Seseorang berjongkok di sebelah Raichi, mengangkat salah satu lengan Raichi, dan mengalungkannya di lehernya, membantu Raichi untuk berdiri.
Raichi membuka mata, melihat sekilas orang yang menolongnya lalu memutup matanya kembali. “Heh, lama sekali...”
“Kau terlihat menyidihkan... Apa yang terjadi, huh?” Hanya dengkuran Raichi yang menjawab pertanyaannya. “Dasar... kau terlalu memaksakan diri...,” katanya sambil menghela napas.
“Nee-chan, bukankah handphonemu berbunyi?”
“Benarkah?” Hikari segera membuka tas dan meengambil handphonenya. “Halo?”
“Hikari ---long!” kata Rui dengan suara putus-putus. “Mereka ---kan se---ra ---ne---mu--ku. Ce---at ---tang --ku ada ---i -----” telepon terputus sebelum Rui memberitahu tempatnya.
“Halo? Rui? Halo!?” Hikari melihat layar handphonenya lalu mengumpat, “sial! Tidak ada sinyal di sini!”
“Kenapa?” tanya Izumi.
“Rui, dia..., ayo keluar!” Hikari menarik lengan Izumi dan berlari keluar, mengabaikan Hitomi yang bertanya mereka akan ke mana.
“Ada apa sih!?” tanya Izumi begitu mereka sampai di luar.
“Sepertinya Rui dalam bahaya... Dia mengatakan seseorang akan menangkapnya dan menyuruhku datang ke suatu tempat, tapi teleponnya terputus sebelum aku mendengar tampatnya karena tidak ada sinyal di gedung ini. Aku akan mencoba menelponnya lagi.” Yang terdengar hanyalah nada sambung, disusul dengan pemberitahuan bahwa nomor yang dituju sedang sibuk. “Sial! Apa yang terjadi padanya!?” Hikari bergumam sambil mencoba menelpon lagi, tapi hal itu sia-sia.
“Bagaimana?” tanya Izumi mulai panik. Hikari hanya menggelengkan kepalanya. Keduanya hanya berdiri dengan canggung.
Tiba-tiba suara pesan masuk dari handphone Hikari memecah kesunyian. “Dari Rui...” kata Hikari.
“Apa isinya?”
“Tunggu.”
Subject: <none>
From: Mizushima Rui
Tempat menyenangkan, tempat menyeramkan
Jeritan ketakutan, jeritan kesenangan
Tempat yang tidak bisa dilupakan
Datanglah saat cahaya-cahaya menjadi titik-titik kecil...
“Teka-teki? Kau tau jawabannya?” tanya Izumi.
“Belum..., tapi e-mail berarti Rui sudah ditangkap. Rui tidak mungkin mengirim teka-teki seperti ini kalau dia meminta kita menolongnya.”
“Yaa... aku pikir juga begitu.”
“Apa ini? Detektif role play?” kata Hitomi yang tiba-tiba sudah ada di belekang Hikari dan Izumi.
“Waa! Sejak kapan kau ada di situ!?” Izumi berseru kaget.
“Sejak Hikari menerima e-mail itu.” kata Hitomi, “sedang apa kalian?”
“Errr, kelihatannya teman kami diculik,” kata Hikari.
Mendadak wajah Hitomi menjadi serius. “Kelihatannya mereka mulai bergerak...” kata Hitomi lebih kepada dirinya sendiri. “Lebih baik kita pulang dulu. Aku akan membicarakannya dengan Earl.” Kata Hitomi dengan nada memaksa.
“O, oke...” jawab Hikari dan Izumi bersamaan.
***
Di depan hutan, mereka bertemu dengan orang yang sedang memanggul Raichi di pundaknya. Mata Hikari melebar dan tangannya terangkat, menutupi mulutnya yang setengah terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shinjitsu And The Lost Memory [HIATUS]
FantasyKagura Hikari, gadis berusia enam belas tahun, tidak bisa menunjukkan ekspresinya dengan baik sejak berumur tujuh tahun dan juga dia tidak bisa mengingat kenangannya sebelum dia berusia enam tahun. Hikari kehilangan kedua orang tuanya saat dia berus...