Julukannya adalah Yuki Onna atau wanita salju karena sikapnya yang dingin dan cuek kepada siapapun. Dia tinggal di kota Deliora lebih tepatnya di Crimson Street nomor dua puluh empat. Dia adalah Kagura Hikari, gadis berumur 16 tahun dengan kulit yang putih, wajah yang lumayan, dan rambut hitam panjang yang bersekolah di SMU Seiryu, dia lumayan pintar karena mendapat beasiswa selama delapan tahun berturut-turut. Akan tetapi kehidupannya tidak seperti penampilan ataupun prestasinya yang bisa dibilang ‘sempurna’, dia sama sekali tidak punya teman. Mungkin dia bisa saja punya banyak teman kalau dia merubah sedikit sifatnya. Hikari seperti membuat tembok yang memisahkan dunianya dan dunia luar, dia membuat sangkarnya, mengurung dirinya sendiri dan membuang kuncinya jauh-jauh.
Hikari sedang melamun di pojok kelasnya sebelum kelas dimulai, memandang jendela dengan tatapan kosong dan sesekali bergumam tidak jelas atau lebih tepatnya, dia terlihat sedang melamun, memandang jendela dengan tatapan kosong dan sesekali bergumam tidak jelas. Yang sebenarnya terjadi adalah, dia sedang berbicara dengan seseorang yang tidak terlihat, seseorang dalam tubuhnya sendiri.
“Di kelas lagi?” tanya suara yang bergaung dalam kepala Hikari yang lebih mirip desisan.
“Kau sudah kuperingatkan jangan bicara saat aku berada di sekolah,” balas Hikari dengan nada dingin yang mengancam.
“Benarkah? Aku tidak ingat...”
“Diam kau,” hardik Hikari lalusedetik kemudian suara itu tidak terdengar lagi.
Bagi orang lain, hal seperti ini pasti sangatlah aneh tetapi bagi Hikari yang sejak lama sudah menyadari keanehannya, hal ini dianggap wajar dan keanehannya bukan itu saja. Hikari lebih suka hidup sendiri dan mencari uang sendiri daripada hidup dengan kerabatnya atau dia lebih suka menyendiri daripada bermain atau dia suka diam di rumah daripada jalan-jalan di luar. Menurutnya, semua itu sudah dianggap wajar. Bekerja sendiri, belanja sendiri, memasak sendiri, belajar sendiri, mengurus kebutuhannya sendiri, dan mendengar suara dari dalam kepalanya sendiri sudah menjadi rutinitas seorang Kagura Hikari.
***
“Namaku Kurokawa Raichi.Yoroshiku!” Suara ramah itu memecah lamunan Hikari yang sama sekali tidak sadar bahwa kelas sudah dimulai 10 menit yang lalu.
Suara itu berasal dari seorang pria yang sedang berdiri di depan kelas. Sekilas tidak ada yang aneh dengan pria ini tetapi kalau diperhatikan, rambut pria ini berwarna ungu tua. Anak-anak mulai berbisik-bisik tentang pendapat mereka tentang Raichi tapi hal itu tidak berlaku bagi Hikari yang sibuk mengeluarkan buku pelajarannya dan tanpa disadari Hikari, Raichi sudah duduk di kursi kosong di sebelahnya. Rasanya aneh bagi Hikari yang biasanya duduk di pojok sendiri sekarang harus duduk di sebelah laki-laki berambut ungu dan bertampang cool yang menarik perhatian. Mungkin karena Raichi tidak mengetahui keanehan gadis yang duduk di sebelahnya, Raichi terlihat biasa saja.
Selama pelajaran, Hikari menghindari kontak mata dengan Raichi, tetapi hal itu bukan untuk Raichi saja. Hikari selalu menghindari kontak mata dengan siapapun seakan-akan dia akan mati jika menatap mata seseorang.
Seperti biasa, Hikari selalu melewatkan jam istirahatnya dengan membaca buku, menulis-nulis atau melamun. Akan tetapi kali ini dia tidak bisa melewatkan jam istirahatnya dengan tenang karena orang-orang mulai mengerumuni meja Raichi. Mau tak mau, Hikari ikut mendengar Percakapan mereka dengan Raichi.
Mereka terus bertanya tanpa henti (“Kau berasal dari mana?.”, “Berapa umurmu?”, “Dulu sekolah di mana?”). Dan yang paling banyak adalah tentang rambutnya yang menurut Hikari biasa saja. Beberapa kali Hikari mendengar dirinya disebut-sebut dengan nama ‘Yuki Onna’ saat mereka menyudahi acara tanya-jawab mereka dan mulai dengan acara ‘bergosip’. Hikari lebih memilih menutup mulutnya dan berpura-pura tidak mendengar daripada mencampuri urusan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shinjitsu And The Lost Memory [HIATUS]
FantasíaKagura Hikari, gadis berusia enam belas tahun, tidak bisa menunjukkan ekspresinya dengan baik sejak berumur tujuh tahun dan juga dia tidak bisa mengingat kenangannya sebelum dia berusia enam tahun. Hikari kehilangan kedua orang tuanya saat dia berus...