Story 4. New Day

1.7K 58 8
                                    

“Jadi kau ke sini naik itu?” tanya Hikari dengan nada mencela sambil memandang motor balap yang tergelak begitu saja tak jauh dari dermaga.

“Tentu saja kan? Tunggu sebentar,” kata Raichi dan segera mengangkat motornya hingga berdiri dan menaikinya “Ayo naik.”

Hikari terlihat sangat enggan menaiki motor itu apalagi Raichi sama sekali tidak membawa helm. Hikari segera menyesal menaiki motor itu ketika Raichi mengendarai motor itu sampai kecepatan hampir 100 km/jam.

“Apa kau gila!? Pelankan motornya!” teriak Hikari mengatasi derum mesin motor, tapi Raichi tetap tidak mendengar atau mungkin dia pura-pura tidak mendengar.

Kurang dari lima belas menit, mereka sampai di sebuah hutan kecil yang terletak agak luar dari kota. Raichi memacu motornya melewati jalan setapak yang kecil dan berbatu-batu dengan kecepatan sedikit lebih pelan. Raichi memberhentikan motornya di depan sebuah pohon apel yang berbuah sangat banyak. Raichi memetik satu buah dan membelahnya dengan pocket knife yang dibawanya. Hikari sempat berpikir Raichi akan memakan apel itu tapi kenyataannya, Raichi hanya mengambil bijinya dan membuang apel yang dipetiknya tadi. Hikari terus memperhatikan Raichi memilih salah satu biji dan melemparnya ke dalam lubang di pohon apel itu.

Detik berikutnya mereka sudah tidak berada di hutan lagi. Mereka berada di sebuah ruangan persegi panjang. Di ujung ruangan itu seseorang sedang membaca kertas-kertas yang berhamburan di meja kerjanya yang besar. Orang itu berambut coklat dan agak berantakan, memakai kaos putih dan celana jins panjang berawarna biru. Hikari merasa pernah melihatnya entah di mana. Raichi menuntun Hikari berjalan ke ujung ruangan tanpa memperhatikan apa yang dilewatinya. Sekarang mereka berada tepat di depan meja kerja orang itu.

“Oh, kau sudah datang ya, Hikari? Sayangnya ini terlalu malam untuk bicara, sekarang kau istirahat saja. Raichi, antar tamu kita ke kamarnya dan sebaiknya kau menyuruh seseorang untuk membawa motorku ke garasi,” kata orang itu tanpa melepas pandangannya dari kertas yang dibacanya.

Suaranya yang dingin, datar dan terdengar ogah-ogahan ditambah lagi aura mencekam di ruangan itu membuat perkataannya terdengar seperti pergi dan jangan ganggu aku di telinga Hikari dan Raichi. Mereka tidak terlalu bodoh untuk memaksakan kehendak mereka untuk berbicara dengannya. Raichi berbalik dan Hikari mengikutinya, di ujung ruangan terdapat lantai yang agak tinggi dari lantai lainnya dan lantai itu berbentuk lingkaran dengan diameter enam puluh centi tetapi Hikari tidak melihat satu pintu pun atau sesuatu yang bisa digunakan untuk keluar dari tempat ini. Hikari melirik ke arah Raichi, dia tidak terlihat bingung dan terus berjalan ke lantai lingkaran itu.

Raichi naik disusul oleh Hikari. Sedetik kemudian mereka suda ada di suatu ujung lorong panjang. Di sisi kiri dan kanan lorong, terdapat pintu-pintu dengan plat nomor hingga memberi kesan seperti kamar-kamar hotel.

 “Orang itu adalah Shiraishi Earl, mungkin kau pernah melihatnya di TV karena dia adalah pemilik perusahaan Saphire Company sejak setahun lalu menggantikan ayahnya yang menghilang saat usianya baru sembilan belas tahun.Sebenarnya dia menyenangkan, tapi saat sedang bekerja dia jadi sangat menyeramkan. Lingkaran ini namanya teleporter, alat bantu bagi yang tidak bisa menggunakan kekuatan teleport. Sekarang kita berada di markas Shinjitsu yang terletak di bawah tanah, jauh di bawah kota Deliora.” kata Raichi menjelaskan.

“Shinjitsu?” tanya Hikari dengan dahi berkerut.

“Semacam organisasi yang anggotanya pengguna kekuatan. Ayo kita ke kamarmu.”

Sebelum Hikari sempat berkata apa-apa, Raichi sudah menarik tangannya dan masuk ke lorong. Mereka berjalan melewati kamar pertama... kedua... ketiga... ke empat dan akhirnya mereka berhenti di kamar nomor lima. Raichi membuka pintu itu dan di dalamnya adalah replika kamar Hikari. Semuanya terlihat mirip dengan kamar Hikari kecuali, di kamar ini tidak ada jendala.

Shinjitsu And The Lost Memory [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang