakkan pemandangan kamar Draco yang bernuansa Slytherin. Hermione berkacak pinggang dan menghampiri Draco yang masih memejamkan mata dibalik selimut tosca-nya. Mendengus sebal, Hermione membuka paksa selimut itu dengan keras. Namun seketika Hermione menahan nafas nya saat melihat Draco. Bagaimana tidak? Keadaan Draco sedang shirtless sekarang. Otot perutnya terpampang jelas. Dan rambut pirangnya masih berantakan. Bayangkan saja, bagaimana bisa kau tidak mendadak lumpuh jika melihat pemandangan seksi seperti ini di depan matamu?

Hermione segera mengontrol dirinya sendiri saat merasakan Draco mulai terbangun. Ia tidak mau ketahuan bahwa ia sedang mengagumi mantan musuhnya itu. Hermione kembali mengguncang bahu Draco. Pemuda pirang itu hanya membuka matanya sedikit dan kembali menutupnya. Hermione mendengus. Gadis Gryffindor itu pun mulai mengancam Draco dengan berkata bahwa ia akan mengeluarkan burung-burung kenari andalannya jika Draco tidak segera bangun. Tapi ancaman Hermione justru dibalas dengkuran keras oleh Draco.

Hermione sudah kehilangan kesabaran, ia mengeluarkan tongkatnya dan hendak mengucapkan mantra sebelum Draco berteriak dan akhirnya bangun. Draco mengerjap beberapa kali dan memandang Hermione dengan mata yang menyipit.

"Kenapa kau menggangguku?" tanyanya malas.

"Kenapa aku mengganggumu?! Apakah kau lupa hari ini kita ada pertemuan dengan Proffessor McGonagall?? Dasar pirang kutuan!"

Draco mengerjap lagi. Detik berikutnya, ia membelalakkan matanya dan langsung bangkit berdiri. "Sialan!" makinya. Sementara itu, di seberang ranjang, Hermione berusaha matian-matian untuk mencari nafas. Tubuhnya merasa kaku begitu melihat Draco hanya mengenakan boxer. Hermione menahan jeritan kagumnya sebelum ia terlihat seperti fangirl-nya Draco.

"Kenapa kau baru bilang, 'Mione?" kata Draco sambil mengacak rambut pirangnya.

"Bukankah aku sudah dari tadi berusaha untuk membangunkanmu, Mr. Malfoy." Meskipun sedang terpesona, tapi nyatanya nada mencibir masih terdengar dari kata-kata gadis Gryffindor itu.

Draco mendesah frustasi sebelum bergerak mendekati Hermione. Ia menyuruh gadis itu keluar. Nyatanya hal itulah yang memang diinginkan Hermione. Gadis bermata hazel itu mendengus dan hendak berbalik ketika dirasakannya ada sesuatu yang salah pada kakinya. Belum sempat ia tahu apa yang terjadi, tubuhnya sudah terhuyung. Pandangannga memutar dan ia tidak bisa menahan keseimbangan. Hermione memejamkan matanya dan menunggu wajahnya akan mencium lantai yang keras. Tapi ia tidak pernah jatuh. Alih-alih menghantam lantai, ia justru merasakan sebuah tangan melingkari pinggangnya. Menjaga tubuhnya agar tidak ambruk. Secepat kilat Hermione memutar tubuhnya dan mendapati sepasang mata kelabu yang menatap geli padanya. Draco menyeringai saat melihat Hermione yang tak berkutik.

"Hati-hati, Hermione. Lihat langkahmu," kata Draco. Wajahnya hanya berjarak kurang dari lima sentimeter dari wajah Hermione.

"B-baiklah. Sekarang le-lepaskan a-aku, Draco," jawab Hermione dengan gugup sambil terus berusaha mendorong dada Draco agar melepas cengkramannya.

"Apakah kau tidak suka jika kita begini saja sepanjang hari?" Seringaian Draco melebar. Ia suka sekali melihat bagaimana reaksi Hermione saat ia sedang menggodanya. Wajahnya yang selalu blushing itu memberikan kesenangan sendiri bagi Draco.

"T-tidak. Terimakasih."

Tapi Draco justru mempererat pelukannya pada pinggang Hermione. Ia semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Hermione hingga hidung mereka bersentuhan. Seringaian di wajahnya belum hilang. Hermione tercekat saat mencium aroma mint yang menguar dari tubuh Draco. Ia tak habis pikir, bagaimana bisa Draco sewangi ini padahal ia baru saja bangun tidur? Hell yeah, jangan memanggilnya cassanova kalau ia tidak istimewa. Contohnya sekarang. Bahkan kotoran mata pun tidak ada di matanya.

Hermione kembali menyentuh dada polos Draco dan berusaha menjauhinya. Tak lama kemudian ia berhasil mendorong tubuh Draco dengan keras hingga membuat pemuda pirang itu terjatuh diiringi umpatan yang keras.

"Dasar tidak tahu terimakasih. Lebih baik tadi aku membiarkan wajahmu menghantam lantai saja!"

Hermione menjulurkan lidahnya pada Draco dan segera membalikkan tubuh. Ia berlari keluar sebelum Draco memberinya Avada Kedavra.

"Gadis keriting bergigi berang-berang!!! Aku membencimu!"

A/N
Udah lama ga update, sekali update jadinya kek gini. Oke ini emang ga sesuai harapan *ditimpukreaders*

Fall in DAMN LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang