Chapter 10 : Back To Hogwarts

5.5K 559 4
                                    

Sore itu, Draco kembali ke Hogwarts. Yang menyambutnya pertama kali saat masuk ruang rekreasi Asrama Ketua Murid adalah segumpal rambut keriting yang menutupi wajahnya serta tangan mungil seorang gadis yang melingkari lehernya. Saat itu juga, perasaan aneh kembali ia rasakan sampai-sampai ia merasa mual. Draco membalas pelukan Hermione itu dengan sama hangatnya. Tak lama kemudian, mereka saling melepas diri. Dan tanpa diduga Draco, tiba-tiba saja Hermione menarik rambut pirangnya sambil menggeram.

"Kau pulang lama sekali, Ferret Pirang. Lihatlah keadaanku. Kacau. Karena setiap malam harus begadang untuk mengerjakan tugas-tugas Ketua Murid yang sebenarnya adalah punyamu!"

Hermione tidak berbohong. Keadaannya memang sangat kacau. Kantung matanya menghitam. Dan rambutnya jadi lebih mengerikan dibanding sebelumnya.

"Bukannya disambut dengan baik, kau justru memarahiku," gerutu Draco sambil berjalan menuju kamarnya.

Setengah berteriak, Hermione berkata, "Aku memberimu sebuah pelukan, jika kau perlu diingatkan."

Draco mendengus. Lalu menutup pintu kamarnya dengan keras sembari melemparkan kopernya ke ranjang. Satu hal yang Draco tahu dari diri Hermione : sekali menyebalkan tetap menyebalkan.

***

Malam harinya, Draco melaksanakan patroli malam. Sebenarnya, Draco melaksanakan tugas rutinan ini bersama Hermione. Tapi cewek itu tidak mau dan menyuruh Draco untuk ber-patroli sendirian.

"Kau harus merasakan bagaimana rasanya patroli sendirian seperti aku," kata Hermione saat Draco mengajak dirinya.

Dan pada akhirnya, disinilah Draco sekarang. Di tengah-tengah koridor Hogwarts yang gelap dan sendirian. Draco menghela nafas. Langkah-langkah kakinya mengarahkan Draco untuk berjalan menuju Asrama Slytherin. Draco masuk, dan yang menyambutnya adalah beberapa kawan-kawannya yang sedang minum Wiski. Pesta seperti ini memang sudah biasa dilakukan oleh anak-anak Slytherin. Draco ingin memarahi mereka-- tentu saja karena Wiski Api dilarang berada di Hogwarts. Namun ia segera mengurungkan niatnya karena bujukan Theo.

"Kita hanya bersenang-senang, dude. Kau bisa bergabung."

Draco nampak ragu. Tapi ia juga tidak menolak saat Theo menyodorkan satu sloki Wiski Api kepadanya. Draco meneguk minuman itu dan seketika rasa panas alkohol langsung menggerogoti tenggorokannya. Walaupun efeknya begitu, Draco tetap saja menerima uluran sloki bertubi-tubi dari Theo. Draco memang pernah minum, tapi tidak pernah sebanyak ini. Draco juga tidak mengerti mengapa ia terus saja meminum Wiski itu. Draco hanya ingin bersenang-senang sebentar saja. Pikirannya penuh dengan keadaan kedua orangtuanya yang semakin lemah, dan membuat Draco merasa kacau. Ia tidak se-kaya dulu lagi dan hal itu membuat Draco terbebani-- yah meskipun ia tak pernah menampakkan nya.

"Apalagi masalahmu, kawan?" tanya Blaise yang entah dari mana datangnya.

"Apakah kau pernah merasa aneh saat berada di dekat seorang gadis?" tanya Draco dengan suara aneh.

"Aneh bagaimana?"

"Seperti kau merasakan aliran darahmu dipompa dengan cepat dan tubuhmu menegang saat menyentuh gadis itu?"

"Wow Draco! Itu jatuh cinta namanya!"

Draco mengerutkan kening, "Jatuh cinta?"

"Ya! Dan siapa wanita beruntung itu?"

"Aku... tidak tahu."

"Tak usah malu, dude."

Draco tidak membalas perkataan Blaise dan memilih untuk meneguk sloki nya lagi. Ia mulai berpikir tentang apa yang dikatakan Blaise dan seketika senyumnya mengembang.

Sementara itu, di asrama Ketua Murid, Hermione sedang mondar-mandir di depan perapian dengan gelisah. Pasalnya, sekarang sudah hampir tengah malam dan Draco belum kembali. Ia merasa bersalah karena tadi menolak ajakan Malfoy. Lagipula, tugas patroli malam adalah tugasnya juga.

Hermione mendudukkan dirinya di sofa marun. Saat itulah, pintu ruang rekreasi mengayun terbuka dan nampaklah seorang Draco Malfoy yang terlihat berantakan. Hermione berdiri dan mendekati Draco. Tanpa disadarinya, jantung Draco terasa membengkak saat itu juga ketika Hermione semakin mendekati dirinya.

"Kau minum Wiski, ya?" tanya Hermione begitu aroma alkohol tercium dari tubuh Draco.

"Yeah.." jawab Draco santai. Ia melewati Hermione begitu saja dan duduk di sofa dekat perapian. Pemuda pirang itu memijat pelipisnya yang terasa berdenyut menyakitkan.

"Kau pusing?"

Draco tidak tahu kapan Hermione berjalan mendekatinya. Yang jelas, sekarang gadis itu sudah ada di hadapannya.

"Begitulah. Kurasa aku tadi terlalu banyak minum," ujar Draco.

"Well, seharusnya aku memberimu detensi. Tapi karena aku sedang berbaik hati, aku tidak akan melakukannya."

"Thanks."

Hermione meninggalkan Draco dan pergi ke dapur. Ia menuangkan air putih ke dalam gelas sebelum membawanya kembali.

"Minum ini," kata Hermione menyerahkan gelas di tangannya.

Draco menerima air itu dan langsung meneguknya. Setelah air dalam gelas itu habis, Draco meletakkan gelasnya di meja dan menatap Hermione dengan jari-jari yang bertautan.

"Kau belum tidur?"

"Aku masih menunggumu."

Jawaban Hermione membuat perasaan senang yang meletup-letup kembali memenuhi perut Draco. Pemuda itu tersenyum kecil pada Hermione dan mengacak rambut coklat gadis itu.

"Kau perhatian sekali," ujar Draco.

"Tidak! Aku hanya merasa bersalah karena tidak ikut menemanimu patroli," elak Hermione sambil menghindari tangan Draco.

"Itu sama saja," kata Draco sembari mencubit hidung Hermione. Seketika, Hermione merasakan wajahnya memanas.

"Kenapa sih kau ini? Masih mabuk, ya?" tanya Hermione karena merasa Draco berkelakuan aneh.

"Tidak. Aku hanya berusaha bersikap seperti teman yang normal."

"Oh kumohon jangan mencobanya. Kau terlihat mengerikan."

"Menurutmu begitu?" Draco mengerutkan dahinya.

"Ya."

"Benarkah?" Draco mendekatkan tubuhnya pada Hermione, mendesak gadis itu.

"Iya. Dan jangan dekat-dekat!" ancam Hermione.

"Waktu aku tidak ada di Hogwarts, kau merasa kesepian, kan?"

"Tidak! Siapa bilang?"

"Aku melihatnya dari matamu."

"Draco, jangan mendekat!" Hermione mendorong tubuh Draco, "kau benar-benar masih mabuk!"

"Hermione... katakan kalau kau merindukanku."

"Tidak akan."

Hermione bangkit dari duduknya. Ia berjalan cepat menuju kamarnya sementara Draco tertawa di belakangnya. Astaga, Malfoy benar-benar sudah gila!

Fall in DAMN LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang